Daffa dan Alma masih menikmati suasana makan siangnya. Mereka saling melontarkan candaan dengan sangat gembira. Kebersamaan mereka berdua seakan terlihat sudah seperti layaknya sepasang kekasih, bahkan Alma semakin terlihat nyaman dengan adanya Daffa di sisinya.
Apa yang Daffa rasakan saat bersama Alma, benar-benar melupakan segalanya, bahkan istrinya sendiri pun sudah tak diingat nya lagi. Yang ada dalam benaknya hanyalah Alma, Alma, dan Alma saja.
*****
"Karin!" teriak Bu Desy sembari menghampiri puterinya.
"Mama!" balas Karin dengan sumringah.
<Sementara di tempat lain, duabodyguardnyaDaffa sudah menemukan rumah Alma, ia diberitahu oleh warga Sukabungah yang hendak melayat ke sebuah rumah warga. Namun betapa terkejutnya, mereka bahwa rumah yang akan dilayat nya adalah rumah Alma. Sontak saja mereka segera menghubungi bosnya dengan cepat.Sementara Alma dan daffa setelah selesai makan siang, mereka menuju pusat perbelanjaan yang jaraknya tidak jauh dari area hotel Amaris. Mereka berdua masih dengan candaannya dan bahkan senyuman manis masih tersungging dalam bibir Alma. Bagaimana tidak, Daffa membelikan beberapa barang-barang yang begitu mahal dan bermerk, bahkan tanpa Alma minta pun Daffa membelikannya. Hal ini menjadi kesenangan bagi naluri wanita, jika sesuatu yang diinginkan ternyata dikabulkan oleh orang yang disayanginya."Ya ampun! Si Bos lagi ngapain sih! Di telepon gak diangkat-angkat!" gerutu Farhan sembari menggenggam ponselnya."Masih
Daffa benar-benar merasa bersalah, tidak seharusnya ia mengajak Alma menikah. Tapi apa mau dikata, ia sudah terlanjur cinta dan tidak mau melepaskan Alma yang sudah ada di dalam genggamannya."Pokoknya, aku tidak mau dalam pernikahanku ada kebohongan, yang akan membuat rumah tanggaku hancur. Kalau begitu, dari sekarang aku mesti jujur pada Alma, kalau aku masih ada ikatan pernikahan dengan perempuan lain. Aku pasti bisa!" kata Daffa dalam hatinya."Ya benar kata Bapak! Lebih cepat lebih baik, tapi saya masih menghargai kalian yang sedang berduka, jadi ... mungkin setelah selesai 40 harinya mendiang ibu Alma, saya bisa menikahi Alma, Pak," tutur Daffa dengan tegas."Nah kan! Apa bapak bilang, Nak Daffa pasti akan menikahi kamu, Nak!" ujar Pak Santoso sembari melirik ke arah Alma.Alma pun hanya bisa tersenyum manis, dan meras bahagia, walaupun rasa sedih masih menyelimuti hatinya, tapi hatinya tidak bi
BrakkSeketika itu pula, keduanya merasa kaget dan gelagapan. Daffa langsung tersungkur ke bawah ranjang saking begitu kagetnya. Sementara, Alma hampir saja ikut terjatuh."Adam!" teriak Daffa dan Alma dengan serempak."Ya elah Kakak! Ngapain kalian berduaan di kamar, kalian belummahramnya. Aku bilangin sama bapak loh!" kata Adam menyunggingkan bibirnya."Jangan dong, jadi adik gitu amat sih!" kata Alma kesal."Ya udah sana keluar! Ngapain coba malah diam di sini! Mau aku bilang ke bapak ya?" kata Adam menyeringai."Iya-iya aku keluar!
Bab 24. Kecupan ManisNyonya Cristin mengerutkan keningnya, ia heran, mengapa suaminya bisa berkata seperti itu, sedangkan untuk ganti istri saja mana mungkin bisa terlaksana jika pihak dari istri tidak mau dipisahkan."Memangnya Karin setuju kalau Daffa akan ganti istri?Feelingmama sih gak bakalan mau. Jangankan diganti istri, dimadu saja, dia gak bakalan rela!" kata Nyonya Cristin sembari mengambil cangkir yang berisikan teh hijau yang hangat."Ya, kalau tidak begitu, kapan kita punya cucunya? Jadi siap tidak siap, dia harus berkorban dong," kata Tuan Dimas dengan santainya."Iya juga sih, tapi mama tidak akan mendukung, kalau anak kita menyakiti perempuan, Pa. Biar bagaimana pun, mama juga seorang perempuan. Jadi sama lah perasaan perempuan kalau suaminya berpaling ke lain hati itu bagaimana! Mama hanya bisa mendoakan yang terbaik saja buat Daffa dan kelu
Seseorang terus saja mengetuk pintu karena ia yakin Alma sudah ada di dalam kos-annya. Apalagi ditambah adanya mobil mewah yang terparkir tepat di depan kamar kos-annya, membuat orang itu semakin penasaran. Orang itu yang tak lain adalah Ririn, tetangganya sendiri.Dan ketika itu pula mereka berdua langsung menghentikan aksinya. Mereka berdua sangat gelagapan. Bahkan menjadi gugup entah apa yang harus mereka lakukan disaat sedang panas-panasnya."Alma!" sahut Ririn lagi."Aduh, bagaimana ini, Daff?" bisik Alma dengan panik.Daffa yang masih diatas tubuhnya Alma, hanya bisa menatap sorot matanya tanpa berkedip sama sekali. Bagi Daffa, ketika Alma sedang panik, ia terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Sehingga, ia enggan untuk beranjak dari posisinya yang sudah terlanjur diatas tubuhnya Alma."Sebentar, Sayang. Aksi kita belum tuntas," bisik Daffa ke telinga Alma."A-ap
"Bagus lah kalau begitu, jadi dia pengertian sama kamu. Kamu harus bersyukur karena dia tidak seperti mantan aku, pelitnya mengalahkan Nyi Endit, makanya aku minta putus," kata Ririn dengan santainya."Apa! Kamu sudah putus lagi?" kata Alma tercengang."Iya, kenapa? Ada masalah kah?""Tidak, cuma terkejut saja, soalnya baru kemarin pacaran, masa sudah putus lagi?" celetuk Alma."Biarin, soalnya dia pelit!""Masa karena hal itu kamu ngajak putus sih, Rin?" Alma semakin kaget mendengar ucapan dari Ririn."Sudah lah, tidak perlu dibahas. Malas aku kalau mendengar tentang dia. Oia Al, sering-sering lah minta belanja lagi seperti ini. Aku yakin, dia gak bakalan nolak, percaya deh sama aku!" celetuk Ririn yang terlihat sangat gembira karena dapat oleh-oleh dari Alma."Ish, buat apa? Memangnya aku ini cewek matre! Ini bukan tipe aku banget. Kalau diberi ya syuk
Daffa benar-benar penasaran siapa orang yang telah memberi tahu soal dirinya yang sedang berusaha mendekati perempuan. Ia bahkan tidak ingat kepada kedua bodyguardnya, yang selalu setia membantu dirinya."Ya ampun, Pa. Siapa sih orangnya bikin penasaran aja. Oh, jangan-jangan teman papa ya yang memberi tahunya kalau aku sedang bersama—"Seperti biasa, belum juga Daffa selesai bicara, Tuan Dimas langsung menyelangnya lagi, "Daribodyguardkamu lah! Sebelum kamu datang, mereka sudah datang terlebih dahulu, dan papa langsung mengintrogasi mereka.""Ya ampun! Ternyata mereka! Aku hampir saja lupa sama keduabodyguard kuitu,"ucap Daffa dalam hatinya."Dan apa kamu tahu? Papa dan Mamamu sudah membuat istrimu marah, dan itu sebelumbodyguardkamu memberitahuku, kalau ternyata kamu memang benar-benar
Sebagian para pekerja sedang sibuk membersihkan dan menata taman yang ada di depan rumah Daffa. Namun, begitu kagetnya mereka ketika melihat seseorang terjatuh dari atas balkon. Dan ternyata orang yang terjatuh itu adalah Karin. Mereka pun langsung menghampiri Karin yang sudah tergeletak tak berdaya dengan bersimbah darah yang terus mengalir tiada henti dari kepalanya."Ya ampun Nona Karin!" teriak salah satu pekerja yang ada di rumah Daffa.Mereka sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memberi tahu majikannya, kalau Karin telah terjatuh dari atas balkon. Dan ketika itu pula Nyonya Cristin dan Tuan Dimas datang menghampirinya."Ya Tuhan! Karin! Kenapa ini bisa terjadi?" kata Nyonya Cristin. Matanya sudah berkaca-kaca karena melihat sang menantu sudah tidak sadarkan diri."Daffa! Karin, Daff!" teriak Nyonya Cristin memanggil anaknya.l Dan tidak lama kemudian, Daffa pun berlari untuk menghamp