Share

BAB 2 MINGGU PAGI

Penulis: Anna Janitra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 14:02:08

"Papa sudah bangun?" tanya Siska saat mendapati suaminya sedang memasak nasi goreng kesukaannya. Aromanya begitu harum hingga wanita itu pun terbangun dari mimpi indahnya.

"Mama pulang jam berapa semalam?" Rudi tidak menjawab pertanyaan istrinya.

Tangannya masih sibuk dengan sutil dan wajan, membolak-balik nasi supaya tidak gosong untuk sarapan dia dan kedua buah hatinya yang juga masih terlelap dalam tidur.

Memang menjadi kebiasaan Rudi, jika pagi tiba dan mendapati Siska masih tertidur pulas maka dia akan mengerjakan pekerjaan rumah sendirian. Dia tidak ingin membangunkan Siska karena yang ada nanti justru keributan. Jadi, Rudi lebih memilih mengerjakan tugas rumah sendiri.

"Jam dua, mau bangunin Papa yang tidur di sofa sebenarnya. Tapi … Mama takut kalau Papa akan terganggu mimpi indah, karena saat itu Mama melihat wajah Papa sedang tersenyum manis," jawab Siska manja.

"Lain kali jangan malam-malam ya, Ma! Nggak baik," pesan Rudi yang membuat nafas Siska memburu.

Dadanya naik turun sedang matanya mendelik melihat suaminya yang masih setia mengaduk nasi goreng buatannya. Siska benar-benar kalap, ingin rasanya memaki suaminya.

Pagi-pagi seharusnya mereka saling bercanda dan tertawa, ini malah moodnya hilang seketika sebab ucapan suaminya yang menyentil sesuatu yang letaknya di balik baju tidur.

"Papa melarang Mama pergi bersama teman-teman arisan?" teriaknya dengan menggebrak meja makan, yang membuat ketakutan anak-anak mereka sehingga menangis.

Rudi memasang wajah teduh, menatap manik istrinya dengan lembut. Tidak ada kemarahan yang terpancar dari sana. Meski sang istri sudah naik ubun-ubun emosinya.

"Nggak, Ma … Papa cuma mau bilang, kalau pergi jangan pulang sampai tengah malam. Bagaimana nanti kalau ada tetangga yang lihat? Malah Mama juga yang repot, iya 'kan?" ucap Rudi kalem.

Berjalan menghampiri istrinya dengan membawa sepiring nasi goreng, di elusnya pucuk rambut Siska dan di kecup hangat.

"Sarapan dulu, nanti terus mandi. Kita pagi ini akan jalan-jalan!" titah Rudi.

"Aku nggak mau," bentak Siska dengan bersedekap dada, emosinya masih di ubun-ubun.

"Aku akan membelikanmu cincin hari ini, masih nggak mau?" bisik Rudi tepat di telinga Siska.

Mata Siska seketika membulat sempurna, berbinar dan langsung memeluk Rudi erat. Di ciumi pipi suaminya itu bertubi-tubi, hingga Rudi merasakan jika ada yang berdesir hebat di dalam dada.

Dibopongnya tubuh mungil istrinya itu menuju kamar istimewa mereka. Tanpa menutup pintu kamar, mereka menumpahkan hasrat yang tertunda semalam.

"Pa, sarapan buatku mana?" teriak si sulung.

Seketika ritual yang akan berlangsung berhenti. Tawa mengembang menghiasi pasangan tersebut.

"Yuk kita sarapan bersama lalu nanti pergi jalan-jalan!" ajak Rudi dengan mencubit pelan hidung mancung milik istrinya itu.

Siska masih bergelayut manja di lengan Rudi, membuatnya memberikan kecupan kecil di kening.

"Mama, hari ini kata Papa kita akan jalan-jalan, benar tidak?" tanya si sulung Indri saat melihat kedua orang tuanya melangkah menuju meja makan.

"Benar sayang … yuk sarapan, terus nanti mandi!" ucap Siska dengan membelai lembut punggung putrinya itu.

"Asyik, nanti aku mau beli mainan lagi ah, boleh ya, Pa?" Mata si bungsu Toni berbinar-binar mendengar kalau mereka hendak pergi keluar pagi ini.

Suasana yang sangat dirindukan Rudi, mendengar celotehan kedua anaknya. Melihat binar indah netra sang istri serta canda tawa seisi rumah yang meramaikan istana kecil miliknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 34 MELAHIRKAN

    Rini kelelahan saat malam tiba, didalam kamar dia memijat kakinya pelan. Meski agak kesusahan, tapi dia melakukannya dengan bersenandung kecil dan sesekali tersenyum sendiri. Rasa nyeri yang datang tiba-tiba membuat jantung wanita yang tengah hamil besar itu berpacu dengan kencang. Keringat dingin mulai berjatuhan dari punggung. Membasahi seluruh tubuh yang terasa panas dingin. "Kamu kenapa, Rin?" tanya Bu Ratna yang melihat perubahan wajah pada menantunya tersebut.Rini yang memejamkan mata saat merasakan sakit lalu bernapas lega dengan menyeka keringatnya itu membuat sang mertua meyakini kalau Rini memang sudah waktunya melahirkan. "Kita ke Puskesmas terdekat, ya!" ajak Bu Ratna dengan mengelus punggung Rini yang basah. Wanita itu menggeleng pelan, belum tentu rasa sakit yang datang dan pergi itu adalah salah satu ciri ibu yang hendak melahirkan.Rini masih kekeh untuk di rumah saja dengan merebahkan diri di kasur. Sesekali digigitnya bibir bawah demi menahan sesuatu yang terasa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 33 KEJUTAN

    "Kapan kamu lahiran? Ternyata suamimu dari golongan orang berada juga, ya?" Lagi-lagi Rini kembali di buat kaget saat Siska berbicara, wanita yang duduk di teras depan sambil mendengarkan musik untuk merelaksasi pikiran itu seketika menoleh ke sumber suara. Tidak ada salam ataupun panggilan untuk namanya, tiba-tiba Siska berbicara dan duduk di kursi tepatnya di depan Rini. Jantung Rini bergerak kencang dan tidak beraturan melihat ada gelagat aneh dari iparnya itu. "Apa maksudmu, Mbak?""Nggak ada, aku hanya ingin main saja. Kebetulan kita tetanggaan di sini, apa salahnya aku main ke rumah iparku yang baik hati." Bibir merah itu mengerucut dengan alis yang naik-turun. Rini mulai jengah dan ketakutan jika Siska akan berbuat nekat dan di luar batas. Sedang Yoga dan Bu Ratna tidak ada di rumah. Mereka pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan bayi yang akan segera lahir.Sungguh pemandangan yang membuat bulu kuduk Rini berdiri dan nafasnya yang sulit dikendalikan. Ketakutannya jauh mel

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 32 MASIH SAMA

    Rini mengelus perutnya yang kian membuncit, tendangan demi tendangan dia rasakan saat mencoba berbicara dengan bayinya yang masih dalam kandungan. Memandang jauh ke depan, Rini seolah berada dalam masa lalu. Bayangan-bayangan indah bersama ayah dan ibu serta Rudi datang memenuhi pikirannya. "Andai mereka masih ada di dunia ini pasti akan bahagia melihatku akan melahirkan," gumam Rini sendu. Tanpa terasa air mata turun dari sudut mata indahnya tersebut. Setetes, dua tetes hingga akhirnya deras membasahi pipi. "Hidup ini memang tidak semulus apa yang kita inginkan, kita di tuntut untuk menjadi pribadi tangguh dengan selalu di cambuk oleh ujian dan masalah yang tak henti-hentinya singgah dalam kehidupan kita. Tetaplah kokoh berdiri, sesekali mengeluh itu manusiawi, tapi jangan keterusan," ujar Yoga yanh melihat sang istri duduk termenung memandang langit yang menggantung. "Apa aku mampu?" "Kenapa tidak? Semua orang akan mampu jika selalu bergandengan tangan, berjalan bersama tanpa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 31 KEHIDUPAN BARU

    Kehidupan baru Rini menyambut pagi dengan wajah sumringah. Udara bersih nan sejuk membuat paru-parunya seakan menari dan berdansa bahagia. Suara kicau burung yang hinggap di pepohonan begitu ramai bagaikan sebuah konser yang dihadiri oleh ribuan penonton. Bersahutan dengan ayam jago dan ayam betina yang saling beradu suara karena waktu pagi telah tiba. "Selamat pagi, Bu," sapa Rini. Bu Ratna yang sedang menyiapkan makanan menoleh ke sumber suara. Disapanya menantu perempuan satu-satunya itu dengan wajah berseri. "Selamat pagi, duduk dulu dan minum teh hangatnya supaya badanmu tidak kedinginan!" titah Bu Ratna dengan menyodorkan segelas teh hangat. "Assalamualaikum," ucap suara dari luar. "Itu Kakakmu datang. Dia pasti kangen sama kalian." Yuli Kakak dari Yoga datang dengan senyum yang mengembang. Keduanya saling sapa dan berhambur memeluk satu sama lainnya. "Tinggallah di sini selamanya menemani Ibu, jangan pergi lagi. Kita akan sama-sama menjaga Ibu," bujuk Yuli lembut.Rini

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 30 PINDAH

    Pindah"Ibu mengabari, beliau meminta kita untuk pulang ke sana dan membangun rumah di tempat bagianku. Sedia atau tidak?" tanya Yoga saat sedang meracik bumbu untuk masak kuah bakso pagi ini. Rini menghentikan kegiatannya, matanya menatap sang suami yang masih setia mengaduk aneka bahan tersebut. Sadar jika Rini tengah memperhatikannya, Yoga menoleh dan tersenyum manis. "Itu kalau kamu mau, aku nggak akan memaksa kok. Nanti biar aku bilang sama Ibu kalau kita di sini sudah hidup nyaman." "Mas mengejekku?" Rini tersenyum kecut mendengar perkataan Yoga."Bukan. Hanya itu solusinya biar Mbak Siska tidak terus-menerus merongrong kita akan kehidupan mereka selanjutnya. Sebenarnya aku sudah capek jika harus berhadapan dengan dia dan ibunya. Nggak akan ada habisnya menurutku, iya, itu hanya menurutku saja. Semua keputusan ada pada kamu."Hening. Rini terdiam mendengar perkataan suaminya. Dia sadar jika selama ini hidupnya memang tidak tenang karena ulahj dari Siska. Rudi yang meminta wa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 29 KEMBALI LAGI

    Semua kembali ke awal setelah acara tujuh harinya Rudi selesai. Rini bersiap untuk berdagang bersama suaminya. Segala kebutuhan telah disiapkan. Kursi di tata rapi dan meja pun bersih sehingga jika ada pembeli yang datang maka akan senang karena tempat makan mereka bersih dan nyaman untuk menikmati sajian.Para pelanggannya Rini berdatangan dan mengucapkan belasungkawa atas kepergian sang kakak. Dengan cekatan tangan Rini dan Yoga menyajikan pesanan dari pembeli yang memesan. Mereka berdua terlihat sibuk sehingga tanpa diduga ada seseorang yang melihatnya dari kejauhan.Sepasang mata yang melihat kesibukan mereka masih menatap dengan tatapan sinis. Sisil, dia datang dengan dandanan rapi. Duduk sedikit jauh dari para pembeli yang sedang antri pesanan mereka. Mengamati lalu mencebik karena rasa iri itu mulai menjalari otaknya."Ramai juga dagangannya," tukas Sisil yang membuat Rini hanya menyungging senyum tipis. "Ada apa kamu kesini? Mau pesan makanan juga? Atau ada hal lain seperti K

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status