125. TASYA MELAWAN (Kemarahan Maura!) (Bagian B)Saat mendengar ucapan Maura, Farhan langsung berbalik dan menatap calon istrinya itu dengan pandangan tajam dan juga mematikan. Dia tidak menyangka kalau Mara bisa mengatakan hal itu, bukankah itu artinya Maura hitung-hitungan dan mengatakan kalau Farhan tidak mempunyai rumah hingga berakhir dengan menumpang di sini?“Kamu ngatain aku numpang? Iya? Begitu?” tanya Farhan sambil menaikkan sebelah alisnya. “Aku nggak ngomong begitu!” elak Maura dengan cepat, dia berkilah dan menatap ke arah lain dengan malas. “Lagian kamu juga jangan yang aneh-aneh, Mas. Kalau pintu ini rusak, aku yang bakal keluar uang buat benerinnya!” Maura berujar ketus.“Loh, ini apa? Kata-kata kamu ini berarti kamu nggak ikhlas aku tinggal di sini!” sahut Farhan menghakimi.“Aku nggak ada bilang begitu!” pekik Maura meradang. “Kok jadi merembet ke mana-mana sih, Mas? Aku cuma nggak mau kamu ngerusak pintu ini, udah! Itu aja!” kata Maura lagi.Farhan tidak menyahut d
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU126. POV SAYAKA (Gertakan untuk Mira!) (Bagian A)~Aksara Ocean~POV SAYAKA“Kamu beneran nggak kenapa-kenapa, Dek?” Lagi-lagi pertanyaan itu aku dengar dari belah bibir Mas Putra, sepupuku itu menatapku dengan pandangan khawatir bercampur gemas dan juga emosi yang terlihat sangat berusaha ditahannya.Aku cukup kaget tadi karena Bi Surti mengatakan kalau Mas Putra ada di bawah dan ingin bertemu denganku, aku langsung melihat kedinding dan langsung menemukan kalau benda bundar yang tertempel di sana menunjukkan pukul sepuluh pagi.Apa dia tidak kerja? Batinku bertanya-tanya, namun aku tetap turun ke bawah dan menemui Mas Putra. Dan disinilah aku sekarang, duduk di hadapannya dengan bosan karena dia terus saja mengulang-ulang pertanyaan yang sama semenjak tiga puluh menit yang lalu.“Aku baik-baik aja, Mas,” kataku sambil tersenyum, walau di dalam hati sana sudah sangat bosan tapi aku juga tidak mau membuat dia kecewa dengan
127. POV SAYAKA (Gertakan untuk Mira!) (Bagian B)“Ya karena Mas mau belikan hadiah untuk Arca, dan Mas butuh bantuan kamu buat milih benda yang dia suka!” kata Mas Putra gemas.“Ya Allah! Hahahahaha ….” Aku tertawa hingga menunduk, malu sekali rasanya karena sudah mempunyai pikiran yang tidak-tidak pada Mas Putra.Apalagi aku tadi menuduhnya sebagai lelaki yang pelit dan juga mencercanya dengan kejam. Aku semakin menguatkan suara tawaku saat melihat wajah Mas Putra yang terlihat merana dan juga tertekan.“Maaf ya, Mas. Maaf banget ….” Kataku sambil mengatupkan kedua tanganku dan kali ini aku yang menatapnya dengan pandangan memelas. “Aku kira ….”“Kamu ngira apa?” Mas Putra menyela ucapanku dengan cepat. “Kamu kok, jahat banget sih, Dek? Mas nggak nyangka loh, kamu kok bisa-bisanya punya pikiran kalau Mas ini pelit dan takut bayarin belanjaan Arca?” tanyanya dengan nada sendu yang dibuat-buat hingga gelak tawaku kembali terdengar dengan sangat nyaring.“Hahahaha, maaf Mas!” kataku la
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU128. MAMA ARGA (Bagian A)~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak
129. MAMA ARGA (Bagian B)“Baik, Tan. Kami pasti akan menyempatkan waktu untuk berkunjung,” kata Mas Putra sambil menyunggingkan senyum minta maaf.“Baiklah, emmmmm … siapa namanya? Tante pulang dulu, ya! Mampirlah sesekali bersama Putra dan Bobby,” katanya padaku, dia mengulurkan tangannya dan aku segera menjabat telapak tangan halus itu.“Sayaka, nama saya Sayaka, Tante. Dan saya akan usahakan untuk mampir sesekali,” kataku sopan.Dan entah kenapa, setelah mendengar namaku, wanita itu langsung menoleh ke arah Mas Putra dengan pandangan bertanya. Matanya melotot kaget, dan setelahnya dia melepaskan tanganku dan sepenuhnya menatap Mas Putra dengan pandangan yang tidak bisa aku artikan.“Sayaka?” tanyanya memastikan.“Iya, Tan. Sayaka!” sahut Mas Putra dengan mantap.“Sayaka yang itu?” tanyanya ambigu.Aku semakin mengerutkan keningku dengan dalam, pembicaraan Mas Putra dan juga wanita ini sama sekali tidak bisa aku cerna. Kenapa namaku seolah menjadi sangat menarik? Ada apa, sih?“Iya
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU130. PESTA PERNIKAHAN MAS FARHAN (Bagian A)~Aksara Ocean~Hari ini adalah hari sabtu, aku duduk di kamar sambil mendengarkan salah satu video motivasi yang ditayangkan di salah satu aplikasi video yang sudah sangat terkenal di negara ini.Tubuhku bersandar nyaman di kepala ranjang, sesekali tanganku mengelus perutku dengan lembut. Namun, walau mata dan telingaku fokus ke video, tapi pikiranku berkelana entah kemana. Memikirkan hidupku yang terasa lebih nyaman dan juga tenang, tanpa keributan dan juga tuntutan dari keluarga Mas Farhan.Aku mendapatkan informasi, kalau Tante Mira sudah mengetahui kalau Om Rama dan juga Tasya memiliki hubungan terlarang dan berselingkuh di belakangnya. Ada yang mengirimi foto-foto mereka yang sedang bermesraan pada Tante Mira, kemurkaannya membuahkan pengusiran pada Om Rama dan juga keluarga Mas Farhan.Mas Farhan dan keluarganya kini menumpang di rumah Maura, mereka ditampung oleh mantan sah
131. PESTA PERNIKAHAN MAS FARHAN (Bagian B)“Inget apa?” Lagi-lagi aku bertanya heran.Aku memang tidak bisa mengingat apapun mengenai hari ini, memangnya ada apa? Atau ada janji yang aku lupakan? Wah, bisa disemprot Arca kalau aku sampai lupa janji dengannya.“Memangnya ada apa? Kita ada janji mau ketemu, atau apa?” cicitku pelan.[Astaghfirullah, Ya! Kamu lupa?!] Pekik Arca dengan histeris.Mampus! Dia akan menceramahiku tujuh hari tujuh malam jika memang benar, kenapa aku bisa lupa sih? Memangnya kami mau ke mana? Ada acara apa? “Aku lupa, aku nggak ingat, Ca! Emang kita ada janji mau ke mana?” tanyaku lirih.[Hari ini pernikahan Farhan dan juga Maura, kamu lupa?] Ujar Arca dari seberang sana.Aku mengerutkan keningku, tidak mengerti dengan ucapannya. Kalau hari ini hari pernikahan mereka, lantas kenapa? Toh, tidak ada hubungannya juga denganku. Lagian, aku tidak peduli.“Aku harus ingat, ya?” tanyaku dengan heran.[Ya nggak gitu juga, Ya. Tapi ini kan pernikahan mantan suami dan
132. PESTA PERNIKAHAN MAS FARHAN (Bagian C)Dan jujur saja aku mulai goyah, menunjukkan pada mereka kalau aku bahagia dan baik-baik saja memang adalah salah satu keinginan terbesarku. Namun, mendatangi pesta mereka juga bukanlah hal yang baik.[Ayolah, kita akan buat Farhan menyesal telah mengkhianati pernikahan kalian dan meninggalkan kamu, Ya!] Arca masih saja merayu dengan orasi-orasinya di seberang sana. [Mau, yah?] Tanyanya dengan nada memelas.Aku memutar bola mata bosan, ide Arca benar-benar sangat membagongkan. Siapa yang akan hadir di pernikahan mantan suaminya coba? Mana perceraian kami akibat huru-hara perselingkuhan, bukan perceraian lewat jalur damai.“Aku malas, Ca. Nanti dikira orang aku belum move on dan masih mendambakan Mas Farhan, aku tidak sudi di cap begitu!” kataku masih berusaha menolak.[Lah, kamu datang ke sana kan nggak sendirian loh, Ya. Orang-orang bakalan ngeliat kamu bahagia, bukannya kamu yang galau. Pokoknya aku nggak mau tahu, sejam lagi aku jemput kit