Share

BAB 3 BU RUKMINI

Penulis: Anna Janitra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-22 16:52:41

"Assalamualaikum, Mas … Mbak …" Rini adik dari Rudi datang pagi-pagi sekali.

Sudah hampir tiga bulan Rudi tidak berkunjung ke rumah orang tuanya, meski rasa kangen yang tersimpan di hati orang tua Rudi. Namun, Rudi enggan pergi menjenguknya.

Alasan terlalu sibuk serta ini dan itu membuat Rudi jarang melihat keadaan kedua orang tuanya yang dulu telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

"Wa'alaikumsalam, Rini?" jawab Siska dengan terkejut.

Tidak biasanya Rini akan menyambangi rumahnya, dan ini pagi-pagi sekali tiba-tiba datang dengan wajah yang kusut. Siska melirik tajam dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Mau apa?" tanya Siska dengan mata menelisik.

"Mas Rudi ada?"

"Ti …."

"Siapa, Ma? Oh, Rini. Ada apa pagi-pagi begini datang ke sini, Rin?" tanya Rudi yang sudah siap berangkat kerja.

Netra Rini mengembun, di pandangnya lelaki tegak dengan badan kekar di depannya dengan penuh hati yang rindu. Rindu yang membuncah membuat Rini seketika menghambur ke pelukan sang kakak.

Dirangkulnya Rini saat dalam dekapan Rudi, dengan sangat penuh kerinduan dan kasih sayang serta diciumnya pucuk rambut Rini.

"Ibu sakit, Mas, beliau kangen sama Mas Rudi yang sudah lama tiada kabar. Kapan Mas Rudi main ke rumah bapak?" cerca Rini dengan tangisnya.

"Pekan depan kita main ke sana, ya? Sekarang Mas mau kerja dulu, takutnya telat nanti malah dimarahi sama bos. Kamu sama siapa kesini?" ujar Rudi merenggangkan pelukannya.

Rini mengusap buliran bening yang seketika tumpah ruah itu.

"Sendirian."

"Ya sudah, kalau kamu mau main sama kakak iparkmu silahkan. Tapi, aku harus pergi dulu kerja, ya. Ma … aku pergi dulu," pamit Rudi sama Siska.

Setelah berpamitan kepada adik serta istrinya, Rudi gegas berlari kecil karena taksi online pesanannya sudah sampai.

Dilambaikan tangan dengan senyum manis terukir di bibir mereka dengan wajah yang entahlah.

"Nggak masuk, Rin? Memangnya ibu sakit apa?" Siska memegang pundak Rini yang masih sesenggukan menahan tangis.

"Mungkin cuma kangen, Mbak. Sudah lama 'kan, Mas Rudi tidak main ke rumah, Bapak," jawab Rini dengan menyeka air mata yang masih tersisa.

Siska menggandeng lengan Rini untuk diajak masuk ke dalam, namun, Rini enggan. Bergeming dalam posisinya tanpa sedikitpun bergeser.

"Kenapa?"

"Saya mau balik saja, Mbak. Takut ibu nanti berharap, permisi."

"Tunggu, kamu ada uang tidak buat pulang?" tanya Siska dengan raut wajah khawatir.

Rini mengangguk, lalu menyalami kakak iparnya itu dan berlalu pulang dengan naik angkot.

Sepanjang perjalanan, Rini memikirkan sifat Kakaknya. Kakak lelaki satu-satunya, saudara satu-satunya yang kini telah berumah tangga telah berkurang rasa sayangnya kepada keluarga.

Dulu saat masih bersama, bapaknya bekerja keras untuk bisa membiayai pendidikan anak-anak mereka agar bisa menikmati hidup yang lebih baik dari orang tuanya.

Namun, saat sudah berkeluarga seakan lupa terhadap orang tua yang selalu membanggakannya. Uang bulanan tidak pernah keluar sepeserpun.

Padahal dulu, sebelum menikah, Rudi selalu memberikan segalanya buat orang tuanya itu. Siska? Tidak mungkin jahat, sebab kalau sedang bertandang ke rumah mertuanya selalu membawa bahan pokok lebih dari cukup.

"Mbak, sudah sampai," ucap sang kondektur yang membuat lamunan Rini buyar seketika. Disekanya air mata yang keluar tanpa permisi itu dengan kasar lalu mengulurkan uang kepada sopir. Rini mencoba menghirup udara dalam-dalam supaya bisa tersenyum kembali ketika dia berhadapan dengan orang tuanya nanti.

Dalam hati wanita itu mengucapkan kalimat BISMILLAH, berharap semuanya baik-baik saja.

❤️❤️

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 34 MELAHIRKAN

    Rini kelelahan saat malam tiba, didalam kamar dia memijat kakinya pelan. Meski agak kesusahan, tapi dia melakukannya dengan bersenandung kecil dan sesekali tersenyum sendiri. Rasa nyeri yang datang tiba-tiba membuat jantung wanita yang tengah hamil besar itu berpacu dengan kencang. Keringat dingin mulai berjatuhan dari punggung. Membasahi seluruh tubuh yang terasa panas dingin. "Kamu kenapa, Rin?" tanya Bu Ratna yang melihat perubahan wajah pada menantunya tersebut.Rini yang memejamkan mata saat merasakan sakit lalu bernapas lega dengan menyeka keringatnya itu membuat sang mertua meyakini kalau Rini memang sudah waktunya melahirkan. "Kita ke Puskesmas terdekat, ya!" ajak Bu Ratna dengan mengelus punggung Rini yang basah. Wanita itu menggeleng pelan, belum tentu rasa sakit yang datang dan pergi itu adalah salah satu ciri ibu yang hendak melahirkan.Rini masih kekeh untuk di rumah saja dengan merebahkan diri di kasur. Sesekali digigitnya bibir bawah demi menahan sesuatu yang terasa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 33 KEJUTAN

    "Kapan kamu lahiran? Ternyata suamimu dari golongan orang berada juga, ya?" Lagi-lagi Rini kembali di buat kaget saat Siska berbicara, wanita yang duduk di teras depan sambil mendengarkan musik untuk merelaksasi pikiran itu seketika menoleh ke sumber suara. Tidak ada salam ataupun panggilan untuk namanya, tiba-tiba Siska berbicara dan duduk di kursi tepatnya di depan Rini. Jantung Rini bergerak kencang dan tidak beraturan melihat ada gelagat aneh dari iparnya itu. "Apa maksudmu, Mbak?""Nggak ada, aku hanya ingin main saja. Kebetulan kita tetanggaan di sini, apa salahnya aku main ke rumah iparku yang baik hati." Bibir merah itu mengerucut dengan alis yang naik-turun. Rini mulai jengah dan ketakutan jika Siska akan berbuat nekat dan di luar batas. Sedang Yoga dan Bu Ratna tidak ada di rumah. Mereka pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan bayi yang akan segera lahir.Sungguh pemandangan yang membuat bulu kuduk Rini berdiri dan nafasnya yang sulit dikendalikan. Ketakutannya jauh mel

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 32 MASIH SAMA

    Rini mengelus perutnya yang kian membuncit, tendangan demi tendangan dia rasakan saat mencoba berbicara dengan bayinya yang masih dalam kandungan. Memandang jauh ke depan, Rini seolah berada dalam masa lalu. Bayangan-bayangan indah bersama ayah dan ibu serta Rudi datang memenuhi pikirannya. "Andai mereka masih ada di dunia ini pasti akan bahagia melihatku akan melahirkan," gumam Rini sendu. Tanpa terasa air mata turun dari sudut mata indahnya tersebut. Setetes, dua tetes hingga akhirnya deras membasahi pipi. "Hidup ini memang tidak semulus apa yang kita inginkan, kita di tuntut untuk menjadi pribadi tangguh dengan selalu di cambuk oleh ujian dan masalah yang tak henti-hentinya singgah dalam kehidupan kita. Tetaplah kokoh berdiri, sesekali mengeluh itu manusiawi, tapi jangan keterusan," ujar Yoga yanh melihat sang istri duduk termenung memandang langit yang menggantung. "Apa aku mampu?" "Kenapa tidak? Semua orang akan mampu jika selalu bergandengan tangan, berjalan bersama tanpa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 31 KEHIDUPAN BARU

    Kehidupan baru Rini menyambut pagi dengan wajah sumringah. Udara bersih nan sejuk membuat paru-parunya seakan menari dan berdansa bahagia. Suara kicau burung yang hinggap di pepohonan begitu ramai bagaikan sebuah konser yang dihadiri oleh ribuan penonton. Bersahutan dengan ayam jago dan ayam betina yang saling beradu suara karena waktu pagi telah tiba. "Selamat pagi, Bu," sapa Rini. Bu Ratna yang sedang menyiapkan makanan menoleh ke sumber suara. Disapanya menantu perempuan satu-satunya itu dengan wajah berseri. "Selamat pagi, duduk dulu dan minum teh hangatnya supaya badanmu tidak kedinginan!" titah Bu Ratna dengan menyodorkan segelas teh hangat. "Assalamualaikum," ucap suara dari luar. "Itu Kakakmu datang. Dia pasti kangen sama kalian." Yuli Kakak dari Yoga datang dengan senyum yang mengembang. Keduanya saling sapa dan berhambur memeluk satu sama lainnya. "Tinggallah di sini selamanya menemani Ibu, jangan pergi lagi. Kita akan sama-sama menjaga Ibu," bujuk Yuli lembut.Rini

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 30 PINDAH

    Pindah"Ibu mengabari, beliau meminta kita untuk pulang ke sana dan membangun rumah di tempat bagianku. Sedia atau tidak?" tanya Yoga saat sedang meracik bumbu untuk masak kuah bakso pagi ini. Rini menghentikan kegiatannya, matanya menatap sang suami yang masih setia mengaduk aneka bahan tersebut. Sadar jika Rini tengah memperhatikannya, Yoga menoleh dan tersenyum manis. "Itu kalau kamu mau, aku nggak akan memaksa kok. Nanti biar aku bilang sama Ibu kalau kita di sini sudah hidup nyaman." "Mas mengejekku?" Rini tersenyum kecut mendengar perkataan Yoga."Bukan. Hanya itu solusinya biar Mbak Siska tidak terus-menerus merongrong kita akan kehidupan mereka selanjutnya. Sebenarnya aku sudah capek jika harus berhadapan dengan dia dan ibunya. Nggak akan ada habisnya menurutku, iya, itu hanya menurutku saja. Semua keputusan ada pada kamu."Hening. Rini terdiam mendengar perkataan suaminya. Dia sadar jika selama ini hidupnya memang tidak tenang karena ulahj dari Siska. Rudi yang meminta wa

  • ISTRIKU CANTIK, ISTRIKU CERDIK    BAB 29 KEMBALI LAGI

    Semua kembali ke awal setelah acara tujuh harinya Rudi selesai. Rini bersiap untuk berdagang bersama suaminya. Segala kebutuhan telah disiapkan. Kursi di tata rapi dan meja pun bersih sehingga jika ada pembeli yang datang maka akan senang karena tempat makan mereka bersih dan nyaman untuk menikmati sajian.Para pelanggannya Rini berdatangan dan mengucapkan belasungkawa atas kepergian sang kakak. Dengan cekatan tangan Rini dan Yoga menyajikan pesanan dari pembeli yang memesan. Mereka berdua terlihat sibuk sehingga tanpa diduga ada seseorang yang melihatnya dari kejauhan.Sepasang mata yang melihat kesibukan mereka masih menatap dengan tatapan sinis. Sisil, dia datang dengan dandanan rapi. Duduk sedikit jauh dari para pembeli yang sedang antri pesanan mereka. Mengamati lalu mencebik karena rasa iri itu mulai menjalari otaknya."Ramai juga dagangannya," tukas Sisil yang membuat Rini hanya menyungging senyum tipis. "Ada apa kamu kesini? Mau pesan makanan juga? Atau ada hal lain seperti K

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status