ISTRI GENDUT YANG KAU HINA!

ISTRI GENDUT YANG KAU HINA!

Oleh:  Aura_Aziiz16  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
60Bab
29.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alya, selalu dihina oleh suaminya karena sejak melahirkan tubuhnya menjadi gendut dan tak menarik lagi. Arif, bahkan tega mengusir dan menceraikan istrinya itu hingga akhirnya Alya terpaksa tinggal di rumah sahabatnya. Namun, dari sanalah akhirnya Alya bangkit dan berhasil mandiri serta sukses setelah berhasil mendapatkan kembali pekerjaan sebagai pengelola butik. Melihat kesuksesan yang dicapai Alya, Arif pun merasa menyesal dan ingin rujuk kembali. Sayang Alya telah memiliki laki laki pengganti yang baru, anak dari pemilik butik di mana Alya bekerja!

Lihat lebih banyak
ISTRI GENDUT YANG KAU HINA! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Hendra Wati
kelanjutannya manaaa
2023-10-17 23:52:01
0
user avatar
Four_ Child
Seru ceritanya .........
2023-05-02 20:35:34
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak Mampir juga ke Novelku. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-04-30 08:27:32
0
60 Bab
Bab 1
"Makan terus!!! Badan sudah kayak gerobak sayur gitu, tapi makan nggak berhenti berhenti juga!""Kurangi makan dong! Diet! Biar bisa kayak Mbak Maya! Langsing dan sinset seperti artis Korea! Bukan kayak kamu yang gendut mirip gorila!" ucap Mas Arif, suamiku sambil melirik sinis ke arahku.Aku yang sedang menyuap nasi ke mulut sontak menghentikan suapanku lalu menoleh kaget ke arah nya.Meski pun bukan kali pertama ini dia bicara sekasar itu padaku, tapi kekasaran Mas Arif kali ini rasanya sungguh sudah keterlaluan.Masa iya, aku yang baru saja mengalami penambahan berat badan akibat hamil dan melahirkan putrinya, dikatakan gendut seperti gorila seperti katanya barusan. Apa tidak keterlaluan dan tak wajar? Sungguh tak terpuji dan buruk sekali lisan suamiku ini."Tapi ... Mas, aku kan habis melahirkan. Mana sekarang ini lagi menyusui. Wajar kan aku gemuk, Mas karena perubahan hormon di masa seperti itu? Kalau aku diet, apa nggak kasihan Kayla, Mas? ASI-nya jadi terganggu nanti?" jawabku
Baca selengkapnya
Bab 2
"Sin, apa kabar? Kamu masih kerja di tempat kita kerja dulu, Sin?" tanyaku begitu panggilan dariku diterima oleh Sinta, teman lama yang sampai sekarang masih berhubungan baik denganku meski akibat menikah dan melahirkan, hubungan pertemanan kami tak lagi intens seperti dulu karena kesibukanku mengurus suami dan putri kecilku, Kayla."Alhamdulillah, kabar baik, Ya. Kamu sendiri gimana kabarnya? Sudah lama gak hubungi aku? Kamu baik baik aja, Ya?" sahut Sinta dari seberang.Aku menghembuskan nafas. Ingin menjawab tidak, tapi tak mungkin. Terpaksa aku menutupi yang sebenarnya terjadi."Alhamdulillah aku baik baik aja, Sin. Cuma ... saat ini aku lagi butuh pekerjaan. Apa kantor masih butuh staf baru, Sin? Aku pengen ngelamar kerja lagi kayaknya," ujarku membalas pertanyaan Sinta."Apa? Kamu mau kerja lagi? Bukannya kamu baru saja melahirkan ya? Kok malah mau kerja lagi? Emangnya kenapa, Ya?" tanya Sinta dari seberang telepon dengan nada kaget dan tak percaya.Lagi lagi aku menghembuskan n
Baca selengkapnya
Bab 3
Mendengar ucapanku, ibu mertua tampak kaget. Wajah ibunda Mas Arif itu terlihat merah."Lancang kamu ya! Ngomong sama mertua nggak ada sopan sopannya sama sekali! Dasar menantu kurang ajar! Nggak pernah dididik orang tua kamu makanya bisa ngomong seperti ini sama mertua? Iya?""Apa kata kamu tadi? Mau melamar pekerjaan di perusahaan kamu yang dulu itu? Nggak salah? Apa iya, perusahaan bonafit seperti itu mau menerima karyawan gendut seperti kamu?""Jangan mimpi deh, Alya! Cukup kamu jadi istri Arif yang baik saja! Nggak usah banyak mimpi karena nggak akan ada perusahaan yang mau memperkerjakan perempuan kek kamu! Mending kamu daftar jadi atlet Sumo aja dari pada ngelamar di perusahaan itu karena itu yang lebih cocok buat kamu!""Dulu mungkin kamu bisa bekerja di sana karena badan kamu masih ramping dan singset tapi sekarang badan kamu sudah melar seperti martabat India! Gimana perusahaan mau menerima kamu bekerja kembali!" hardik ibu mertua membalas perkataan dan bantahan dariku tadi.
Baca selengkapnya
Bab 4
Sekarang setelah jadi istri Mas Arif dan harus merangkap menjadi pelayan suami dan mertua, juga adik ipar, bobot badanku memang naik drastis dari yang dulu sebab aku jadi tak punya waktu untuk olah raga. Dan wajah yang dulu full perawatan sekarang jadi full minyak dan komedo karena hampir tak punya waktu luang dan uang untuk pergi ke salon.Ya, keputusan salah memang menikah dan menjadi istri Mas Arif, laki laki yang aku anggap baik dan bertanggung jawab, tetapi ternyata tidak. Mas Arif justru sangat mengecewakan sebagai seorang suami.[Ya, gimana? Terima nggak tawaran ini? Kalau iya besok kamu kirim surat lamaran dan CV ya. Biar aku teruskan ke bagian personalia. Cuma formalitas aja ini mah, soalnya aku tadi udah bicara langsung sama Pak Arga dan beliau menerima.] tulis Sinta lagi di ujung ponsel.Aku pun buru buru mengiyakan dan tak lupa mengucapkan terima kasih banyak atas pertolongannya sebab sudah bersedia meluangkan waktu untuk mencarikan aku lowongan pekerjaan sampai sampai men
Baca selengkapnya
Bab 5
"Rif, syukurlah kamu sudah pulang! Lihat itu istrimu, dari kemarin nggak keluar keluar juga dari dalam kamarnya! Maunya apa sih? Mau minta mati apa ya! Huh, amit amit! Punya mantu kok nggak ada ot*knya!" cerocos ibu mertua terdengar dari dalam kamarku. Kelihatannya Mas Arief baru saja pulang. Sesuai dengan isi pesan W******p darinya tadi kalau sebentar lagi dia memang mau pulang ke rumah untuk mandi dan ganti pakaian setelah semalaman dia tak pulang. "Memangnya Alya kenapa lagi sih, Bu? Bikin ulah apa lagi dia? Kok nggak berhenti berhenti nya bikin masalah terus?" tanya Mas Arif dengan nada suara meninggi. Mendengar itu, di dalam kamar, aku hanya bisa menghembuskan nafas yang terasa menyesak di tenggorokan. Nasib punya suami dan mertua yang tak punya perasaan seperti mereka. Tiap hari hanya bisa mencari kesalahan dan kekurangan menantunya semata tanpa bisa melihat kelebihannya. "Itu, disuruh nyuci bajunya Yuni aja nggak mau! Tahan masuk kamar dan ngunci pintu dari kemarin! Dasar m
Baca selengkapnya
Bab 6
"Tapi, Bu?" Mas Arif terlihat ragu. "Nggak ada tapi tapi! Usir istri mu ini dari rumah ini sekarang juga, Rif! Dan suruh dia bawa anaknya sekalian! Biar Ibu juga nggak pusing lagi dengan suara tangisan anaknya setiap hari!" "Mending kamu nikah lagi aja dan kasih Ibu cucu yang bener! Yang nggak kayak anaknya Alya yang rewel dan hobi nangis! Ibu gedek denger anak kamu itu nangis tiap hari, Rif!" sergah Ibu mertua dengan tanpa perasaan. Sakit rasanya hati ini mendengar beliau menghina putri semata wayang yang sangat aku sayangi itu, tapi sudahlah ... biar saja ibu mertua ngomong apa saja yang penting Mas Arif cepat menjatuhkan talak padaku sehingga aku bisa keluar dari rumah ini menuju kediaman Sinta, seperti yang ditawarkan sahabatku itu malam tadi, dengan bebas dan tenang. Tak ada lagi Mas Arif yang akan menghalangi niatku untuk pergi dari rumah ini dan kembali bekerja. Sinta telah berjanji akan meminjamkan aku uang untuk biaya hidup dan menyewa pengasuh untuk Kayla bila aku bekerj
Baca selengkapnya
Bab 7
"Makasih, Mas ... kamu nggak usah repot repot mesenin travel buat aku karena aku akan pergi sendiri dari rumah ini kalau memang Mas dan Ibu sudah nggak menghendaki aku dan Kayla tunggal di rumah ini lagi!" "Nggak masalah Mas, kalau memang kehadiran aku di rumah ini dianggap hanya jadi benalu, aku akan pergi sekarang juga! Tunggu sebentar, aku akan kemasi barang barangku dan Kayla lebih dulu lalu pergi dari sini! Kamu dan Ibu nggak usah khawatir, aku nggak akan bawa apa apa karena aku nggak butuh itu!" "Kalau ada barang barang atau pakaian ku dan Kayla yang tertinggal, kamu buang aja ke tong sampah karena aku nggak mungkin bisa membawa semua itu sekarang! Aku cuma bisa bawa seperlunya saja!" "Ya udah Mas, aku kemas kemas dulu. Nggak akan lama kok. Jadi kamu dan Ibu tenang aja ya!" ujarku lalu setelah itu masuk kembali ke dalam kamar dan mulai memasukkan baju bajuku yang masih layak pakai dan baju baju Kayla ke dalam tas pakaian. Setelah itu aku mengambil Kayla yang sedang lelap dari
Baca selengkapnya
Bab 8
"Al, Kayla tidur? Kalau sudah tidur, kita ke belakang yuk! Ngobrol sambil sarapan dulu!" ujar Sinta saat aku baru saja membaringkan Kayla di atas tempat tidur di dalam kamar yang disediakan Sinta untuk aku dan Kayla.Aku menganggukkan kepalaku lalu tersenyum."Iya, Sin. Baru saja tidur. Makasih ya, Sin atas pertolongan kamu. Kalau nggak ada kamu, aku nggak tahu, aku dan Kayla akan pergi ke mana untuk berteduh," ujarku sekali lagi sambil memeluk bahu Sinta dan mengikuti langkah sahabatku itu menuju ruang makan.Sinta menggelengkan kepalanya mendengar perkataanku."Sudah, Al. Nggak usah ngomong gitu terus. Aku malah seneng kok kalau kamu dan Kayla tinggal di sini, jadi aku nggak kesepian lagi.""Oh ya, kamu jadi kan mau kerja di perusahaannya Pak Arga lagi? Kalau iya, nanti kamu tulis surat permohonan ya biar besok pagi aku menghadap beliau.""Sekarang kamu makan dulu, sarapan dulu dulu biar kuat, biar bisa ngadepin suami dan ibu mertua kamu kalau mereka masih mencari cari masalah denga
Baca selengkapnya
Bab 9
Pov ArifAku tersenyum puas sesaat setelah melihat bayangan istriku dan anaknya yang dari sejak awal kelahirannya memang tak aku harapkan itu menghilang di balik taksi yang mereka tumpangi. Entah ke mana.Syukurlah, setelah terpaksa harus bersitegang urat leher dengan perempuan norak dan kampungan itu, akhirnya aku bisa juga mengusirnya pergi dari rumah ini.Sebenarnya sudah lama aku ingin Alya pergi dari rumah ibu ini di mana selama ini kami tinggal bersama, akan tetapi sayang Ibu selalu menghalang halangi ku dengan alasan tak ada orang yang bisa dijadikan pembantu dan pesuruh yang tidak perlu dibayar di rumah ini kalau Alya tak ada.Terpaksa lah aku mengalah demi beliau karena hal itu. Itu sebabnya saat tiba tiba beliau sendiri yang meminta Alya supaya segera pergi dari rumah ini pasca menolak diperintah untuk mencucikan baju baju Yuni, aku pun merasa girang tak kepalang.Ya, akhirnya aku bisa juga hidup bebas tanpa perempuan gendut dan tak menarik itu lagi. Beda dengan Soraya yang
Baca selengkapnya
Bab 10
Pov Arif"Sayang, aku sudah mengusir Alya dari rumah. Dalam waktu dekat aku juga akan mengajukan ikrar talak di pengadilan agama supaya kita bisa menikah resmi. Setelah menikah resmi, kamu mau kan tinggal di rumah ibuku? Ibu pengen kamu tinggal di sana soalnya.""Lagi pula selama ini aku tinggal bersama ibu dan adikku juga Alya. Jadi nanti kalau kita sudah menikah resmi, kamu mau kan tinggal di rumah ibu?" tanyaku pada Soraya saat aku datang ke kontrakannya keesokan harinya untuk mengabarkan berita bahagia mengenai telah perginya Alya dan putrinya, Kayla dari rumah kami.Soraya tersenyum mendengar berita yang aku sampaikan."Oh syukurlah kalau gitu, Mas. Aku senang sekali mendengarnya. Akhirnya hanya aku satu satunya wanita di dunia ini yang berhak memiliki kamu seorang, nggak ada yang lain lagi. Hmm ... kamu pasti akan hidup bahagia bersamaku, Mas. Aku jamin itu," jawab Soraya sambil memeluk lenganku lalu menjatuhkan tubuhnya di sampingku.Aku balas memeluk bidadari pujaan yang saat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status