Erlangga akan memastikan bahwa dalam satu minggu ke depan, Yakub masih berada di kantor polisi. Erlangga harus bergerak cepat mengurus surat-surat cerai Yasmine dengan Yakub lalu mengganti identitas Yasmine dan membawa Yasmine keluar dari kota ini oh lebih tepatnya dari negara ini. Berita penangkapan Yakub, tentu saja sudah sampai di telinga Tanti dan Dewi. Tanti dan Dewi jelas histeris terutama Tanti. Dia gegas menuju kantor polisi bersama dengan Dewi. Namun sayangnya, kedatangan mereka ditolak karena Yakub belum boleh dikunjungi. Tak peduli Tanti histeris di kantor polisi, Tanti masih belum boleh bertemu Yakub. "Ma, sudah Ma. Mama harus tenang dulu," bujuk Dewi pada Mamanya. "Gimana mau tenang, Wi? Anak Mama ada di sana.""Iya, Ma. Dewi tahu. Mas Yakub kan suami Dewi, Ma. Dewi juga sedih, Ma tapi kita enggak boleh kayak gini. Kita harus bicarakan solusi buat mas Yakub baik-baik, Ma. Ayo kita pulang dulu," ajak Dewi sembari membantu Tanti bangun dari kursi. Tanti akhirnya mengala
"Eeeng maaf, Tuan. Maaf. Saya enggak ada maksud lancang untuk cerita sama, Tuan. Tapi saya takut kalo nanti Tuan cari tau sendiri terus saya dipecat. Nanti anak istri saya makan apa, Tuan," sesal Mamang sarat akan nada ampunan pada Pramono. Pramono masih tidak habis pikir dengan cerita Mamang, sopir pribadi Yasmine. "Ceritakan detailnya, Mang!""Tapi Tuan.""Saya jamin anak istri kamu masih bisa makan dari gaji kamu.""Bener ya, Tuan?""Kamu gak percaya saya?""I-iya, Tuan."Mamang menarik satu kali tarikan nafas lalu mulai bercerita kepada Pramono secara detail. "Saya sebenernya enggak tau kejadiannya langsung, Tuan. Karena saya waktu itu cuma anter Nyonya Yasmine kerumah Nyonya Besar. Saya enggak nunggu Nyonya Yasmine karena Nyonya Yasmine bilang mau nginep disana. Saya tau cerita ini dari si Mbok, Tuan. Nyonya Yasmine pergi satu minggu setelah kejadian itu. Tuan Yakub marah-marah dan mabuk-mabukan terus akhirnya saya dengar kabar kalau Nyonya Yasmine memergoki Tuan Yakub nikah l
"Halo, Pak," sapa Yasmine setelah menggeser ikon warna hijau ke atas. Erlangga tidak jadi mandi. Dia malah duduk di samping Yasmine memberi kode untuk di loudspeaker. "Nduk, kamu gak apa-apa?" satu pertanyaan meluncur dari suara Ibu Yasmine. "Bu..""Nduk, Bapak Ibu barusan mendengar soal penangkapan Yakub. Itu benar apa ndak, Nduk?" tanya Bapak bergantian dengan Ibu Yasmine. Yasmine melipat bibirnya. Air matanya menyeruak tanpa bisa Yasmine kendalikan. "Pak, Bu, berita itu benar adanya," jawab Yasmine lirih tapi Bapak dan Ibunya masih bisa mendengar. "Ya Allah, Nduk. Gimana ceritanya? Kok bisa toh? Masmu ada masalah sama Nak Yakub?"Lihatlah, bahkan ketika Yakub sudah melukai Bang Erlan, Bapak dan Ibu Yasmine masih memanggil Nak pada Yakub. Membuat hati Yasmine tergores perih seolah ada pisau yang menyayat hatinya. Begitu besar cinta Bapak dan Ibu Yasmine pada Yakub. Tapi mengapa, Yakub begitu jahat pada Yasmine, pada Erlangga dan orang tua Yasmine? "Nduk?" panggil Ibu Yasmine
"Mas, nanti makan malam di rumah?" tanya Yasmine sambil memberikan tas kerja milik suaminya. "Makan malam di rumah, dek. Masakin ayam kecap yang pedes ya. Aku lagi kepengen," jawab Yakub sambil mengecup kening istrinya. Sebuah kebiasaan sebelum dia berangkat bekerja adalah mengecup kening, pipi, dan bibir istrinya. "Oke siap. Mau pake sayur?""Tumis sawi aja, dek. Sama kerupuk ya, dek.""Iya-iya. Nanti aku ke pasar deh.""Ajak sopir aja ya, Dek.""Iya.""Jangan naik sepeda motor sendiri.""Iya-iya, Mas. Udah sana berangkat dulu. Nanti telat.""Heem. Aku berangkat dulu.""Heem, Mas. Ati-ati ya di jalan.""Iya."Yakub melangkah keluar rumah diikuti oleh Yasmine. Yasmine melihat suaminya masuk ke dalam mobil hingga mobil yang membawa suaminya pergi menjauh. Yasmine segera masuk ke dalam rumah, berganti baju lalu pergi ke pasar diantar sopir. Pulang dari pasar, Yasmine sudah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk nanti malam. Yasmine juga sedang belajar untuk membuat kue, hanya untuk
"Dek, kenapa melamun disitu?" tanya Yakub ketika melihat Yasmine terdiam seperti melamun. "Eeh iya, maaf mas. Tiba-tiba kepikiran sesuatu." dusta Yasmine. Dia lantas membuang rambut yang dia pegang tadi ke lantai lalu mendatangi suaminya."Kepikiran apa?""Oh bukan hal penting kok. Cuma urusan dapur.""Oh. Ya udah aku mandi dulu ya. Minta tolong siapin baju gantinya ya, Dek.""Iya, Mas."Yakub masuk ke dalam kamar mandi sementara Yasmine melangkah menuju lemari. Menjadi baju rumahan untuk suaminya. Yasmine duduk diam di tepi ranjang. Otaknya kembali berpikir tentang sehelai rambut tadi. Karena jelas itu bukan miliknya. Rambut Yasmine warna hitam legam tapi yang ada di jas Yakub kemerahan dan tidak sepanjang milik Yasmine. Yasmine mengingat rambut maid yang kerja di rumah Yasmine. Kemungkinan juga tidak ada karena maid yang kerja di rumahnya rata-rata sudah separuh abad. Saking seriusnya Yasmine berpikir, dia sampai tak menyadari Yakub berdiri di depannya. "Dek, kamu mikir apa?" tany
Tak sengaja Yasmin menjatuhkan gelas yang ada di sisinya sehingga gelasnya jatuh berderai. Yasmin buru-buru membersihkan pecahan gelas tersebut namun Yakub menahan tangan Yasmin,"Biar pembantu aja yang membersihkannya, dek. Kamu lanjutin makannya," pinta Yakub pada Yasmine. "Mbak, minta tolong bersihkan ya!" seru Yakub pada salah satu ARTnya. "Mas biar aku aja," tolak Yasmin kepada Yakub. "Dek, kenapa sih nggak bisa dengerin mas? Apa susahnya sih, Dek?" sungut Yakub mulai menaikan nada bicaranya. Akhirnya Yasmine memilih menurut karena nada bicara Yakub sudah naik satu oktaf. Yasmine menggeser duduknya agak lebih jauh dari Yakub karena ART masih membersihkan pecahan gelas. Yasmine kembali memakan makanannya dalam diam. Yakub mengamati perubahan istrinya yang tiba-tiba menjadi lebih diam dan kentara sekali bahwa Yasmine sedang memikirkan sesuatu. Yakub yakin bahwa Yasmine saat ini sedang marah, mungkin karena Yakub pulang telat tapi tidak memberi tahu Yasmine."Dek, Mas minta maaf
"Ya janganlah, Dek. Ngapain juga sih selingkuh?" "Ya namanya orang kan, Mas. Kadang enggak puas dengan apa yang ada.""Aku ada kurangnya? Bilang apa kurangku, Dek."Yasmine terdiam melihat suaminya tapi kemudian bibirnya mengulas senyum kecil. "Gak ada. Bagiku udah cukup. Gak tau kalo aku di mata Mas Yakub.""Kamu gak ada kurangnya sama sekali, Dek. Kamu yang terbaik.""Semoga ya. Kalo misalkan Mas udah gak sayang lagi sama aku atau mas suka sama perempuan lain, bilang ya. Aku akan pasti mundur.""Dek, ngomong apa sih?! Mas gak suka," protes Yakub. Dia memang tak suka Yasmine bicara begitu. Sampai kapanpun Yasmine adalah wanita yang dia sayang selain Mamanya. "Udah yuk, kita tidur. Aku kok ngantuk banget," elak Yasmine. Yasmine sengaja tidak menjawab pertanyaan Yakub, tidak ingin memperpanjang masalah yang tidak pasti. Yasmine malah pergi meninggalkan suaminya yang masih mematung karena sikap Yasmine. ***Dua minggu berlalu"Bi, makanannya udah siap?""Udah, Nyah. Bekalnya udah
"Dek, baiknya kita ke kamar dulu ya. Mas bisa jelasin semuanya," ajak Yakub sambil berusaha membawa Yasmine menuju kamar Yakub. "Jelasin aja disini. Sekarang!" "Dek, mas mohon. Mas…""Iya, benar! Yakub memang menikah lagi!" sahut mertua Yasmine dengan suara lantang dan terdengar ketus.Yasmine dan Yakub menoleh ke arah wanita yang telah melahirkan Yakub. "Dia menikah lagi untuk dapat keturunan! Puas kamu, Yasmine?!" JedaaarBagai disambar petir, hati Yasmine benar-benar terluka hebat saat ini. Yasmine bahkan sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Yasmine sudah limbung dan jatuh ke lantai. Yakub, orang terdekat dengan Yasmine, yang menolong Yasmine. Yakub berusaha untuk membangunkan Yasmine tapi Yasmine menolak. Dada Yasmine naik turun, nafasnya memburu dan air matanya sudah bercucuran membanjiri pipinya. Yasmine tak mengira bahwa dugaannya soal pernikahan suaminya dengan perempuan lain benar-benar terjadi. Sakit sekali rasanya. Yasmine tak menduga bahwa hal ini akan terjadi pa