Share

19. KEANEHAN DEMI KEANEHAN (BAGIAN B)

19. KEANEHAN DEMI KEANEHAN (BAGIAN B)

“Emmm, bilang sama Wak wedok, Aya baik-baik saja,” tulisku dengan cepat.

Namun setelahnya, panggilan dari nomor Wak Lukman masuk. Dan dengan cepat aku langsung menggeser tombol hijau, setelahnya kekehan kecil keluar dari kedua belah bibirku karena mendengar suara Wak Ifah yang lembut.

[Assalamualaikum, Nduk. Kamu baik-baik saja?] Sapanya di ujung sana.

“Waalaikumsalam, Wak. Aya baik-baik saja, Alhamdulillah ….” kataku lembut.

[Kalau ada apa-apa langsung ngomong ya, Nduk. Firasat Wawak tidak enak.] Katanya lagi, nada cemas langsung memasuki indera pendengaranku.

“Pasti, dong! Memangnya Aya bisa mengadu ke siapa lagi? Cuma kalian yang Aya punya sekarang,” ujarku dengan sendu.

[Hush, Kalau Bibimu mendengar kata-katamu dia pasti tersinggung.] Ucap Wak Ifah dengan cepat. [Nduk, kalau ada apa-apa hubungi Mas-Masmu. Kemarin Masyitah ngomong kalau Bobby dan Putra saat ini bekerja di salah satu perusahaan di kotamu. Kalau tidak salah namanya apa ya? Apa na
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status