Share

BAB 7 CANGGUNG

Penulis: Jemyadam
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-30 14:09:58

"Alea kau jangan ke mana-mana, hari ini tuan Anmar akan ke mari."

Bibi Rosita baru kembali dari arisan keluarga ketika membawa berita itu untuk Alea.

"Tuan Anmar ingin mengajakmu ke luar," lanjut bibi Rosita.

Alea belum selesai dari keterkejutannya yang pertama dan sekarang sudah terkejut lagi karena akan di bawa keluar oleh tuan Anmar.

"Mau ke mana, Bibi?" tidak tahu kenapa tiba-tiba Alea panik meskipun tidak berani menunjukkan kecemasannya.

"Aku juga tidak tahu, pamanmu juga cuma berpesan seperti itu."

Bibi Rosita sudah kembali pergi dan masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian.

"Jadi kau sudah di lamar?" tanya sepupunya. Kebetulan Beni sedang ada di rumah karena sedang libur kuliah, dia baru datang akhir pekan ini dari Jogyakarta.

Beni juga baru kembali setelah tadi disuruh menjemput ibunya dari Arisan. Kali ini pemuda itu sengaja duduk untuk menunggu Alea bercerita.

"Paman dan bibi sudah menerima mahar dari tuan Anmar," cuma itu yang dikatakan Alea dan menurutnya sudah cukup untuk memberi tahu Beni seserius apa rencana pernikahannya.

"Dia duda, Alea, apa kau tidak apa-apa?" Beni sampai mengerutkan alis nyaris tidak percaya, jika sepupunya yang cerdas itu mau begitu saja dinikahkan.

Alea dan Beni sebenarnya masih seumuran, Beni kuliah di Jogyakarta karena mendapat beasiswa di sana, berbeda dengan Alea yang kemarin bisa kuliah di universitas Elite. Bahkan sejak sekolah dasar Alea sudah berada di sekolah kalangan atas dan teman-temannya tidak ada yang miskin.

"Tapi tuan Anmar sangat kaya," tambah Beni yang langsung menyimpulkan sendiri jika sepupunya itu mungkin hanya tidak biasa hidup miskin.

"Tuan Anmar akan menikahiku."

"Baguslah, karena tidak sedikit teman-teman wanitaku yang cuma berakhir sebagai simpanan bos-bos kaya."

"Aku juga sedang tidak memiliki banyak pilihan," jujur Alea yang sebenarnya juga tidak ingin menikah jika Beni bermaksud menyepelekan keputusannya.

"Untung kau wanita, cukup mudah mencari solusi dengan pernikahan."

Beni tidak pernah iri terhadap Alea dia hanya akan selalu bicara jujur tentang semua pendapatnya. Alea juga tidak pernah sakit hati dengan semua perkataan sepupunya itu. Alea tidak keberatan jika masih ada yang mengkritiknya dengan jujur.

"Hanya itu yang kupunya sekarang, aku tidak sedang menjual harga diri tapi aku akan dinikahi." Alea sendiri sebenarnya tidak tahu kata-kata itu untuk menyangkal tuduhan Beni atau untuk sekedar meyakinkan dirinya sendiri.

"Semoga kau tetap pada keyakinanmu itu, karena bisa jadi lebih berat mempertahankan keyakinan dibanding menjalaninya."

"Terima kasih untuk nasehatnya."

Sebenarnya Alea sedang tidak ingin dinasehati walaupun yang dikatakan Beni juga tidak sepenuhnya salah, karena manusia memang akan cenderung mencari pembenaran untuk tindakannya.

"Jangan ganggu sepupumu!" tegur bibi Rosita kepada putranya setelah Alea kembali ke dalam kamar.

"Ingat, Alea! sebentar lagi tuan Anmar akan menjemputmu sebaiknya segera bersiaplah!" seru bibi Rosita mengingatkan dengan nada suara sedikit dikeraskan agar Alea mendengarnya.

"Berapa ibu mendapat mahar dari duda kaya itu?" tanya Beni pada ibunya.

"Tuan Anmar pria yang baik, jadi sama sekali bukan karena jumlah maharnya ibu mendukung Alea."

"Dia pria empat puluh tahun, Bu!" Beni memelankan suaranya hingga hampir seperti desisan untuk mengkritik ibunya sendiri.

"Jauh lebih baik dari pada pemuda yang masih tidak becus dan hanya merepotkan keluarga."

"Itu bukan aku!" tolak Beni untuk sarkas ibunya.

"Karena itu diamlah, jangan ganggu sepupumu!"

"Ibu hanya tidak mau mengakui jika sudah ikut menjual Alea dan kecerdasannya."

"Anak muda hanya terlalu lantang tapi belum tentu benar, nanti kau juga akan segera belajar dari pengalaman dan banyak kesalahan."

"Orang tua memang selalu lebih benar!" sarkas Beni.

"Pernikahan tetap hal yang benar!" tegas bibi Rosita pada putranya.

Tak berapa Lama Tuan Anmar benar-benar datang menjemput Alea. Sepertinya pria itu baru pulang dari kantornya dan langsung kemari. Bibi Rosita yang menyambutnya karena Alea masih berada di dalam kamar dan Beni pilih naik ke kamarnya yang terletak di loteng.

Bibi Rosita tetap saja gugup ketika harus mempersilahkan pria seperti tuan Anmar utuk masuk ke rumah sederhana mereka.

"Tunggu sebentar tuan, Alea masih bersiap."

"Tidak apa-apa aku akan menunggu."

Kejadiannya jadi hampir sama seperti kemarin ketika putra tuan Anmar yang datang ke rumah mereka mencari Alea. Tiba-tiba bibi Rosita juga jadi membayangkan jika saat tuan Anmar masih muda pasti dia juga bakal setampan putranya, mereka sangat mirip. Bahkan sekarang saja menurut bibi Rosita tuan Anmar masih sangat gagah dan tampan. Entah apa yang membuat pria seperti itu sampai mau menduda hingga puluhan tahu dan baru sekarang tiba-tiba mau menikah lagi. Yang pasti tuan Anmar sangat mencintai istrinya, dia pria baik bagaimanapun seharusnya Alea merasa beruntung andai dia paham.

Alea keluar dari kamarnya hanya dengan memakai celana jeans dan baju rajut agak longgar bermotif kupu-kupu merah muda. Tuan Anmar langsung menyambutnya dengan senyum dan Alea gugup. Pria itu sangat rapi dengan setelan yang terlihat mahal sementara Alea langsung merasa terlihat seperti bocah salah kostum lagi.

"Maaf aku tidak tahu akan kemana jadi ... " Alea pasrah mengenai penampilannya agar tuan Anmar menilainya sendiri dan tidak apa-apa jika Alea disuruh untuk berganti baju lagi, dia tidak keberatan.

"Tidak apa-apa begitu saja," kata tuan Anmar setelah mengoreksi penampilan Alea.

"Aku akan mengajak Alea keluar sebentar tidak akan sampai malam." Kali ini tuan Anmar bicara pada bibi Rosita, menunjukkan sopan santunnya yang tetap terjaga dan sangat menghargai siapapun keluarga Alea.

Rasanya itu saja dulu sudah cukup sebagai pegangan awal bagi Alea untuk meyakinkan dirinya sendiri jika langkahnya kali ini tidak sepenuhnya buruk. Tuan Anmar pria yang baik dan akan menghargainya, tidak akan menghinanya terlepas apapun alasannya untuk mau dinikahi. Sekarang Alea sudah tidak memiliki apa-apa dan ayahnya seorang koruptor, hampir tidak ada yang mau menghargainya. Bahkan teman-temannya dulu banyak yang merasa jijik serta ikut menggunjingkannya di mana-mana. Alea bukan hanya sudah tidak memiliki masa depan, dia juga sudah tidak memiliki pergaulan atau pun lingkungan yang mau menerimanya.

Setelah berpamitan dengan sangat sopan pada bibi Rosita, tuan Anmar juga menggandeng tangan Alea ketika berjalan membawanya ke mobil. Telapak tangan Alea dingin tapi tangan pria itu hangat menggenggamnya dengan lembut tapi mantap. Sulit untuk Alea jelaskan bagaimana jantungnya bisa berdebar-debar.

"Aku baru dari kantor dan tidak sabar langsung kemari mungkin lain kali aku yang seharusnya menyesuaikan diri." Tuan Anmar justru menilai pakaiannya sendiri.

Alea tidak berani berkomentar kecuali hanya memberi senyum.

"Aku ingin kau memilih cincin dan kebaya yang ingin kau pakai nanti."

Jujur saja Alea terkejut dan langsung berpaling kepada pria yang kali ini mengajaknya bicara.

"Terimakasih Tuan, tapi sepertinya tidak harus serepot itu."

"Kau tetap harus memiliki cincin dan aku tidak tahu berapa ukuran jarimu."

Tuan Anmar tiba-tiba meraih tangan Alea, memperhatikan jemarinya sejenak kemudian mencium jemari tangannya. Hanya sepersekian detik tapi sungtgu Alea nyaris pingsan, tengkuknya dingin rongga perutnya berpusar-pusar.

Alea tidak pernah menyangka dirinya akan diperlakukan seperti itu oleh pria yang sudah begitu dewasa.

"Pilihlah kebaya yang cantik meskipun kau hanya sebentar memakainya. Karena itu akan tetap menjadi pernikahan pertamamu."

Alea cuma bisa mengangguk dan yakin jika kali ini pita suaranya bukan hanya putus tapi sudah lenyap entah ke mana. Alea cuma bisa meremas-remas jemari tangannya sendiri untuk diam-diam mengusir kegusaran hatinya yang sedang tidak tidak karuan. Seharusnya pernikahan menjadi momen yang sangat spesial dan dinantikan, tapi sepertinya tidak sedang seperti itu bagi Alea.

Alea sangat takut, bukan hanya takut jika keputusannya akan salah, tapi dia juga takjut menghadapi pria dewasa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Asmi Asmi
jadi gak asyiik
goodnovel comment avatar
Pendi Pepen
enaknya cerita
goodnovel comment avatar
Saripah Zakaria
mahal banget harganya jika mau dibuka kunci...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 39 END

    "Aku tidak percaya akan melihat hari seperti ini," tuntut Mike ketika harus menelan kekecewaan pada wanita yang ingin dia genggam hatinya. "Kau pilih menikah dengannya pria yang bahkan baru kau kenal setelah lima tahun kita menjalani komitmen." "Ini bukan pilihan tapi keputusanku." "Kau membuat keputusanmu sendiri, kau sangat tidak masuk akal Alea!" tegas Mike "Aku hampir sinting mencarimu, aku tidak menemukanmu di partemen atau di rumah sakit, tidak ada yang memberitahuku dan ponselmu juga tidak pernah bisa dihubungi. Kemudian lihat apa yang kutemukan sekarang!" Mike mulai mengeraskan suaranya dan Troy sudah tidak tahan untuk berdiri menghampiri mereka. "Biarkan Alea meny

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 38 PERNIKAHAN

    Keluarga Alea di panti asuhan benar-benar sangat luar biasa hingga Tuan Herlambang juga tidak bisa berhenti untuk terus bersyukur karena tahu putrinya dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Berulang kali manusian tidak akan pernah tahu bagaimana cara Tuhan akan membalas amal dan dosa. Mungkin karena kebaikan nyonya serta tuan Herlambang yang juga sangat dermawan maka di manapun putrinya berada dia tetap terjaga dengan baik, dikelilingi orang-orang baik yang selalu menolongnya, dan dipertemukan dengan jodoh yang baik. Kadang buah dari keikhlasan yang ditabur orang tua juga bisa mengalir sebagai rizki untuk anak-anaknya kelak, karena mereka juga termasuk kebahagiaan dan ladang amal orang tuanya yang tidak akan terputus. Bagi Tuan Herlambang menyaksikan dua anak perempuannya yang tiba-tiba sudah tumbuh dewasa dan saling menyayangi adalah berkah yang luar biasa. Mereka juga a

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 37 BERTEMU ORANG TUA ALEA

    Anmar menarik Alea lebih merapat untuk dia cium dengan intens dan dia raba perutnya. Dunianya sedang sangat bahagia, Anmar sudah tidak sabar untuk menunggu kehadiran buah cinta mereka. Miliknya yang sedang tumbuh di dalam tubuh Alea, wanita yang rasanya memang sudah dia tunggu untuk kembali menjadi miliknya. Wanita yang selalu ada dalam setiap doa-doanya dan wanita yang telah berjuang menjaga diri untuknya. Kadang rasanya memang seperti ujung dari perjuangan dan perjalanan panjang, perjuangan dari kesabaran dan doa. "Sungguh aku tidak pernah berpikir jika akan ada hari seperti ini." "Jangan gugup, aku yakin mereka juga akan sangat menyukaimu sepertiku." Anmar kembali menciumi Alea, walaupun alasannya untuk menenangkan Alea tapi sebenarnya Anmar memang suka melakukannya, dia suka menciumi Alea seperti itu jika sedang tidak

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 36 IBU MERTUA

    Kondisi Nyonya Camila sudah jauh membaik dan mulai beraktifitas normal paska serangan terakhirnya kemarin tapi kali ini nyonya Camila mulai rewel untuk makan. Nyonya Camila masih ingat seperti apa rasanya ketika mengira dirinya telah kehilangan seorang putra. Meski sekarang Nyonya Camila menyesal dengan semua sikapnya kemarin tapi sepertinya tidak akan mudah untuk membuat anak-anak kembali terutama Anmar dan keteguhannya. Hidup kesepian di hari tua sepertinya memang akan menjadi hukuman yang layak baginya. Celina akan datang setiap siang untuk mengontrol obatnya yang harus diminum rutin dan membujuk Nyonya Camila agar mau makan. Memiliki dua anak laki-laki ternyata membuatnya kesepian, Troy yang suka bepergian sesuka hati dan Anmar yang pilih menjaga jarak membuatnya semakin sedih sebagai seorang ibu. Walaupun sudah terlalu tua untuk merajuk dan mencari perhatian dari putra-putranya tap

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 35 MENEMUI ORANG TUA ALEA

    Dokter Alea langsung menunjukkan foto yang kemarin dia ambil bersama saudarinya. "Sepertinya Papa dan Mama memiliki putri yang lain." "Apa maksudmu?" tanya Tuan Herlambang masih bingung ketika memperhatikan foto di layar ponsel putrinya. "Sepertinya ada yang menukar kami saat masih bayi itulah kenapa aku dan Lisa tidak pernah mirip dan justru ada Alea yang lain di luar sana." "Alea!" kutip Nyonya Herlambang dengan manik mata membulat. "Ya, nama panjang kami juga sama persis." "Mustahil." Kali ini kedua orang tua Dokter Alea sama-sama terkejut. "Dia istri dari kakak laki-laki

  • ISTRI MUDA AYAHKU   BAB 34 ALEA DAN TROY

    "Seorang kekasih?" tanya Troy. "Ya, kami sudah bersama selama lima tahun." "Aku bisa melamarmu dan memberi cincin yang lebih pas untuk jari manismu." Dokter Alea langsung berjengit mendengar ucapan Troy yang bisa begitu enteng membicarakan lamaran seperti lelucon. "Kau tidak bia seperti itu." "Aku bisa, aku bisa menikahimu!" "Aku sudah lima tahun menjalin hubungan yang stabil." Dokter Alea ingin Troy berhenti mengajaknya bercanda. "Masih ada banyak tahun lagi ke depan, lima tahun tidak akan ada apa-apanya!" keras Troy. "Aku tidak bisa seperti itu!" tegas Dokter Alea begitu s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status