Share

Menggoda

Ini kali kedua aku mengumandangkan azan dan ikamah di telinga bayi mungil yang belum genap satu jam terlahir ke dunia. Namun, ini sedikit berbeda karena kebahagiaan dalam hati ini terasa begitu lengkap. Aku bisa menyaksikan kelahirannya secara langsung bersama perjuangan Zainab yang tidak mudah.

Baby boy dalam gendongan ini menggeliat pelan saat aku mencium pipi merahnya. Kulit yang masih selembut salju itu membuatku gemas. Wajahnya begitu mirip dengan Zainab. Hidungnya yang tidak terlalu mancung membuatku ingin menariknya.

"Hai, Jagoan. Ini, papa, Nak. Kenapa wajah mama kamu nempel semua sama kamu, Nak? Papa sampai gak kebagian."

Meskipun belum puas menatap bayi mungil itu, aku harus memberikannya pada perawat dahulu. Dan sekarang aku akan fokus pada Zainab dulu. Dia sudah dipindahkan ke ruang rawat setelah menerima beberapa jahitan pada jalan lahir.

"Nanti, anak saya akan diantar ke kamar istri saya, 'kan?" tanyaku sebelum meninggalkan baby boy itu pada perawat.

"Iya, Pak. Akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status