POV Arif"Gimana, Rif ? Dapat alamat rumahnya Alya?" tanya Ibu saat aku dan Mbak Maya pulang dari keliling, mencari informasi tempat tinggal Alya yang ternyata tinggal di kediaman temannya yang bekerja di perusahaan milik Pak Arga. Yakni Sinta namanya. Gadis yang kukenal sebagai sahabat dekatnya Alya sejak mereka masih sama sama bekerja di perusahaan itu dahulu.Syukurlah, setelah hampir tiga jam melakukan penelusuran akhirnya aku dan Mbak Maya pun berhasil juga menemukan tempat tinggal Sinta tersebut.Setelah berhasil menemukan kediaman Sinta itu, tentu saja aku dan Mbak Maya mulai melakukan pengamatan, bagaimana kondisi rumah Sinta, di pagi menjelang siang hari. Apakah celah itu terbuka lebar untuk kami melakukan penculikan terhadap Kayla atau tidak.Ternyata hasil yang kami dapat kan adalah, celah itu terbuka cukup lebar sebab rumah Sinta di jam jam kerja ternyata sepi, karena Sinta dan Alya tentu saja berangkat ke tempat kerja masing masing dan di rumah itu hanya ada Yanti, pengas
POV Arif"Soraya! Lepaskan! Apa apaan sih kamu main peluk peluk orang seenaknya aja! Kamu itu bau banget tahu! Aneh! Kamu kenapa? Apa yang terjadi sama kamu! Kemarin katanya punya suami!""Rumah ku kamu rampas bareng suami kamu! Mobil kamu curi! Motor kamu kuasai bareng laki laki yang kamu bilang suami kamu itu! Tapi kok sekarang tiba tiba kamu kayak gembel begini! Apa sudah diusir suami kamu setelah kamu bantu dia mengambil semua harta milikku!""Kalau iya, syukurin! Karma memang nggak pernah salah orang! Kemarin kamu bikin aku dan keluargaku keluar dari rumah macam gembel sampai akhirnya sekarang kami harus tinggal di kontrakan sempit!""Tapi sekarang kamu yang jadi gembel nggak punya apa apa seperti ini! Kenapa? Kamu nggak berani melawan suami kamu yang badannya kekar dan banyak tato nya itu! Ternyata kamu penakut juga! Aku pikir kamu preman betina yang sanggup menghadapi semua laki laki! Ternyata kalah juga ya!""Sekarang kamu mau apa? Pakai ngomongin jodoh jodoh segala? Kamu piki
POV Arif"Rif, sudah kamu hubungi Alya? Bilang kalau Kayla ada sama kamu dan syarat untuk mendapatkan dia kembali adalah dia harus bersedia rujuk sama kamu lagi?""Cepat sana kasih tahu, dari pada keburu dia lapor polisi!" ujar Ibu usai Soraya meninggalkan ruang tamu.Ibu tengah menggendong Kayla yang tampak rewel karena mungkin baru kali ini merasakan pelukan neneknya sehingga bayi kecil itu tampak gelisah dan tak nyaman."Sudah aku pesan sama pengasuh nya, Bu, bilang kalau Kayla ada sama Papanya. Biar Alya tahu kalau yang bawa kabur Kayla adalah aku. Jadi Ibu tenang aja, sebentar lagi Alya pasti hubungi aku dan setuju rujuk sama aku demi Kayla balik. Dia kan sayang banget sama Kayla, apa pun syarat dari Arif, pasti akan dia penuhi asalkan Kayla kembali.""Mana bisa dia lapor polisi, Bu, aku kan Papanya. Aku juga berhak dong atas putriku. Polisi pasti akan menerima alasan aku bawa kabur Kayla. Aku bilang aja kalau selama ini mau lihat Kayla tapi nggak boleh sama ibunya, makanya nggak
POV Arif"Rif, sekarang belikan obat penurun panas sana ... ! Kasihan ini si Kayla, rewel terus dari tadi karena badannya agak anget. Mungkin kecapekan di jalan tadi habis kita bawa pakai angkot. Kamu sih suruh pake taksi online malah nyarinya angkot!""Ini badannya agak panas. Kalau dikasih penurun panas 'kan bisa cepat turun suhunya. Kalau dibiarin aja entar malam kamu nggak bisa tidur lho, rewel dia," ujar Mbak Maya lagi setelah aku selesai menyerahkan botol DOT berisi susu yang baru saja aku buatkan untuk Kayla.Mendengar perkataan kakakku itu, aku menggaruk garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal. Apa? Beli obat penurun panas? Berapa harganya? Uang ku tinggal tiga puluh ribu rupiah lagi. Hanya cukup untuk naik ojek online pulang pergi ke kantor besok pagi, sisa sepuluh ribu buat tunggu tunggu kantong menjelang lusa gajian. Masa iya harus di habiskan juga untuk beli obat penurun panas? Lagian emang cukup sepuluh ribu buat beli obat penurun panas?"Harus ya, Mbak minum obat penur
POV Arif"Gimana, Rif? Udah menghubungi kamu belum si Alya? Kok belum ada kabar apa apa dari kamu dari tadi?" tanya Ibu saat aku baru saja meletakkan tubuh Kayla yang baru saja tertidur setelah terpaksa aku sendiri yang mengayun ayunkan nya dari pada Ibu dan Yuni bertengkar terus, di atas karpet di ruang tengah karena kamar sedang diisi dan ditiduri oleh sosok Soraya yang sejak masuk kamar tadi berdua putrinya langsung amblas tidur belum bangun bangun juga sampai sekarang, seolah olah sudah bertahun tahun tak bertemu tempat tidur.Kayla rewel dan nangis dari tadi saja tak membuat perempuan itu dan putrinya terbangun dari tidur mereka. Tak seperti dulu yang bak putri keraton, berisik sedikit saja langsung protes dan komplain karena takut Cyntia terganggu tidurnya.Tapi biar saja Soraya dan putrinya tak bangun bangun, sebab bangun pun tak ada gunanya. Yang ada malah bikin ribet dan kesel saja. Bagus nggak usah bangun sekalian alias mati, batinku yang merasa kesal karena harus bertemu So
POV AlyaAku mengernyitkan kening saat tak berapa lama sampai ke kantor, kulihat panggilan WhatsApp dari Yanti ke hapeku.Segera aku mengangkat panggilan tersebut dan merasa terkejut bukan main saat mendengar tangisan tersedu sedu dari gadis itu."Bu ... Kayla, Bu ... Kayla diculik orang ... !""Maafkan saya, Bu. Saya nggak bisa jaga Kayla dengan baik. Saya udah berusaha melawan tapi ... tapi nggak berhasil, Bu Maafkan saya, Bu ... hiks ... hiks ...!" ratap Yanti sembari menangis mengiba iba dari seberang sana.Mendengar penuturan gadis itu, seketika aku pun merasa terkejut dan tubuhku sontak terasa lemas bukan main. Tubuhku gemetar hebat dan jantung berdebar kencang. Kayla diculik orang? Ya, Tuhan ... siapa yang telah tega menculik bayi tak berdosa itu dan untuk apa???"Apa? Kayla diculik orang? Siapa, Yan? Dan gimana bisa terjadi?" tukasku panik sembari meraih kembali tas kerjaku dan berjalan tergesa gesa menuju anak tangga untuk turun ke lantai bawah butik di mana Pak Satrio, sopi
POV Arif "Rif, bangun, udah pagi ... ! Jadi nggak kamu mau nganterin Kayla pulang ke rumah ibunya? Gih, anterin! Capek Ibu jagain dia semalaman! Kamu mah enak bisa tidur! Lha Ibu nggak bisa tidur sama sekali gara gara anak kamu ini rewel nangis terus!""Ini anak apaan sih? Nggak ibu nggak anak, sama aja! Bikin susah orang aja bisanya! Bisa bisanya semalaman nangis terus nggak berhenti berhenti, bisa gila Ibu kalau lama lama anak kamu ini ada di rumah ini!""Mana Maya nggak bisa diganggu lagi karena Najwa juga jadi ketularan sakit nya anak kamu ini! Kamu juga tidur! Huh! Nggak emak, nggak anak, sama aja kelakuannya! Sama sama bikin capek dan susah orang aja!" gerutu Ibu sembari mengguncang guncang bahuku saat aku baru saja terlelap setelah semalaman tak bisa tidur akibat kamar sudah dikuasai oleh kuntilanak Soraya dan putrinya sehingga akhirnya aku terpaksa tidur di atas lantai dengan hanya beralaskan tikar plastik yang dingin sehingga bolak balik aku terjaga karena kedinginan.Menden
POV AlyaAku baru saja tiba di kantor saat ponselku bergetar. Ternyata telepon dari Yanti, asisten rumah tanggaku. Berharap mendapatkan kabar baik soal keberadaan putriku yang saat ini masih berada di tangan Mas Arif, aku pun gegas mengangkat panggilan tersebut.Benar saja, saat aku terima panggilan darinya, ternyata Yanti memang mengabarkan tentang kepulangan Kayla yang barusan saja diantar oleh Mas Arif ke rumah."Bu, alhamdulilah ... adik udah dipulangkan sama Pak Arif, Bu. Barusan aja ... sekarang adik ada di rumah. Tapi badannya agak panas sih, Bu. Apa Ibu bisa pulang sebentar untuk belikan adik obat penurun panas?" ucap Yanti yang membuatku seketika merasa lega.Meski pun kata Yanti, Kayla dalam keadaan panas badannya tapi setidaknya putri semata wayangku itu sekarang telah kembali berada di tanganku.Selepas ini aku akan berusaha menjaga Kayla dengan sebaik baiknya. Tak akan kubiarkan Mas Arif mendekatinya lagi dengan alasan apa pun juga bila niatnya hanya ingin melakukan yang