"Tidak apa, aku sudah lebih baik sekarang," imbuh Alicia seraya meyakinkan kawan baiknya itu. Edna pun hanya bisa pasrah sambil memapah Alicia keluar dari kamarnya, "Kau duduk di sini saja, aku akan membereskan administrasi rumah sakitnya!" Alicia mengangguk lalu bersandar di kursi tunggu sambil memejamkan matanya, selain masih sedikit pusing dia juga enggan jika saja terihat sedang menangis, Pada saat ini dia merasakan sedang ada yang mengelus dengan lembut bagian atas telapak tangannya. Alicia membuka kedua matanya, lalu melihat itu adalah bocah kecil yang beberapa waktu belakangan ini sering bertemu. "Ei ... Lionel sedang apa di sini? " tanya Alicia sembari membetulkan posisi duduknya. "Apa tante baru saja menangis?" tanya Lionel. "T-tidak ... hanya saja tadi ada sedikit debu masuk ke mata," jawab asal Alicia. "Jelek ... jelek sekali!" ujar Lionel. "Hah! apa?" ujar Alicia dengan sedikit bingung. "Jika menangis wajah menjadi jelek!" jawab Lionel. Alicia pun tersenyum dan de
Langkah pertama yang harus dia lakukan lebih dulu adalah menyelesaikan permasalahan nyonya yang ingin melakukan percobaan bunuh diri dari melompat dari atap Gedung perusahaan Huang. Mereka pun tiba di Mansion Smith.Alicia turun dari mobil Edna dan berkata, “Aku baik-baik saja, kau bisa beristirahat sekarang.”“Apa yakin tidak ingin aku temani?” tanya Edna.“Ya, aku akan baik-baik saja, aku juga akan beristirahat,” ujar Alicia.Edna pun melajukan mobilnya pergi meninggalkan Mansion Smith. Alicia merasa masih belum sehat dia pun kembali ke kamarnya, merebahkan diri di ranjang dan mulai memejamkan matanya, Berharap ketika bangun nanti dia sudah kembali dengan sehat.Keesokan paginya dia malah terbangun karena mencium bau disenfektan lagi, “Eum, apa ini di rumah sakit.”Alicia mencubit-cubit tangannya sambil berkata, “Tidak mimpi kan!”Merasa sakit maka dia pun yakin saat ini sudah berada di rumah sakit lagi. Di hari kemarin ketika pelayan memanggil-manggil Alicia, tidak ada jawaban lalu
Kotak itu diletakan di atas meja, berikut sebuah surat beramplop putih masih tersegel. Anthony mengambil surat itu berpikir, “Apakah selama ini Alicia tidak pernah membaca isi surat ini.”Anthony meletakan surat itu lalu melihat sebuah sertifikat rumah yang ada di dalam kotak itu, melihat beberapa saat lalu berkata kepada Asisten Lee, “Cek lokasinya, lalu segera atur pembayarannya!”Asisten Lee tidak banyak bertanya mengapa Tuannya malah bersedia membeli rumah wanita yang sangat dia benci itu. Dia pun segera melakukan apa yang Tuannya perintahkan. Keesokan paginya Alicia menerima kabar jika tanahnya telah menemukan pembeli yang berminat dan langsung membayar tunai , dan semua uang akan di transfer ke rekening Alicia.Melihat deretan nominal angka yang melibihi dari harga yang dia pinta, tentu saja membuatnya merasa senang, “Wuah aku akan mentraktir asisten Lee nanti, ternyata dia memang marketing yang handal!”Alicia pun langsung saja mengundang Nyonya yang waktu itu, pembicaraan pun
"kondisi yang dialami pasien bisa saja karena pengaruh dari obat bius yang digunakan selama proses pembedahan," ujar dokter itu. "Tapi mengapa begitu lama?" tambah kata Edna lagi dengan sedikit memprotes. "Umumnya pembedahan tulang belakang membutuhkan bius secara total di mana pasien akan diberikan obat yang dapat menumpulkan rasa nyeri maupun kesadaran," jelas dokter. "Setelah operasi selesai dilakukan obat bius total tadi masih akan memberikan efek sehingga pasien masih akan tetap tertidur dan tidak sadarkan diri, " jelas dokter itu panjang lebar lagi. "Tapi mengapa Nona Anna Hwang sudah pulih dan diperbolehkan pulang!" tanya Edna lagi karena tidak puas dengan jawaban dokter itu."Nona, sebaiknya kita tidak perlu ribut-ribut seperti ini. Percayalah kami selalu mengedepankan kesehatan pasien!" ujar dokter itu lagi seraya menepuk-nepuk bahu Edna lalu melangkah pergi. Tidak Puas dengan jawaban dokter tadi, maka Edna pun segera melangkah lari mengejar Anthony yang baru saja membaw
Beberapa jam setelah, Lionel pergi, Alicia pun sadar. “Edna …” panggilnya.“Kau sudah bangun?” ujar senang Edna sambil menciumi wajah Alicia.“Aku pikir kau akan mati,” imbuh kawan baiknya itu setengah menangis.“Aku tidak akan mati semudah itu,” jawab Alicia setengah bercanda.Pada saat ini perawat masuk untuk memeriksa keadaan Alicia. “Kita cek tekanan darahnya dulu ya!”Perawat itu melakukan beberapa tes Kesehatan, lalu berkata, “Jika sudah semakin baik, maka esok sudah bisa pulang!”Edna mengangguk seraya merasa aneh, Semenjak kedatangan Lionel kemarin. Tiba-tiba saja semuanya berubah. Suara Alicia membuyarkan lamunannya, “Tidak perlu esok, hari ini juga aku sudah merasa lebih baik!”Alicia sangat membeci wangi disenfektan yang terasa selalu dicium olehnya. Ini mengingatkan di saat-saat dia ketika menjaga ibunya yang selalu keluar masuk Rumah sakit. Berada terlalu lama di rumah sakit hanya membangkitkan kenangan yang tidak menyakitkan.“Apa kau yakin?” tanya Edna.“Ya, aku yakin.
“Nah, aku sudah mencicipi semuanya,” ujar Alicia sambil menyodorkan mangkuk terakhirnya.Para pelayan pun mulai membersihkan perangkat makanan tadi. Pada saat ini, ponselnya menerima panggilan telpon. Itu adalah dari Paman keduanya, “Alicia apa bisa bertemu hari ini!”“Iya … iya Paman bisa,” jawab Alicia.“Jika begitu aku menunggu kau di Grup Huang!” ujar Paman kedua.Meski masih sedikit terhuyung. Namun, Alicia langsung saja membuka lemarinya, menimang-nimang sebentar akan memakai baju yang mana. Dia menghela napas karena bajunya kebanyakan keluaran model lama. Dia pun tidak ingat terkhir kali kapan dia membeli baju baru.Pada akhirnya Alicia memilih salah satu setelan baju kerja yang paling baik menurutnya, Dia pun segera menggantinya. Baru saja beberapa langkah pergi meninggalkan kamarnya sudah ada suara seseorang yang menegurnya. “Mau ke mana?”Alicia menoleh, itu adalah Anthony. “Aku ingin bertemu dengan Pamanku!” jawab Alicia.“Aku sudah terlalu lama sakit, ada Perusahaan yang
"Papa!" ujar Alicia dengan sedikit limbung. "Ya Papa!" ujar Lionel lagi seraya menunjuk kepada seorang pria yang nampak sedang sama terkejutnya. . "Anthony," imbuh Alicia dengan terbata. Alicia menoleh kepada Anthony lalu melihat kepada Lionel, seraya berpikir apa Anthony benar-benar ayah dari Lionel. Dalam kelimbungan Alicia patuh ketika Lionel menariknya untuk ke arah Papanya itu. "Ini adalah Mama!" ujar Lionel. Anthony dibuat lebih terkejut lagi. Karena Lionel baru saja bicara dengan orang yang terhitung asing dengannya. “Apa sudah bisa bicara?” tanya pria itu dengan sedikit rasa tidak percaya.Lionel hanya terdiam saja ketika Anthony bersimpuh di depannya lagi. Lalu bocah itu mendongak kepada Alicia. “Mama,” panggilnya lagi.Anthony menoleh kepada Lara, lalu dia melihat Lionel lagi. "Apa wanita ini meminta kau memanggilnya Mama?" tanya pria itu sambil tetap bersimpuh di depan Lionel. bocah itu menggelengkan kepalanya, "Ini Mamaku!" ujarnya lagi dengan lugas meski dia baru ber
Begitu sampai di kediaman Smith, Lionel seperti lupa akan keberadaan Pamannya itu. Tiba-tiba Anthony merasa haknya dirampas oleh Alicia. Melihat keduanya sudah keluar dari mobil. Maka pria itu langsung mengejar mereka.“Lionel apa lupa, esok kita akan pergi kemping?” ujar Anthony seraya menarik pelan Lionel agar berhenti berjalan bersama Alicia.Lionel memiringkan kepalanya. Terlihat seakan sedang berpikir, “Mama ikut ya?” Pinta Lionel sembari memandang kepada Alicia.Napas Alica terasa langsung tersedak mendengar permintaan bocah yang baru saja menjadi putranya itu. “Eum … itu, sepertinya Mama tidak terlalu suka pergi tidur di alam bebas!” jawabnya.Mendengar jawaban Alicia yang menolak, maka Lionel langsung saja menundukan kepalanya. Pada saat ini Alicia merasa serba salah. Jika dia ikut pergi kemping itu artinya ada Anthony bersama mereka. Jika dia tidak ikut, Lionel akan merasa sedih.Alicia bersimpuh di depan Lionel, lalu dengan perlahan dia menampuk wajah mungil putranya itu.