Share

Foto

Terkadang, memaafkan itu memang menyakitkan. Namun, memaafkan juga mampu mendamaikan hati. Bisa dibilang kalau aku ini memang bodoh karena begitu mudah memberi maaf pada Mas Zaidan. Ya, memang inilah aku, perempuan yang tidak bisa terlalu lama menyimpan dendam.

Seharian di Bali bersama Mas Zaidan memang moment yang begitu kurindukan. Menghabiskan waktu dengan kekasih hati memiliki kadar bahagia yang berbeda. Apalagi, kami terikat secara halal.

Namun, saat kami akan menikmati makan siang, ponselku terus berdering. Ada panggilan video call dari Ayah dan seketika membuat jantungku berdetak lebih cepat.

Mas Zaidan yang sepertinya mengerti kegelisahanku bertanya, tapi urung kujawab.

Kutarik napas panjang sebelum akhirnya mengangkat panggilan dari Ayah. Tampak wajah Zahira dan Zaki bergantian di layar ponsel. Mereka saling berebut. Akan tetapi, hanya sebentar dan berganti wajah Ayah.

"Kenapa belum pulang? Amira saja sudah pulang dari kemarin." Ayah tampak begitu marah.

"So--sore ini,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status