Almaira, wanita single dan cantik mendadak mau dijadikan istri simpanan seorang pria kaya raya yang sudah beristri. Meski ia tahu, jika apa yang ia lakukan adalah salah.Semua ini berawal dari perkenalannya dengan seorang pria yang bernama Daffa. Dia seorang pengusaha yang sangat berpengaruh dalam industri pertambangan. Namun, meski harta melimpah, kebahagiaan itu belum dirasakan oleh Daffa. Karena bagi dirinya, harta tidak menjamin hidup bahagia, kalau tidak dibarengi dengan kehadirannya seorang anak. Hal ini lah yang menjadi alasan kuat untuk Alma menjadi istri simpanannya sang Ceo alias Daffa, agar perekonomian dirinya terus terjamin.Apakah Alma bisa hidup bahagia dengan segala fasilitas yang sudah diberikan oleh seorang Ceo, seolah-olah hanya untuk melayani hasrat seks pria yang sudah beristri?
Lihat lebih banyak< Serena >
Paintings.
I always love them. Whenever there was an art show near Manhattan, I make it a point to go, check the artworks and possibly buy one. Or two. Or three of them.
What I look for in a painting are the strokes the painter uses, the use of colors and how they blend in with the picture in general, and of course, the drawing.
I’m a sucker for fantasy-inspired paintings. Fantastical landscapes, still pictures, mythical creatures, men and women wearing weird clothing, oh yes. I collect them all. They always reach out to a part of my soul that I had been guarding since I lost my parents. They always call out to a part of me that I’m not sure what.
Maybe, my parents as painters could be a reason. They influenced my tastes after all. But deep inside me, I knew there was always something special about these type of paintings that I couldn’t quite figure out.
One rainy day, I ran across an antique shop in downtown Manhattan about to be closed by the bank for bankruptcy. The different antique displays were spread all over the street in the hopes that some passers-by would still buy them.
I caught sight of a beautiful painting of a landscape. Breathtaking it was and purely, for lack of a better word, out-of-this-world. The painting showed a mountain range with its slopes covered in autumn trees. In the center of this mountain range, just nestled on top the hill, was a silver castle. The details were extraordinary. Magical even. I couldn’t resist its call, so in the end, I bought it. Plus, I didn’t want it to be wet with the rain. I wanted to give it a home.
The antique shop owner, an old lady probably in her late sixties, was gracious enough to give me a discount considering the painting had smudges on the edges due to its aged state. I was kind enough to refuse it. If she was in bankruptcy, at least my full payment of the painting would help her in some way.
"May the magic be with you always,” she said with a smile as we parted.
I just shrugged, not thinking much about her words. I didn’t know at that time they had meaning.
The first night the painting was with me, I dreamed about magical creatures: behemoths in the sky, beautiful mermaids swimming in the ocean, and fairies hiding in the woods. The dream was lovely. I didn’t want it to end.
The second night, I dreamed about the castle on the hill. It was beckoning me, wanting me to go there. I woke up in the middle of the night panting. Not knowing exactly what got me so worked up.
The third night, my dream brought me inside the castle. It was enormous with arched roofs and glass walls. In a blink of an eye, I was sent to a bed chamber. The sheets were covered with an embroidery of an insignia: a profile of what looked like an animal—a wolf—and around it were curves, lines and symbols I have never come across. It was beautifully colorful.
But what really captured my attention was the one lying on it. It was a man and from the looks of it, the king of the castle as he had a crown on top his head screaming almighty powerful.
Of course, that wasn’t the only thing that made my eyes pop.
It was a certain body part of his that stood like a rod as if saying hi to me. It was located down south. Really, really down south. Lower than his waist and just between his thighs.
His right hand, oh yes, it was on a fist, wrapping securely that body part of his like it was its second skin.
The thing that woke me up from that weird dream was when he decided to start pumping his hand and groaned like it was the best fucking masturbation he had.
I had to take in deep breaths just to calm myself down. One, two, three. One, two, three. But I knew I was fooling myself. I felt wet, hot and bothered by it and I stayed like that for the whole day until the fourth night came.
The dream didn’t start with anything magical or downright erotic really. It was just me inside my bed, lying like a log, unmoving, yet inside my head, I heard an ethereal voice—a woman’s voice—calling out to me to stand up and touch the painting.
And like a puppet, I did. The next thing I knew, I was waking up inside that castle’s majestic bed chamber with the said King on top me.
Hari demi hari telah mereka lalui bersama dengan penuh suka cita. Apa lagi semakin hari, kehadiran Alma di keluarganya Daffa, semakin disukai banyak orang. Bahkan suasananya pun menjadi hangat dan damai. Sebelum acara syukuran tiba, Alma ingin meminta izin kepada Daffa untuk menemui Ririn, teman kosannya dulu. Teman yang selama ini sudah ia lupakan karena kelicikannya. Akan tetapi, Alma masih punya hati untuk menemuinya karena biar bagaimanapun juga, Ririn adalah sahabatnya yang pernah membantunya ketika dirinya sedang kesusahan. "Mas, hari ini kamu ada waktu tidak?" kata Alma manja. "Mas? Tumben, apa aku tidak salah dengar?" kata Daffa sembari duduk di dekatnya Alma. "Tidak, aku sengaja ingin memanggil kamu Mas, mungkin karena bawaan bayi kali," kata Alma dengan santainya. "Hem, begitu ya. Terus kamu nanyain waktu sama aku, untuk apa? Kamu mau kemana? Bukannya ke dokte
Semenjak Ririn disangka perebut suami orang oleh orang-orang disekitarnya, kini beritanya sudah tersebar luas sejagat maya. Hari-hari yang Ririn lalui begitu menjadi tidak berarti. Dan akibatnya, ia juga di usir oleh ibu kos yang dulu pernah mengusir Alma dari kos-kosannya. Bahkan, ibu kos itu sangat menyesal telah mengusir Alma tanpa tahu kebenarannya. Kini, Ririn hidup menjadi wanita yang tertutup dan pensiun dari kehidupan matrealistisnya. Ia bahkan mencari tempat yang jauh lebih sepi dari tempat sebelumnya. Mantan-mantan pacarnya pun hanya bisa tertawa sinis, melihat kabar dirinya dari media sosial dan sudah tidak sudi lagi berhubungan dengan Ririn, walaupun itu hanya sebatas teman. Dan kini Ririn memilih hidup menyendiri dari orang-orang yang sudah mengenalnya. Akan tetapi, meskipun Ririn sudah pindah ke tempat yang sepi dan jauh dari kata ramai, tetap saja Kania bisa menemukannya. Ia masih saja mendendam kepada Ririn
"A-apa? Istri?" kata Nyonya Cristin kaget."Jadi ini menantu baru kita?" tambah Tuan Dimas tersenyum lebar."Iya Ma, Pa, mulai sekarang dan selamanya, dia yang akan menjadi pendamping hidup aku," kata Daffa sembari melirik ke arah Alma dan tersenyum manis."Ya ampun! Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga, ayo kita duduk dulu," ajak Nyonya Cristin yang masih belum percaya, jika anaknya sudah menikah lagi.Mereka pun duduk di ruang tamu dengan berbagai hiasan yang menarik. Dan disertai dengan desain yang membuat para tamu menjadi semakin nyaman. Tuan Dimas dan Nyonya Cristin saling menatap Alma yang terlihat menunduk dengan sopan. Kebetulan Nyonya Cristin duduk bersampingan dengan Alma sehingga wanita paruh baya itu bisa melihat jelas kecantikan Alma yang sederhana namun elegan."Ya ampun kamu cantik sekali, siapa namanya?" tanya Nyonya Cristin sembari tersenyum bahagia.
Kriing kring kringSuara ponsel milik Nyonya Cristin berdering, setelah melihat ponselnya, ternyata yang menelepon adalah anak semata wayangnya. Betapa bahagianya Nyonya Cristin saat itu, ia pun langsung mengangkatnya dengan begitu sumringah.Beberapa menit setelah Daffa meneleponnya, hati Nyonya Cristin semakin berbunga-bunga, karena anaknya memberitahukan jika masalahnya dengan Karin telah berakhir.Kini, ia berjanji akan membawa sebuah kejutan untuk dirinya. Entah apa yang akan diberikan Daffa, yang pasti hari ini Nyonya Cristin begitu gembira sekali."Pa!" teriak Nyonya Cristin sembari menghampiri suaminya di teras rumah."Ada apa? Kok kelihatannya senang begitu?" kata Tuan Dimas dengan santainya."Tentu saja Pa! Aku sangat senang sekali, soalnya anak kita mau pulang sekarang, dan apa kamu tahu? Dia akan membawa sebuah kejutan loh!" ucap Nyonya Cristin sumringah.
"A - apa! Menemui orang tuamu!" jawab Alma kaget. "Iya Sayang, meskipun kamu tidak mau, tetap saja kamu pasti akan menemui mereka dikemudian hari. Jadi apa bedanya bertemu sekarang sama bertemu nanti? Toh sama saja bukan?" kata Daffa dengan santainya "I - iya sih! Tapi aku belum siap karena istrimuβ" Belum juga selesai bicara, Alma sudah diselang oleh Daffa, "Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, kamu kan istri sahnya aku, dia udah aku ceraikan, udah kutalak tiga malah, jadi stop! Jangan bilang dia masih istriku, karena istriku yang sekarang sudah ada di depan mataku." "Tapi, tetap saja ini salah, Daff! Harusnya kamu sebelum menikahiku, urusan antara kamu dengan istrimu itu harusnya sudah beres. Biar aku tidak minder, karena aku merasa posisiku ini terkesan seperti per
Setelah beberapa bulan lamanya menjalani kehidupan baru menjadi Nyonya Di apartemennya Daffa, kehidupan Alma berubah drastis. Ia menjadi seorang istri yangmatre. Akan tetapi, meskipun Alma menjadi seorang istri yangmatre, ia tidak pernah absen untuk mengirim bantuan kepada anak yatim, para jompo, dan orang lain yang benar-benar membutuhkan bantuannya. Hal ini lah yang membuat Daffa semakin menyukainya karena berbeda dengan perempuan mana pun. Jalinan asmara mereka berdua pun semakin lengket. Sampai-sampai suami-istri ini tambah begitu mesra bagaikan seluruh dunianya serasa milik berdua. Di sisi lain, perkataannya Ririn yang dulu terus saja terngiang di telinganya Alma, bahwa, agar dirinya menjadi wanita yang matre. Walaupun keduanya sudah renggang dan belum pernah bertemu lagi, tapi kata-kata itu sudah menempel dalam benaknya Alma. Setiap melakukan senggama, ia pasti meminta D
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen