Share

157. Apa Sisil Selamat?

last update Dernière mise à jour: 2025-06-06 09:56:57

Doni menggenggam ponselnya erat. Napasnya masih memburu akibat kejadian barusan. Di hadapannya, mobil penyok milik Sisil masih terjebak di dasar jurang. Asap tipis mengepul dari mesin. Suara gemerisik angin menyusup di antara pepohonan, menambah sunyi yang menyayat.

Dengan tangan gemetar, Doni menekan layar ponsel dan menghubungi pihak kepolisian.

"Halo, 110?"

Suara di ujung sana terdengar tenang.

"Ya, selamat siang. Ini dari Kepolisian. Ada yang bisa kami bantu?"

"Saya Doni. Saya ada di kawasan perbukitan arah utara Jalan Banyu Biru. Baru saja terjadi kecelakaan. Sebuah mobil jatuh ke jurang." Doni berhenti sejenak, lalu menambahkan

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Anilo Keren 37
Semoga aja selamat Don, pokok nya jangan bikin mudah sisil mati wkwk
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   166. Permintaan

    Rendra mengerutkan kening, memandang Hendrik yang jelas-jelas sedang berusaha keras menahan perasaannya. "Mulai dari kejadian Sandra, adik Doni. Apa yang sebenarnya terjadi?"Hendrik terdiam sejenak. Ia menggigit bibir bawahnya, sesekali mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar. "Itu... aku tidak tahu, aku...""Jangan coba berbohong, Hendrik!" potong Alvin yang sudah tidak sabar. "Kami tahu apa yang terjadi. Kamu sudah memperkosa Sandra. Kamu tahu betul apa akibatnya dari perbuatanmu itu."Hendrik mendongak, matanya berkaca-kaca. "Aku... aku tidak bisa mengendalikan diriku waktu itu.""Cukup!" seru Rendra, suaranya keras dan tegas. "Kamu tahu apa yang kamu lakukan, Hendrik. Tidak ada alas

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   165. Penyergapan

    Rendra mengedipkan mata, lalu mengakhiri sambungan dengan cepat sebelum Hendrik benar-benar menutup lebih dulu. "Terima kasih waktunya, Pak. Mohon maaf kalau mengganggu. Selamat sore."Begitu telepon ditutup, Alvin langsung bergerak cepat di komputernya. Ia menghubungkan layar ke sistem pelacakan satelit dan memperbesar lokasi yang baru saja dikunci. Gambar dari CCTV pelabuhan mulai muncul, meski tidak terlalu jernih."Ini dia. Sinyal ponsel aktif di sekitar pinggiran kota. Kamera menangkap pergerakan pria dengan hoodie gelap, masuk ke area rumah tak berpenghuni tanpa izin. Wajah tidak jelas, tapi ... sepertinya dia menyembunyikan sesuatu," kata Alvin sambil menunjuk ke layar."Apakah kita yakin itu Hendrik?" tanya Alvin, meski nadanya sudah agak yakin.

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   164. Melacak Alamat

    Liam baru saja selesai mengatur beberapa dokumen di meja kerjanya ketika melihat Hans bergegas keluar dari ruangannya. Wajah bosnya terlihat serius, tergesa-gesa, dan ada sesuatu yang berbeda?sesuatu yang membuat Liam sedikit khawatir."Pak Hans, Anda mau ke mana?" Liam bertanya, suaranya penuh rasa ingin tahu.Hans berhenti sejenak, memalingkan wajahnya ke arah Liam. Matanya tampak penuh pemikiran, tetapi ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan."Aku mau ke Rumah Sakit Puri Medika," jawab Hans tanpa banyak kata. Suaranya sedikit terburu-buru."Ada apa, Pak? Apa ada yang sedang sakit atau perlu mendapat bantuan medis?" tanya Liam penasaran.

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   163. Berdengup Kencang

    Suasana kantor polisi siang itu cukup sibuk. Di salah satu ruangan yang dikhususkan untuk penanganan kecelakaan lalu lintas, seorang petugas berpakaian dinas lengkap tengah duduk di balik meja dengan tumpukan barang bukti yang baru saja masuk. Di antara dompet, jam tangan retak, dan sehelai scarf dengan bercak darah samar, ia menarik satu buah ponsel dengan casing merah muda yang sudah sedikit tergores.Petugas itu, Bripda Rino, menatap ponsel tersebut sambil mengerutkan dahi, "Mungkin ini milik korban wanita dari kecelakaan tadi pagi," gumamnya pelan.Ia menekan tombol daya. Tak ada respon. Ia ulangi. Kali ini muncul logo ponsel yang menyala perlahan. Rino mengangguk kecil, sedikit lega. "Syukurlah, cuma mati sementara. Mungkin jatuh dan terguncang waktu benturan."

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   162. Gelagat Aneh

    Angin hari itu mulai terasa hangat saat Doni dan Ashley keluar dari kantor polisi. Namun, tak ada yang hangat dalam benak keduanya. Beban peristiwa demi peristiwa yang menimpa keluarga mereka seolah menumpuk dan tak memberi waktu untuk bernapas.Di parkiran, Doni menyandarkan tubuhnya pada mobil, menatap langit yang mulai memucat.Ashley menoleh ke arah mantan iparnya itu, "Oh iya, bagaimana keadaan Sandra sekarang? Apa ada perkembangan?"Doni mengangguk, tapi wajahnya berubah sedikit murung."Tadi aku sempat telpon suster yang nanganin Sandra, ternyata kondisinya masih belum stabil. Kata suster, kadang Sandra ngomong nyambung, kadang enggak. Kadang tenang, tapi bisa tiba-tiba histeris

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   161. Ke ujung Dunia

    Langit di luar kantor polisi tampak kelabu, menggantung mendung yang tak kunjung pecah. Di dalam lobi, suasana tak begitu ramai. Hanya suara langkah petugas dan bisikan kecil dari beberapa pengunjung yang sesekali terdengar. Doni dan Ashley duduk di kursi tunggu, menatap kosong ke arah pintu keluar.Ashley masih terlihat gelisah, kedua tangannya menggenggam satu sama lain di pangkuan. Beberapa kali ia menatap ke arah Doni yang duduk bersandar sambil memejamkan mata, seperti tengah menahan amarah yang belum tuntas.Tak kuat menahan rasa ingin tahunya, Ashley akhirnya bersuara pelan, nyaris seperti bisikan."Don, boleh aku tanya sesuatu?"Doni membuka matanya, mengalihkan pandangan ke arah wanita itu. "Tanya saja, Ash

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status