Share

Bab 145 Akrab

last update Last Updated: 2025-06-01 13:20:36

Nabila melihat Oma Nira yang tampak gembira dengan gelak tawa yang riuh menghiasi seluruh ruangan. Di samping Oma Nira, Bianca tengah bercerita yang membuat Oma Nira sangat terhibur.

Oma Nira maupun Bianca belum menyadari kedatangan Nabila. Melihat wanita tua itu begitu dekat dengan Bianca, membuat Nabila kembali bertanya-tanya, sedekat apakah keluarga Bianca, sehingga bisa akrab seperti itu?

Mbok Min menyadari ketidaknyamanan pada diri Nabila. Ia pun lantas menarik tangan Nabila untuk keluar dari kamar itu.

“Em … kamu mau minum? Biar Mbok minta buatin di belakang. Kebetulan Mbok sudah beberapa kali ke sini. Jadi, Mbok sudah kenal dengan pekerja di sini. Mau minum apa, Nabila?” tanya mbok Min.

Nabila tersenyum getir ke arah mbok Min. Lantas ia hanya meminta satu gelas air putih saja.

Mbok Min menoleh ke arah Bianca. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Wanita tua itu kemudian segera pergi ke dapur.

Nabila menatap keakraban kedua wanita yang berbeda usia itu. Entah kenapa, ia merasa tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 148 Perang Malam

    “Sayang, aku mau jujur sama kamu, tentang siapa sebenarnya Bianca.”Gala menghela napas kasar sebelum memulai ceritanya.“Jadi, Bianca adalah mantan pacar aku sebelum aku dan Delima menjalin hubungan. Bianca juga adalah teman sekelas Delima waktu SMA. Waktu itu, kami cukup dekat saat masih SMP, dan memutuskan untuk menjalin pacaran saat kami masuk SMA. Bianca juga sering mengunjungi rumahku, dari situ Bianca menjadi akrab dengan Ello, mami, papi dan Oma. Saat aku masih berpacaran dengan Bianca, saat itu pula Ello tengah menjalani hubungan pacaran dengan Delima. Tapi, hubunganku dengan Bianca harus kandas setelah kami menjalani hubungan satu tahun. Orang tua Bianca membawanya pindah keluar negeri, karena orang tua Bianca menjalani bisnis di sana. Jadi, mau tidak mau kami harus memutuskan hubungan kami.Kami putus secara baik-baik, tidak ada kebencian di antara kami. Setelah itu, aku dekat dengan Delima, yang telah putus dengan Ello karena suatu alasan. Hingga aku dan Delima memutuskan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 147 Pesan Ketiga

    “Bi Nining kok sudah rapi begini, mau ke mana, Bi?” tanya Nabila.Nabila dan Gala menatap bi Nining dari ujung kepala hingga ujung kaki.Bi Nining tersenyum terlihat salah tingkah, bak ABG yang sedang puber. Parfum yang dipakainya pun tercium begitu menyengat. Membuat Gala dan Nabila yang menciumnya, cukup merasa pusing.“Em … anu, Mbak Nabila dan Mas Gala. Saya … mau pergi ke pasar,” jawab bi Nining.Nabila mengernyitkan dahinya, tidak biasanya bi Nining ke pasar dandan seperti itu.“Mau ke pasar, ya? Tapi … kok cantik sekali, Bi Nining. Kayak mau pergi ke kondangan,” ujar Nabila.Bibir bi Nining yang berwarna merah menyala tersenyum merekah mendengar pujian dari Nabila.“Saya mau ke pasar bareng pacar baru saya. Kebetulan dia tukang ojek yang mangkal di dekat pasar, ini sekarang pacar saya lagi nunggu di depan. Kalau begitu, saya pergi sekarang, ya! Kasihan pacar saya lama nunggu,” sahut bi Nining.Nabila dan Gala saling melempar pandang. Mereka tersenyum geli melihat sikap bi Ninin

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 146 Perhatian

    Nabila spontan menoleh ke arah belakang. Di sana, Gala berdiri dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya.“Mas, kamu di sini? Bukankah kamu tadi mau bertemu dengan klien kamu? Em … ini bando siapa?” tanya Nabila.Gala duduk di samping Nabila. Ia merangkul bahu Nabila, lantas ia mengusap rambut yang terurai panjang itu.“Ketemuannya batal, ada kendala yang mengharuskan pertemuan ini tidak jadi. Ini bando barusan aku beli buat kamu. Oh iya, kamu kenapa duduk di sini sendirian? Apakah kamu sudah menjenguk Oma di kamar?” tanya Gala.Nabila menyandarkan kepalanya di bahu Gala. Ia menatap lurus ke arah ikan-ikan hias yang ada di kolam itu.“Sudah, Mas. Aku sudah menjenguk Oma tadi. Di sana juga ada-”“Bianca? Kamu merasa tidak nyaman ada Bianca di sini? Aku akan menyuruhnya untuk pulang,” potong Gala, ia hendak berdiri dan pergi.Nabila mengangkat wajahnya menatap Gala. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan menarik kembali Gala untuk duduk.“Bukan seperti itu, aku … aku tidak apa-apa, k

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 145 Akrab

    Nabila melihat Oma Nira yang tampak gembira dengan gelak tawa yang riuh menghiasi seluruh ruangan. Di samping Oma Nira, Bianca tengah bercerita yang membuat Oma Nira sangat terhibur.Oma Nira maupun Bianca belum menyadari kedatangan Nabila. Melihat wanita tua itu begitu dekat dengan Bianca, membuat Nabila kembali bertanya-tanya, sedekat apakah keluarga Bianca, sehingga bisa akrab seperti itu?Mbok Min menyadari ketidaknyamanan pada diri Nabila. Ia pun lantas menarik tangan Nabila untuk keluar dari kamar itu.“Em … kamu mau minum? Biar Mbok minta buatin di belakang. Kebetulan Mbok sudah beberapa kali ke sini. Jadi, Mbok sudah kenal dengan pekerja di sini. Mau minum apa, Nabila?” tanya mbok Min.Nabila tersenyum getir ke arah mbok Min. Lantas ia hanya meminta satu gelas air putih saja.Mbok Min menoleh ke arah Bianca. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Wanita tua itu kemudian segera pergi ke dapur.Nabila menatap keakraban kedua wanita yang berbeda usia itu. Entah kenapa, ia merasa tidak

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 144 Oma Sakit

    “Mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala pada Ello di sambungan telepon.Dari seberang telepon, Ello hanya tertawa kecil. Mendengar suara Gala yang terdengar kesal, seperti guyonan baginya.“Kenapa? Kamu takut aku godain istri kamu?” celetuk Ello.Gala mendengus kesal, ucapan Ello selalu terdengar menyebalkan di telinganya.“Lu belum jawab pertanyaan gue, mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala mengulang.“Santai, dong adik kecil … aku nelpon Nabila karena ada suatu hal penting yang harus aku sampaikan. Oma sakit, Oma ingin kalian datang ke sini menjenguknya,” jawab Ello.Gala terkejut mendengar kabar tentang Oma Nira. Tidak menyangka ternyata keadaan Oma Nira sedang tidak baik-baik saja.“Kenapa lu nggak nelpon ke nomor gue? Kenapa mesti ke nomor Nabila? Oh … gue tahu, pasti di balik ingin mengabari tentang kabar Oma, lu mencari kesempatan, kan, supaya lu bisa mengobrol dengan Nabila? Lu nggak bisa seenaknya seperti itu. Nabila telah sah menjadi istri gue. Nggak ada yang bisa mengg

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 143 Menjaga Hati

    Seorang wanita cantik berlari menghampiri Gala. Membuat Nabila bertanya-tanya, siapakah wanita itu?“Hai, kebetulan sekali kamu di sini. Baru saja aku mau main ke rumah kamu. Gimana kabar kamu, Gala?”Tanpa diduga, wanita itu mencium pipi kiri dan kanan Gala. Membuat Nabila membulatkan matanya. Beberapa langkah, Gala mundur karena terkejut dengan apa yang dilakukan wanita itu.“Em … kabar aku baik, Bianca. Kamu kapan pulang dari luar negeri?” tanya Gala.“Kemarin lusa aku baru pulang. Bagaimana kabarnya Mami sama Papi kamu? Kangen banget tahu, nggak, sama kalian? Aku juga turut berduka cita atas meninggalnya Delima. Kamu yang sabar, ya.” Wanita yang bernama Bianca itu mengusap lengan Gala.Nabila menatap Gala lalu Bianca. Nabila tidak tahu Bianca siapanya Gala, sebab sebelumnya Gala tidak pernah bercerita siapa Bianca.“Oh iya, Ello apa kabarnya? Sudah menikah belum dia? Pengen, deh, kita kumpul-kumpul bareng lagi kayak dulu. Kamu, aku dan Ello. Kalian itu kakak beradik yang sangat se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status