Share

Bab 67 Membujuk

last update Last Updated: 2025-04-23 18:10:32

“Aku harus pergi ke mana? Sudah berapa kontrakan yang aku kunjungi, tapi tidak ada yang kosong. Aku tidak mungkin tidur di emperan toko,” gumam Nabila.

Nabila berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai. Cuaca panas tidak menyurutkan niatnya untuk pergi menjauh dari rumah Gala. Namun, sayangnya ia kebingungan harus tinggal di mana sekarang.

Nabila berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia memesan air mineral dingin, untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga.

Nabila menyeka keringat yang mengucur di dahi. Beberapa kali ia mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.

“Apa aku kembali saja ke rumah Nadya untuk sementara waktu? Tapi ….” Nabila menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku tidak boleh ke sana. Cari jalan lain, pasti ada jalan, pasti ada!” gumam Nabila.

Nabila memijat pelipisnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan yang entah ke mana arah dan tujuannya.

Dari belakang, Nabila mendengar suara klakson motor. Nabila menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke belakang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 68 Album Foto

    Nabila menoleh ke arah samping rumah. Di sana, berdiri Laksmi sambil menenteng barang belanjaan berupa sayuran mentah.“Tante, aku ke sini mau minta izin untuk tinggal sementara di sini, sampai aku mendapatkan pekerjaan,” jawab Nabila.Laksmi mendekati Nabila, menatap keponakannya dengan tajam.“Apa? Mau tinggal di sini? Ini rumah Tante, bukan rumah kamu, Nabila. Ingat, ayah kamu pernah punya hutang sama Tante. Kamu tidak bisa seenaknya tinggal di sini, karena rumah ini sudah menjadi milik Tante,” jelas Laksmi.Nabila meraih tangan Laksmi, berharap belas kasih dari adik ayahnya itu.“Tante aku mohon, izinkan aku tinggal di sini sebentar saja. Sampai aku dapat kerjaan, aku janji aku bakalan angkat kaki dari rumah ini. Tolong, aku bingung mau tinggal di mana sekarang. Hanya rumah ini yang menjadi harapanku. Aku tidak mungkin tidur di luar. Gimana kalau begini saja, Tante, aku bayar sewa untuk satu bulan ke depan. Aku ada uang segini, sisanya buat biaya hidup aku. Bagaimana, Tante?” tany

    Last Updated : 2025-04-24
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 69 Kuah Sayur Bening

    “Kak Naima, di mana kamu sekarang, Kak? Seandainya kamu ada di sini, aku ingin memeluk kamu,” gumam Nabila.Nabila memandangi foto kakaknya, Naima. Naima yang masih kecil, harus terpisah dari keluarga saat diajak berlibur ke danau. Orang tua Nabila sudah berusaha keras mencari keberadaan anaknya itu. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Disinyalir, jika Naima hilang tenggelam di danau, saat orang tuanya lengah. Namun, sayangnya mereka tidak berhasil menemukan jasad Naima.Nabila menghembuskan napas kasar. Ia berpikir, jika saja Naima masih ada, mungkin Nabila tidak akan kesepian. Naima pasti akan menjadi sosok kakak yang baik yang akan melindungi adiknya dari marabahaya.Waktu telah menunjukkan petang. Kumandang adzan pun telah terdengar dari masjid terdekat di kediaman orang tua Nabila.Nabila yang belum sempat membersihkan diri, beranjak dari posisi duduknya lalu mengambil handuk. Namun, sebelum itu Nabila memasukkan album foto itu ke dalam tasnya.Kamar mandi di rumah itu han

    Last Updated : 2025-04-24
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 70 Tangan Kekar

    “Terry, Ya Tuhan … kenapa aku harus ketemu lagi sama wanita itu?”Jantung Nabila berdetak sangat kencang. Trauma atas kejadian di rumah Frans masih terbayang di dalam benaknya.“Nabila, ke sini!” teriak Bayu sambil melambaikan tangannya ke arah Nabila.Terry menoleh ke belakang. Namun, dengan cepat Nabila membalikan badannya membelakangi Bayu. Berharap Terry tidak melihat wajahnya.“Om, sepertinya aku harus pergi dari sini,” pamit Nabila, kemudian berjalan cepat meninggalkan bengkel.Langkah Nabila sengaja dipercepat. Takut jika Terry masih mengenali suaranya. Nabila berjalan sambil menunduk ke bawah. Dipeluknya berkas lamaran dengan erat. Hingga tidak sengaja, tubuh Nabila menabrak seseorang dan nyaris ia terjatuh ke atas aspal.“Hei, hati-hati. Kamu tidak apa-apa?” tanya Arsya.Nabila mengangkat wajahnya, melihat Arsya ada di tempat itu, sontak Nabila menjauh.“Mas Arsya,” gumam Nabila.Entah kebetulan atau bagaimana, lagi dan lagi Nabila harus bertemu lagi dengan Arsya.“Kamu kenap

    Last Updated : 2025-04-25
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 71 Pinangan Duda

    “Aw, sakit!” Nabila menggigit tangan itu, sehingga pemilik tangan itu memekik kesakitan dan melepaskan tangannya dari tubuh Nabila.Nabila berdiri lalu membalikkan tubuhnya. Matanya membeliak, saat mendapati seseorang yang sedang ia hindari saat ini.“Pak Gala, sedang apa di sini? Kenapa peluk-peluk saya?” tanya Nabila, sungguh ia sangat terkejut karena itu.“Aku ke sini mau jemput kamu untuk pulang ke rumahku,” jawab Gala.Nabila mengernyitkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Bahkan Gala pun berbicara sedikit aneh, tidak seperti biasa. Aku, kamu?“Jemput saya, Pak? Buat apa? Bukankah saya sudah melakukan hal tidak senonoh di rumah kalian? Itu, kan, yang ada di pikiran kalian tentang saya?” tanya Nabila.Gala terdiam mematung, menatap wanita itu tanpa berkedip.“Aku percaya sama kamu, Nabila. Aku percaya sama kamu,” imbuh Gala.Nabila bergeming, bingung atas sikap Gala saat ini.“Maksud Pak Gala?” tanya Nabila.“Aku minta maaf karena sempat tidak mempercayai kamu. Tapi sekaran

    Last Updated : 2025-04-25
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 72 Pura-pura

    “Calon istri?” Laksmi terdiam menatap Gala dan Nabila silih berganti.“Ya, Nabila adalah calon istri saya. Sebentar lagi saya akan menikahi Nabila. Jadi, stop membentak-bentak Nabila, karena saya tidak suka,” sahut Gala, menatap tajam ke arah Laksmi.Laksmi tampak gugup melihat Gala semarah itu melihat Nabila dibentak. Kini, Laksmi tidak bisa seenaknya berbuat semaunya terhadap Nabila di hadapan Gala.“Ah, em … menikah, ya? Kalau begitu Tante ikut senang. Nabila, kalau kamu sudah menikah, jangan pernah lupakan Tante, ya. Secara kan Tante ini keluarga kamu satu-satunya. Ya sudah, biar Tante saja yang bawain tehnya,” ujar Laksmi, nada bicaranya tiba-tiba berubah lembut.Nabila dan Gala saling melempar pandang. Lantas Gala menarik tangan Nabila, ingin membawanya kembali ke rumahnya.“Tapi, Pak Gala. Saya-”“Sssst! Stop panggil aku Bapak, karena aku bukan Bapak kamu,” potong Gala.Nabila terkekeh mendengar ucapan Gala.“Kalau bukan Bapak, saya harus panggil apa, dong?” tanya Nabila.Gala

    Last Updated : 2025-04-26
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 73 Mobil Mewah

    Di perjalanan pulang, Arsya yang tengah mengendarai motor, tersenyum sendiri saat teringat akan Nabila.Apalagi setelah cukup lama berpisah, baru kali ini Arsya bisa membonceng lagi Nabila. Hal itu membuatnya semakin yakin harus mendapatkan Nabila kembali.Berawal dari permintaan ibunya di penjara, meminta Arsya untuk mendekati Nabila kembali, bermaksud untuk memanfaatkannya supaya bisa mencabut tuntutannya. Namun, yang terjadi malah justru Arsya merasakan perasaan cinta itu kembali setelah sekian lama hilang.Setelah berpisah, pesona Nabila semakin terpancar. Sungguh, Arsya telah melakukan kesalahan besar. Arsya sangat gegabah. Membuang wanita istimewa seperti Nabila, demi wanita rakus seperti Weni.Sesampainya di depan rumah, Arsya tercekat saat mendapati sebuah mobil terparkir rapi. Mobil bergaya mewah, yang tentunya harganya terbilang fantastis.“Mobil siapa itu?” gumam Arsya bertanya-tanya.Arsya kemudian turun dari motornya, berjalan masuk hendak menanyakan perihal siapa pemilik

    Last Updated : 2025-04-26
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 74 Penadah

    “Ada apa ini, Weni? Kenapa ada polisi di sini?” tanya Arsya, ia melangkah mendekati Weni dan beberapa polisi itu.Weni dan beberapa polisi itu menoleh ke arah Arsya. Salah satu polisi mendekati Arsya, kemudian menjelaskan perihal kedatangan mereka ke rumah Arsya.“Mohon maaf, apakah Anda suami dari Ibu Weni ini?” tanya polisi, yang disambut oleh anggukan kepala Arsya.“Iya, saya suami Weni. Ini ada apa, ya, kok kalian bisa datang ke rumah saya? Kami merasa tidak ada masalah apa-apa,” jawab Arsya.“Jadi begini, Pak. Ibu Weni ini, terdeteksi telah membeli mobil curian. Seseorang telah melaporkan kasus kehilangan mobil yang ada di depan rumah ini, dan kami telah mengerahkan tim kami, untuk mencari tahu keberadaan mobil itu. Setelah diusut, ternyata mobil itu ada di sini. Tim kami menemukan postingan foto-foto mobil itu, dari sumber akun media sosial milik Ibu Weni. Mohon maaf, Pak, kami harus membawa Ibu Weni ke kantor polisi, untuk dimintai keterangan, karena Ibu Weni ini telah menjadi

    Last Updated : 2025-04-27
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 75 Cium Kaki

    “Mas, aku … aku tunggu di dalam mobil saja, ya!” ujar Nabila, saat ia dan Gala telah sampai di halaman rumah Nadin.Gala menoleh ke arah Nabila, memberikan pengertian bahwa semua akan baik-baik saja.“Tidak apa-apa, kita turun sama-sama. Aku yang akan memberikan pelajaran untuk Nadin. Jangan buat aku kecewa, Nadin harus meminta maaf dan mencium kaki kamu,” sahut Gala.Gala keluar dari mobil, menutup pintunya lalu berputar menghampiri pintu mobil di samping Nabila dan membukakannya.“Ayok turun, tidak usah takut selama ada aku,” ajak Gala, mengulurkan tangannya.Nabila yang ragu, menatap Gala yang terus meyakinkannya.“Ayok, Sayang. Tidak apa-apa,” ajak Gala.Nabila menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian menerima uluran tangan Gala.Dengan silih bergandengan tangan, Gala dan Nabila menunggu seseorang membukakan pintu setelah Gala menekan bel.Tidak berselang lama, ART di rumah itu membukakan pintu dan menyambut kedatangan Gala.“Eh, ternyata Pak Gala. Mari masuk,

    Last Updated : 2025-04-27

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 100 Mencari Kalung

    Setelah berucap demikian, Gala mengecup dahi Nabila lalu keluar dari kamar hendak pergi menuju kantor.Nabila terdiam kecewa, menatap kepergian Gala. Nabila memijat kepalanya pelan. Teringat wajah kecewa oma Nira, membuatnya merasa tidak nyaman.“Apa aku berangkat saja sendirian? Ya, sebaiknya aku cari saja sendiri. Semoga aku bisa menemukannya,” gumam Nabila.Nabila meraih tasnya, kemudian berjalan keluar dari kamarnya.“Pak Ujang mana, Pak?” tanya Nabila kepada satpam yang sedang berjaga.“Barusan pak Ujang nganter pak Gala ke kantor. Memangnya kamu mau ke mana, kok kayak mau pergi?” tanya satpam.Nabila hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lantas ia memesan ojek online, untuk mengantarnya pergi ke kampung itu.Setelah ojek online itu tiba di depan gerbang rumah Gala, Nabila segera menaikinya. Lantas memberitahu lokasi yang hendak ia kunjungi.“Mas, bisa nggak jalannya dipercepat? Soalnya tempatnya agak jauh dari sini,” pinta Nabila.“Baik, Mbak.”Tukang ojek pun mempercepat laju mo

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 99 Hilang

    Keesokan harinya, di ruang makan telah berkumpul keluarga besar Faisal. Mereka tampak menikmati sarapan pagi yang berupa nasi goreng.“Apakah Sandi sudah mandi? Setelah sarapan, Papi ingin mengajaknya jalan-jalan di sekitaran komplek,” ujar Faisal di sela-sela makannya.“Sudah, Pap, Sandi sudah aku mandikan. Sekarang dia sedang bersama bu Sani di taman belakang,” jawab Nabila.Gala menyendok telur ceplok ke atas piring Nabila.“Cukup, Mas, ini terlalu banyak,” cegah Nabila.Gala tidak mengindahkan ucapan Nabila. Selain telur, ia juga malah menambah nasi ke piring Nabila.“Tidak apa-apa, ibu menyusui memang harus makan banyak. Ibunya sehat, maka otomatis anaknya juga akan sehat. Makan yang banyak, aku suka kalau kamu makannya lahap,” sahut Gala.Seperti biasa, Erina selalu mendelikkan matanya ke atas. Tidak suka melihat kemesraan Gala dan juga Nabila. Ia masih berharap, Gala bersatu dengan Nadin yang menurutnya lebih berkelas dari pada Nabila.“Em … Nabila, kok kalungnya belum dipakai

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 98 Menangis Haru

    “Sayang, bangun lihat aku bawa siapa?”Gala membangunkan Nabila yang tengah tertidur pulas. Dengan mata yang masih lengket, Nabila memaksakan diri untuk bangun.Setelah mata terbuka, Nabila terkejut melihat Sandi berada di dalam kamarnya.“Sa-sandi, apakah aku nggak salah lihat? Apakah benar ini Sandi? Apa aku cuma mimpi?” tanya Nabila, ia menepuk-nepuk pipinya sendiri.“Benar, Sayang, kamu tidak salah lihat dan kamu tidak sedang bermimpi. Ini memang Sandi, dia sudah pulang dan kita akan berkumpul bersama lagi,” jawab Gala, ia tersenyum lebar.Nabila menangis haru kemudian mengambil Sandi dari gendongan Gala. Beberapa kali Nabila mengecup pipi Sandi, karena rasa rindu yang sudah beberapa hari ini tertahan.“Sandi, sayang … akhirnya kamu pulang, Nak. Ibu Nabila kangen sekali sama Sandi. Syukurlah kamu tidak apa-apa,” ujar Nabila, ia memeluk Sandi begitu erat, seakan tidak ingin terpisah lagi dengan anak itu.Gala duduk di samping Nabila, membelai lembut rambut wanita itu.“Sayang, aku

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 97 Terbaring Lemah

    Gala dan Seno pergi menuju rumah sakit. Mereka kemudian berjalan ke kamar di mana Arsya tengah dirawat di ICU.Orang-orang suruhan Gala berdiri saat melihat Gala datang. Gala hanya mengangguk, dan menyuruh mereka duduk kembali.“Apakah Arsya masih ditangani oleh dokter?” tanya Gala.“Sudah, Pak Gala. Sekarang pun Arsya sudah bisa ditemui di dalam,” jawab salah satu teman Seno.Gala berjalan masuk ke dalam kamar. Tampak Arsya terbaring lemah di atas ranjang pasien, dengan kepala terlilit perban. Melihat kedatangan Gala, Arsya hanya terdiam sambil menatap Gala yang terus mendekat ke arahnya.“Akhirnya saya bisa menemukan kamu, Arsya. Kenapa? Kamu mau coba lari dari saya?” tanya Gala, ia merasa geram terhadap Arsya.Arsya tersenyum sinis sambil memalingkan wajah, kemudian kembali menatap Gala.“Kenapa, Pak Gala? Apakah Bapak mau memberi pelajaran buat saya? Mau menghukum saya? Mau menjebloskan saya ke penjara? Silahkan, Pak, bahkan jika Pak Gala mau membunuh saya, pun, saya sudah siap. N

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 96 Kecelakaan

    “Sudah enakan, Sayang? Sekarang kamu mau makan apa? Biar aku masakin,” ujar Gala, ia membantu Nabila untuk bangun.Kini Gala telah membawa Nabila pulang ke rumah, setelah dokter memperbolehkan Nabila untuk pulang.Nabila menggelengkan kepalanya pelan. Pikirannya masih fokus ke Sandi. Entah bagaimana nasibnya anak itu.“Aku tidak mau makan, Mas. Aku hanya ingin Sandi kembali. Kasihan, dia, apakah dia baik-baik saja atau tidak? Apakah dia haus dan lapar atau tidak? Sebaiknya kita cari dia, Mas,” sahut Nabila, matanya tampak berkaca-kaca.Gala mengusap punggung tangan Nabila, lantas mengecupnya dengan lembut. Lalu mengusap rambutnya.“Papi, pak Ujang, dan orang-orang suruhanku sedang mencari anak kita, Sayang. Kita berdoa saja semoga Sandi lekas ditemukan. Sekarang kamu makan, ya! Aku juga tidak akan tinggal diam, aku juga akan mencari Sandi!” seru Gala.Nabila pun bersedia untuk makan. Gala segera membuatkan makanan untuk Nabila. Namun, hanya sedikit makanan yang masuk ke dalam perutnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 95 Berbeda Versi

    Nabila membuka matanya perlahan. Ia mengedarkan pandangan ke langit-langit sebuah ruangan.“Di mana aku?” gumam Nabila.“Sayang, kamu sudah bangun? Syukurlah kamu ternyata masih hidup.”Nabila menoleh ke sisi kanannya. Nabila terkejut, Gala tengah duduk menatapnya dengan air mata berlinang. Nabila telah berada di sebuah kamar rumah sakit. Ia telah mendapatkan penanganan dari dokter.“Mas Gala, kamukah itu? Apakah aku sedang bermimpi?” Nabila mengusap wajah yang dirindukannya.Gala mengangguk, ia tersenyum sambil menatap lekat Nabila.“Iya, Sayang. Ini aku, Gala, kamu tidak sedang bermimpi. Bagiamana keadaan kamu, sudah lebih baik?” tanya Gala.“Masih ada sedikit pusing dan badan sakit-sakit. Tapi tidak apa-apa aku senang melihat kamu lagi,” jawab Nabila.Pintu kamar terbuka dari luar. Keluarga Gala masuk ke dalam, mereka hendak menemui Nabila.“Sayang, kamu tidak apa-apa?” tanya oma Nira, ia memeluk Nabila.“Tidak apa-apa, Oma. Aku baik-baik saja. Senang bisa lihat Oma lagi,” jawab Na

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 94 Rekayasa

    Nabila melihat banyaknya orang di tempat itu. Entah mereka tengah melakukan apa Nabila pun tidak tahu. Namun, di antara mereka ada beberapa orang berseragam polisi dan berseragam tim SAR.Menjadi sebuah kesempatan, Nabila memanfaatkan situasi itu. Ia berlari ke arah mereka, hendak melaporkan kejahatan Arsya terhadapnya. Nabila berharap mereka bisa membantunya untuk pergi dari tempat itu.“Ada apa, Mbak? Kenapa lari-lari?” tanya seorang pemuda yang tengah berdiri sambil sesekali menatap layar ponsel. Pemuda itu mendekati Nabila.“Mas, tolong saya. Mereka mengejar saya, saya takut!” jawab Nabila, sambil menunjuk ke arah Arsya dan beberapa orang yang mengejarnya.“Ikut saya, Mbak!” seru pemuda itu, kemudian menarik tangan Nabila secara paksa.“Eh-eh, kenapa tarik-tarik tangan saya, Mas. Kenapa saya dibawa kembali ke sana? Jelas-jelas saya habis lari dari sana,” ujar Nabila, ia merasa aneh.Pemuda itu tidak menjawab, membuat Nabila merasa curiga. Nabila berusaha menepis kasar tangan pemud

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 93 Tak Sadarkan Diri

    “Tidak, jangan lakukan itu, Mas. Lepaskan aku!” tolak Nabila, saat Arsya hendak meraih kancing baju milik Nabila dan hendak membukanya.Nabila terus memberontak ingin menghindari Arsya. Hingga akhirnya, Nabila nekat menendang kaki Arsya dengan kedua kaki yang masih terikat.Arsya tersungkur ke lantai, beruntung sebelumnya Bella telah Arsya baringkan di atas lantai.“Nabila, kamu tega melakukan itu padaku? Padahal aku tidak ada niat untuk menyakiti kamu,” ujar Arsya, ia bangkit lalu mendekati Nabila kembali.Nabila hanya terdiam, semata ia lakukan hanya ingin melindungi diri dari sikap Arsya yang sangat kurang ajar.“Bella tidak meminum asi, sebaiknya kamu berikan susu formula, sesuai yang sering ibu dan neneknya berikan kepadanya,” tolak Nabila.Arsya sedikit merasa kesal terhadap Nabila. Lantas ia membawa Bella keluar dari ruangan itu.Nabila kembali menyandarkan kepalanya ke tembok. Kepalanya merasa pusing akibat ia tidak mau makan seharian ini.Nabila kemudian membaringkan tubuhnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 92 Obsesi

    “Bella, ini Bella bukan Sandi. Ja-jadi … apakah kamu-”“Ya, kamu benar, Nabila. Ini aku, bukan Ello!”Lelaki itu kemudian membuka topi serta maskernya. Nabila terbelalak, ternyata lelaki yang ia duga adalah Ello, ternyata adalah Arsya, mantan suaminya.“Mas Arsya, kamu ….”Arsya terkekeh melihat reaksi Nabila. Keterkejutannya membuatnya semakin tertarik kepada mantan istrinya itu.“Ya, apakah kamu bahagia melihatku lagi? Aku harap begitu, Nabila,” sahut Arsya.Nabila tidak habis pikir, kenapa Arsya melakukan hal itu kepadanya. Bahkan tak terlintas sedikit pun di benak Nabila, Arsya melakukan hal senekat itu.“Apa maksud kamu melakukan semua ini padaku, Mas? Apa salahku sama kamu?” tanya Nabila.Arsya kemudian duduk di hadapan Nabila, sambil menggendong Bella.“Seharusnya aku yang bertanya sama kamu, Nabila. Kenapa kamu menikah dengan pak Gala? Kamu tahu? Aku cemburu setelah mendengar kenyataan bahwa kamu telah dinikahi oleh bos aku. Aku tidak rela, Nabila. Sumpah demi Tuhan, aku tidak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status