Home / Romansa / ISTRI KONTRAK CEO AROGAN / Kesepakatan Pernikahan Kontrak

Share

Kesepakatan Pernikahan Kontrak

Author: Leon Hart
last update Last Updated: 2024-01-10 16:25:32

"What?!"

Teriakan histeris Natalie. Tak percaya, ketakutannya ternyata jadi nyata.

Sudah sejak setahunan ini, Natalie selalu berusaha keras untuk menarik perhatian Vin, bahkan rela menjadi penguntit untuk mengetahui setiap jadwal kegiatan Vin, selain meminta bantuan dari tantenya, Helena.

Tapi sayang, Vin selalu menolak ajakan kencan atau bahkan bercinta dari Natalie. Namun di setiap penolakan ini, maka semakin keras usahanya untuk mendapatkan hati dan tentu saja harapan sebagai istri sekaligus nama belakang keluarga Dharmawan.

"Vin. Kamu ngomong apa? Kamu itu masih mabuk!" sambung Helena, meneruskan keterkejutan Natalie yang kini menangis dalam pelukannya. "Dia ini gadis apa? Pasti kamu ketemu dia club malam, ya kan? Dia wanita murah--"

"Dia asisten pribadiku, sekaligus calon istriku!" tegas Vin.

Vin bergeser, berdiri di samping Lea yang menatapnya bingung.

"Ca calon istri anda?" tanya Lea, sembari menatap bergantian antara Vin dan dua wanita di hadapannya. "Sejak kapan?" tanyanya lirih lagi.

"Ya sejak sekarang!" sahut Vin pelan juga, mengucapkannya secara geregetan tanpa membuka terlalu lebar bibirnya.

"Vin. Mommy nggak bisa terima ini. Ayahmu di alam sana pasti kecewa denganmu. Gadis itu...lihatlah dia. Apa yang menarik dari dia!"

Mendapat cemoohan dari Helena, Lea naikkan gagang tengah kacamata hitamnya, lalu mengangkat kopernya.

"Iya, saya cuma mau pulang!' ucap Lea dengan getaran, tapi lengannya kemudian di tahan Vin, sehingga langkahnyapun terhenti.

"Kamu...tetap di sini, karena yang harus pulang itu mereka berdua," perintah Vin dingin.

"Vin! Kamu ini kenapa, sih?! Selalu saja cari jalan buat lawan mommy. Aku ini istri ayahmu, dan ibumu sudah meninggal lama. Akulah yang jadi ibumu selama ini, tapi kenapa masih saja membenci mommy, hah?" Helena berusaha mengambil hati Vin.

Rencana menjadi penguasa sebagian harta Anthony Dharmawan, bersama Natalie, sebisa mungkin Helena wujudkan melalui segala cara, meski selalu saja mendapat halangan dari Vin.

"Aku tidak pernah meminta tante melakukannya. Bagiku, kita berdua hanya partner dalam mengelola harta ayah, jadi jangan mengatur hidupku lagi. Kembalilah ke hotel dan hadiri pernikahanku dengan Lea di Sicilia, lusa nanti."

"Vin! Kamu tega banget!" pekik Helena, lalu membuang muka dan membawa Natalie yang kecewa, keluar dari penthouse pribadi milik Vin ini.

Pintu kemudian terdengar di tutup dengan keras. Setelah terlihat di monitor CCTV, pintu lift juga telah tertutup membawa Helena dan Natalie, Vin kemudian jatuhkan diri di atas sofa dengan kedua mata terpejam.

"Pak...saya pengen pulang," pinta Lea takut-takut.

Setelah terdengar helaan napas, Vin membuka kembali kedua matanya, lalu menatap Lea tertegun. Satu dua detik kemudian, baru berbicara memberi tanggapan.

"Kamu ini kok nggak paham-paham. Kan aku sudah bilang, kamu itu calon istriku, dan kita akan menikah lusa di kota Sicilia. Ngerti, nggak?!"

"Apa ini bentuk tanggung jawab bapak?" tanya Lea, dengan air mata yang tak bisa terbendung lagi.

"Siapa bilang!" pekik Vin, yang telah berdiri dan mendekati Lea.

Vin naikkan dagu Lea, agar tak perlu berbicara berkali-kali buat gadis polos dan sering lama loading ini.

"Aku memang akan bertanggung jawab atas kejadian semalam, tapi perlu kamu ingat, kita melakukannya juga karena kamu tidak menolak atau bahkan mencoba melawanku, jadi bisa di bilang, semua itu kita lakukan atas dasar suka sama suka."

"Tapi saya tidak menginginkannya. Sepertinya saya salah minum sesuatu, lalu mabuk. Saya...saya..." Lea tak sanggup meneruskan pembelaannya. Dia kembali tenggelam dalam tangis, sampai napasnya tak sanggup untuk bicara panjang lebar.

"Lea," panggil Vin lirih, setelah melepaskan tangannya dari dagu Lea. "Akan aku buat surat kontrak pernikahan buat kita berdua."

"Apa maksud anda?"

"Sebenarnya, aku sudah tahu tentang kondisi ibumu dan bagaimana perekonomian keluargamu. Kamu anak yatim yang harus menanggung biaya pengobatan ibumu, bukan?"

Lea berikan anggukan pelan seraya bertanya, "Bagaimana bapak tahu?"

"Itu yang tidak perlu kamu tahu, yang pasti aku sudah tahu banyak soal dirimu."

"Jadi untuk apa kontrak pernikahan itu kalau anda tidak menginginkannya?"

"Demi keuntungan kita berdua. Mungkin tadi kamu sudah mendengar sebagian ceritanya. Aku butuh seorang istri agar bisa penuhi wasiat ayahku untuk jadi penerus bisnisnya, dan kamu perlu uang banyak untuk pengobatan ibumu. "

"Pak Vin."

"Kita akan buat perjanjian saling menguntungkan, sampai batas satu tahun, kita bisa jalani kehidupan masing-masing."

Lea mundur beberapa langkah,di sapu air mata di kedua pipi dan di tahan semua tangisannya, karena telah menyadari sesuatu.

"Jadi...anda sudah mencari tahu soal saya, dan karena alasan inilah anda menginginkan saya jadi asisten anda. Iya, kan?"

Vin kedipkan kedua mata dan menggangguk samar sebagai jawaban.

"Anda memilih saya karena saya bodoh. Iya, kan?" dugaan negatif Lea. "Saya bukan kriteria anda, pak. Saya tidak sebanding dengan gadis-gadis yang anda campakkan. Anda pasti mengira, saya akan menurut saja pada anda, karena saya tidak bisa menolak permintaan anda. Iya, kan?" Lea kembali terisak dengan penilaiannya pada dirinya sendiri ini.

"Karena kamu berbeda, Lea."

"KARENA SAYA BODOH!" teriak Lea. "Bilang saja begitu, pak!"

Hati Lea hancur, tangisnya kembali meraung, hampir saja dia terjatuh, kalau saja Vin tidak segera berlari dan menahan tubuhnya.

"Lea. Tidak seperti itu. Kejadian semalam bukan bagian dari rencanaku. Aku memang sudah mengincarmu, tapi itu murni untuk kontrak pernikahan itu, bukan...bukan..."

Vin tak sanggup meneruskan, langkahnya mundur setelah melepaskan ikatan tangannya pada Lea yang sudah kembali kuat berdiri.

"Segera aku minta sekretaris Li buatkan kontrak pernikahan ini. Selama kamu jadi istri kontrakku, semua biaya pengobatan ibumu akan aku tanggung. Ibumu akan mendapatkan fasilitas VIP sampai sembuh. Kamu juga akan dapat uang cash 1 miliar, di luar semua tunjangan dan fasilitas kelas 1 sebagai istriku nanti."

Vin berbalik, lalu meraih ponsel yang dia letakkan begitu saja di atas meja ruang tamu.

"Nama sekretaris Li sudah ada di layar ponselku, sekarang tinggal apa jawaban darimu," ucap Vin dingin. "Apa kamu bersedia atau tidak?" tanyanya kemudian.

Lea jadi gamang. Bukan karena semata dia membutuhkan materi saja, tapi bagaimana tatapan sendu ibunya dalam menahan rasa sakit, segera memenuhi pikirannya.

Maksud hati Lea ingin tunjukkan harga diri di depan Vin, yang sudah di kenalnya sebagai pria tak berperasaan pada wanita, selain sikap arogansinya, tapi senyum ibunya jualah yang mengharuskan Lea harus kesampingkan pikiran egoisnya ini.

Melalui getaran bibirnya, Lea berikan jawaban dengan keterpaksaan di luar keinginan hati terdalamnya.

"Baiklah, pak. Saya setuju."

Vin tersenyum. Penilaiannya terhadap Lea sebagai gadis polos, pintar, namun unik berbeda dengan wanita-wanita yang dia jadikan boneka saja, ternyata memanglah benar adanya.

"Bagus. Sekarang hidupmu akan bergantung padaku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Leon Hart
Terima Kasih Kak Natasa
goodnovel comment avatar
Natasa Natasya
cerita nya sangat menarik
goodnovel comment avatar
Leon Hart
Terima kasih Kak Meliz
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan Gagal Berbuah Manis

    Pada hari jumat malam seminggu kemudian. Lea berada sendirian di dalam kondominium Vin tanpa pemiliknya. Vin harus terbang ke Italia tanpanya selasa lalu bersama dua teman prianya, karena ada keinginan dari salah satu calon investor untuk segera menandatangani perjanjian kerjasama, selain masa pengalihan dan pengucuran dana warisan dari Anthony juga sedang dalam proses, larena Vin telah selesaikan masalah dengan Helena sesuai amanat ayahnya tersebut, selain telah menikah dan akan memiliki anak. Lea meninggalkan kantor, dan menemui ibunya sebentar, sebelum akhirnya kini di depan deretan koper yang telah siap menemaninya menempuh perjalanan jauh. Morgan belum menjemput totak waktu yang di butuhkan lima belas menit untuk mengulur-ulur waktu sedikit, Lea membuka ponsel di bagian note dan memeriksa lagi. 1. Tiket pesawat ( Aku sudah melakukannya sekaligus mengkonfirmasinya. Dua kali ) 2. Memesan executive lounge bandara ( Juga sudah mengkonfirmasi dua kali ) 3. Berkemas ( Baru se

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cinta Tanah Air

    Pagi tidak lebih baik. Lea berguling turun dari ranjang pagi-pagi. Seminggu sudah telah berlalu dari kejadian yang penuh dramatis. Matahari bersinar melewati jarak antara dua gorden jendela kaca berukuran lumayan besar di kondominium milik Vin. Lea beralih ke dapur membuat susu coklat hangat. Vin masih tidur, dan kemungkinan tidak akan bangun untuk sejam dua jam ke depan. Lea melirik meja ruang tamu, botol kosong minuman kaleng beraneka macam masih di sana, sebagian adalah beralkohol. Dua teman pria kebangsaan Italia Vin semalam jadi penghisap hampir semuanya. Entah mereka berjalan kaki dari Italia ke Indonesia atau apa. yang pasti di atas meja ruang tamu sana benar-benar kacau dengan berbagai bekas makanan dan minuman berserakan. Mereka bertiga nampaknya sudah tak kuat bahkan untuk membuangnya ke dalam sampah karena sibuk bercanda berlanjut rasa kantuk di sertai setengah mabuk. Lea kemudian meringis membayangkan percakapan yang akan mereka lakukan. Secangkir susu coklat hanga

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Akhir Kejahatan Helena

    "Natalie?" Lea terkejut. Gadis muda berusia tak jauh dari dirinya itu tampak berpenampilan kusut tidak seperti biasanya, bahkan tidak ada pulasan kosmetik apapun sebagai make up semakin mempercantik diri. "Ngapain dia ke sini? Dia nggak lagi bangun tidur, kan?" pertanyaan canda Lea menatap bergantian antara Vin dan Natalie. Beberapa detik lalu Lea berada agak menjauh dari Vin untuk menghindari berinteraksi dengan Helena, tapi karena kehadiran tak terduga dari Natalie ini, membuatnya mendekati Vin dan berbicara berbisik untuk mencari tahu. Tatapan sembab dari bawah mata yang bengkak, membuat Vin spontan jadi bersikap awas. Di dorong Lea agar lebih mundur dan di posisikan tepat di belakang punggungnya, karena Vin menyadari tatapan Natalie menyorot di sekitar dia berdiri. "Tante Helena!" Mendengar nama ini di sebut dan di ketahui keberadaan posisinya, beberapa baris kerumunan tamu bergerak menyisir memberi jalan buat Natalie agar bisa melihat apa yang akan dia lakukan juga. "Na

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Mengkuliti Kejahatan Helena

    "Kamu nggak apa-apa, kan Sayang?" Kedua mata Lea terbelalak. Di hadapannya adalah pria tampan mengenakan seragam bodyguard serba hitam berikut kacamata berwarna senada juga. Memang seperti orang lain, tapi sebagai istri yang selalu bersama dari pagi sampai malam, Lea yakin pria penyelamat di hadapannya ini adalah Vin. "Ka kamu ngapain dandan begini?" Lea masih sempatnya bertanya di saat suasana jadi riuh, bahkan terdengar teriakan-teriakan agar ruangan hall segera di amankan. Pria tersebut perlahan membawa Lea bangkit dengan di dudukkan, perut Lea di elus-elus. Kekhawatiran merambat pada bagian tubuh Lea dimana sempat di rasakannya ada gerakan. "Demi anak kita ini. Maaf kalau buatmu kaget, tapi berhasilkan. Dugaanmu benar, keamanan buatmu tidak cukup mengandalkan Morgan saja." "Pak Presdir .... Pak Presdir Vin .... anda tidak apa-apa?!" pekikan berganti terdengar dari pria lain. Dia adalah Sekretaris Li, yang berdiri tak jauh dari keduanya berada. Vin berganti ulurkaj t

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Dia Pembohong!

    Kasak-kusuk terjadi lebih ramai dari sebelumnya. Ucapan santai Lea jadi pemicu rasa ingin tahu dari tamu undangan yang merupakan para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan dari pengelolaan keluarga Dharmawan. Helena kembali berdiri. Berbeda dari aksi sebelumnya, kali ini Helena tampak lebih kusut, wajahnya merah karena amarahnya lebih memuncak. "Ini acara pengambilan voting, bukannya cari panggung buat hal yang nggak ada bukti dan dasarnya apa kayak begini. Kamu jangan sok ya. Kamu itu orang baru. Nggak ngerti apa-apa!" Lea tak menggubris. Seperti apa yang di instruksikan oleh Vin, agar dirinya tetap tenang dalam menanggapi tiap kelakuan Helena, tidak mudah terprovokasi dengan setiap nada tinggi Helena yang berkesan memojokkan. "Slide-slide selanjutnya memang berkesan tidak ada hubungannya dengan acara ini, tapi di sini kami inginkan siapa saja jadi terbuka matanya, tentang siapa yang sebenarnya bersalah dan siapa yang sering di jadikan kambing hitam. Sekali lagi ini semua

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Show Time

    Di sebuah hall terletak di dalam hotel bintang lima, tamu undangan sudah mulai memadati tempat acara. Perhelatan yang sebenarnya akan di laksanakan bulan depan itu, nyatanya di majukan secara mendadak dengan alasan karena keperluan mendesak. Acara awal protokoler tengah di laksanakan. Seirang wanita jadi pusat perhatian di saat sesi sambutan sedang di jadikan awal dari pembicaraan mengenai Vin, sang presdir utama. "Kubu pertama yaitu mosi tidak percaya dan minta agar jabatan presdir di copot untuk di berikan pada saya, sudah dapat banyak dukungan meskipun perolehan suara belum di laksanakan, jadi saya harapkan rekan sekalian bisa menentukan pilihan sesuai dengan logika. Perusahaan ini butuh orang-orang berpengaruh kuat. Bukannya hanya mengandalkan cara kepemimpinan yang katanya revolusioner tapi ternyata bangak pihak yang tidak senang." Helena ungkapkan sesuatu dengan kesan menyindir lawan pemilihannya, yaitu Vin. Tepuk tangan bergema setelahnya, bahkan ada yang dengan berdiri,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status