Share

Tak mendapat jawaban

"Pak, maksud Bapak apa, bilang Satria bukan muhrim Divya?" selidikku.

Kulihat Satria menatap tajam sekali pada Bapak. Sampai rahangnya tampak mengeras. Dia sepertinya sangat marah mendengar Bapak bilang kami bukan muhrim.

"Maksud Bapak, kalian sudah bukan anak kecil lagi. Tak pantas kalau tinggal serumah, kalau tak ada suamimu di rumah." Aku tak percaya dengan apa yang Bapak bilang. Apalagi Bapak bicara tanpa menatap wajahku. Beliau mengalihkan pandangan keluar rumah. Takut aku akan melihat kebohongan di matanya.

"Bapak yakin, setelah kejadian ini. Bima tak akan pulang," sambung Bapak.

"Divya nggak peduli sama dia! Pak, kenapa Bapak jadi seperti ini? Mana Bapak Divya yang tegas dan berwibawa. Laki-laki itu! Laki-laki yang selalu Bapak bela itu! Dia sudah melempari wajah Bapak dengan banyak kotoran! Kenapa Bapak diam saja! Bertindak Pak! Penjarakan dia! Divya yakin, Bapak sudah cukup punya banyak bukti kan? Kenapa Bapak justru mengasingkan anak-anak Bapak karena dia!" cecarku. Dadaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status