Share

Bapak kembali

Ya Allah. Jangan biarkan dia bisa masuk ke kamarku. Adrenalinku terpacu dengan sangat kencang. Jantung rasanya berdebaran tak karuan, tanganku mulai berkeringat dingin. Cepat kuambil Arsen ke dalam gendonganku. Jangan sampai Arsen takut mendengar suara pintu yang berusaha dibuka paksa itu.

"Divya! Kamu di dalam?" Suara Bapak. Fiuh, berangsur aku bisa bernafas lega. Ternyata bukan Mas Bima yang datang.

"I–iya Pak," sahutku. Kuatur nafasku perlahan, agar irama jantungku kembali beraturan. Baru aku bangkit, untuk membuka pintu.

"Kenapa tak bilang, kalau mau pulang? Kan, bisa Bapak jemput," kata Bapak begitu aku menampakkan wajah di hadapannya. Masih seperti dulu, tetap perhatian padaku.

"Divya tadi langsung ke pengadilan agama, Pak," kataku. Bapak mengambil Arsen dari gendonganku. Kelihatan sekali dia kangen pada cucu semata wayangnya.

"Apa tak bisa lagi diubah keputusanmu?" tanya Bapak sembari duduk di sofa. Aku juga duduk di sofa yang lain.

"Divya nggak bisa memaksakan hati Divya lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status