PoV SoniKeyla, wanita yang mengisi hatiku beberapa bulan ini. Aku dan dia kebetulan lulus tes CPNS di instansi yang sama namun berbeda divisi. Dia bagian keuangan dan aku bagian IT. Sudah lama aku memperhatikan dia, walaupun hanya sebatas tegur sapa. Awalnya aku kira dia masih gadis tapi ternyata sudah menikah.Sayang sekali, aku tidak punya kesempatan untuk mendekatinya. Entahlah aneh juga perasaanku, kok aku malah suka dengan istri orang. Padahal banyak gadis-gadis yang berusaha mendekatiku. Tapi aku malah mengabaikan mereka. Bukannya aku sebagai pegawai merasa jumawa di dekati gadis-gadis. Karena tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatianku. Mamiku bahkan berusaha menjodohkanku dengan anak gadis teman beliau, namun aku menolaknya. Walaupun sempat membuat mami marah.Suatu ketika aku melihat dia di kantor sedang sibuk mengurus administasi. Para pegawai terutama ibu-ibu sudah berbisik-bisik. Aku pun pura-pura mengamati dan mendengarkan apa yang para ibu itu bicarakan. Oh ter
PoV Keyla Aku tiba-tiba terbangun di tengah malam. Kulirik jam weker di sebelah nakas ranjangku sekitar jam satu lewat. Ini sudah hari senin, bang Ardan belum juga menampakkan batang hidungnya di rumah ini. Entah kemana perginya. Yang jelas dia tidak mengabariku dan aku juga malas menghubungi dia duluan. Biarkan saja suka-suka dia. Lima menit kemudian, kudengar deru mobil di pekarangan rumah. Ah, sudah pasti itu bang Ardan datang. Rupanya masih ingat juga ya pulang. Kukira sudah tidak bakalan pulang lagi. Tapi tak mungkin juga sih dia langsung bablas tidak pulang sedangkan baju-baju dan barangnya masih di rumah ini. Kudengar bang Ardan memasukkan anak kunci membuka pintu depan. Maklum kami sama-sama membawa kunci serep bila pergi kemana-mana supaya tidak merepotkan satu sama lain. Tak berselang lama, bang Ardan membuka pintu dan menuju kamar. Aku pura-pura saja tidur ngapain aku menyambut dia layaknya tamu agung! Sedangkan dia tak memberi kabar dia pergi kemana. Suami macam apa itu!
Aku segera mengemas semua pakaian, sepatu, tas-tas, dan yang paling penting dokumen berhargaku seperti ijazah dan surat BPKB mobil bang Ardan. Jangan sampai bang Ardan sadar kalau surat BPKB mobilnya sudah ada di tanganku! Lihat saja nanti bang akan kujual mobilmu, kalau perlu akan kulelang di situs online! Untung kemarin aku iseng memfoto mobil bang Ardan. Haha, kartu as sudah ada di tanganku. Begitu putusan pengadilan bahwa kita sudah bercerai keluar. Akan kutuntut mobil itu dan kujual. Kamu tak bisa meminta hasil penjualan mobil itu karena bukan hasil harta gono gini. Bang Ardan lupa, bahkan ada aturan perundang-undangan bahwa seorang wanita PNS tidak bisa di madu. Biar saja dia tidak tahu. Nanti pasti dijelaskan mas Hendra saat sidang. Mudahan saja sidangnya berjalan lancar. Tapi aku tidak yakin juga sih kalau bang Ardan tidak berkelit dalam persidangan. Ah ya sudah, masalah itu nanti saja dipikirkan. Lagipula aku kan nanti sudah ditemani pengacara handal. Apa mungkin setelah tah
PoV Ardan 4Beberapa hari ini kunikmati kebersamaanku dengan Ira, serasa bangkit lagi gairah jiwa mudaku. Ira gadis cantik dan pintar menggodaku. Rasanya bagai berbulan madu kembali. Ah jadi tidak sabar rasanya aku ingin menikahi Ira dan menjadikannya istri keduaku. Enak kan jadi aku, walau hanya pegawai honorer mempunyai istri dua. Istri pertama akan kujadikan mesin pencetak uangku. Nanti ku katakana saja kepada papah dan mamah alasanku ingin menikah lagi karena aku ingin memiliki momongan. Rasa hampa sudah dua tahun menikah tapi ditanya terus oleh orang-orang kapan mempunyai anak. Lagian bisa jadi Keyla mandul. Mudahan Ira bisa memberikanku keturunan yang membuatku merasa sempurna sebagai seorang pria. Tapi apa bisa ya aku menikah resmi? Sedangkan Keyla seorang PNS. Biarlah urusan nanti. Kalau aku tak sabar lagi, akan kunikahi Ira secara siri dulu.Aku mengantarkan Ira pulang ke kostnya.“Makasih ya Ra, nanti kita kencan lagi ya sayang," kataku sambil mengedipkan mata kepada Ira.“T
PoV KeylaKetika sedang asyik menulis laporan, tiba-tiba aku dikagetkan oleh gawaiku yang berdering. Tertera di layar gawaiku, telepon dari mas Hendra. [Hallo, assalamualaikum Keyla?] sapa mas Hendra dengan ramah. [Wa'alaikumsalam mas, ada kabar apa nih?] jawabku sopan. [Oh iya sesuai dengan apa yang kamu minta, surat panggilan persidangan dari pengadilan sudah dikirim ke kantor Ardan.] balas mas Hendra. [Baiklah, kalau begitu mas. Terima kasih atas bantuannya.] aku sumringah.[Sama-sama Key, ingat sidang perceraian akan di gelar seminggu lagi. Kamu sudah menyiapkan bukti-bukti yang akan memberatkan Ardan kan?][Sudah mas, gimana kalau sore nanti sehabis pulang kerja kita ketemuan mas. Saya ingin berkonsultasi, sekaligus menunjukkan bukti yang saya dapat.][Oke, kalau gitu dimana?][Di kedai bebek panggang, nggak jauh dari kantor saya bisa kan mas?][Okelah kalau begitu. Sampai ketemu nanti Key.] Tutup mas Hendra. Pip, telepon kumatikan. Aku tak bisa membayangkan betapa geramnya
PoV KeylaBerat mataku untuk kubuka, bau obat-obatan menguar begitu kuat menusuk hidungku. Pelan-pelan kubuka mata. Padanganku buram lama-lama menjadi jelas, kulihat ibu dan Soni menemaniku. Terasa kaku tangan kiriku, rupanya jarum infus yang terpasang dengan cairan infus. Kuamati aku sedang terbaring di ruangan yang bercat putih. Apa aku sedang di rumah sakit ya? Separah itukah sakitku sampai harus di rawat di rumah sakit?“Alhamdulillah Key, kamu sudah bangun," kata ibu sambil terisak. Sepertinya sejak pingsan sampai sekarang ibu menangisiku. Ibu langsung mengusap kepalaku.“Alhamdulillah.” Soni menimpali sambil mengusap tangan kananku“Bu, Keyla ada dimana? Kenapa kepala Keyla sakit?” tanyaku lirih. Betul kepalaku terasa berat dan seluruh badanku kaku.“Kamu tadi pingsan Key, mungkin kamu syok menghadapi kejadian tadi yang tiba-tiba dan nggak disangka-sangka," jelas Soni menambahkan. Terlihat lelah dari wajah ibu maupun Soni, tetapi tetap semangat menemaniku di rumah sakit. Berbeda
PoV KeylaSetelah dua hari di rawat di rumah sakit akhirnya aku dibolehkan dokter Yudi pulang. Hanya saja aku tidak noleh dulu bekerja dan berpikir terlalu berat. Aku juga masih harus minum obat dan multivitamin lengkap agar tubuhku cepat pulih. Dengan menaiki mobil Soni, aku dan ibu diantar pulang ke kost Putri. Rencananya sih aku ingin secepatnya pindah rumah. Tapi mengingat kondisiku yang belum pulih mungkin seminggu lagi aku akan pindah ke rumah kontrakan milik mas Hendra. Untuk sementara ibu tidak pulang dulu ke kampung. Ibu akan menemaniku hingga aku sembuh dan sampai proses persidangan perceraianku dengan bang Ardan selesai. Satu yang mengganjal masih di hatiku. Bagaimana kalau ibu tahu aku tinggal satu kost dengan Ira, selingkuhannya bang Ardan? Sedangkan kemarin saja tahu aku pingsan gara-gara memergoki bang Ardan, ibu langsung naik pitam dan menelepon bang Ardan. Yang jelas ketika bang Ardan ditanya ibu, jelas dia berkelit dan berbalik menyalahkanku. Ibu tidak cerita panja
PoV Keyla"Se, sebenarnya Ira, Ira ini.. " Bang Ardan masih terbata-bata. "Jawab Dan!" teriak papah murka. Suasana sungguh mencekam. Pada mulanya kedatangan mamah dan papah hanya untuk memojokkan dan menuduhku kalau kalau aku yang selingkuh. Sungguh pilu mendapati kenyataan bahwa anaknya lah yang membawa selingkuhannya di hadapan mereka. Tuhan sungguh memberikan kejutan yang tidak kami sangka-sangka. Kejutan yang membuat malu orangtua bang Ardan. "I, Ira istri kedua Ardan pah, kami udah menikah secara siri dua hari lalu. Maafkan kami nggak mengabari mamah dan papah." Bang Ardan langsung tertunduk. Oh jadi begitu. Pantas saja bang Ardan tidak ada menjengukku sama sekali. Jadi ternyata menikahi gundiknya ini. Bagus sekali ya permainannya, menikah lagi di saat aku sedang sakit. Tapi mereka malah bersenang-senang di atas penderitaanku. Begitu mengetahui kenyataan pahit ini, langsung lemas lah seluruh persendianku. Ya Allah, salah apa aku. Hingga kamu tega bang menikah lagi tanpa memberi