Share

Bab 41

Sakha berbaring miring di ranjangnya, menghadap ke pintu hingga ketika aku masuk ke ruang ICU, pandangan matanya langsung menangkap sosokku dan seketika waktu seakan melambat. Aku berhenti, memastikan matanya memang menatapku, meyakinkan diri bahwa dia memang menanti kedatanganku.

"Sakha, apa kau baik baik saja?"

Aku bertanya dengan ragu, menatap dia yang hanya diam tanpa melepaskan matanya dariku. Dia baru saja bangun dari koma, tapi bagaimana bisa matanya berbinar seperti itu? Tatapannya menghujam, menembus hatiku hingga bagian terdalam, menciptakan debaran yang sempurna. Tapi kali ini, debaran itu terasa indah.

"Sakha, katakan sesuatu…"

"Sstt…" Sakha menggelengkan kepalanya sedikit. Dengan tangan kanannya yang tidak di infus, dia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, menyuruhku diam. Aku langsung membeku, menyangka bahwa ada yang salah. Apakah dia merasa sakit? Atau, apakah dia tak mengenaliku?

"Diam disitu, dan jangan bergerak." Ujarnya lembut.

Lima menit, sepuluh menit. Wak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status