Share

Teman Kecil Zaidan

PoV Zainab

Aku sebenarnya tidak tega melihat Mas Zaidan harus memanjat pohon malam-malam. Namun, aku juga ingin melihat kesungguhannya untuk membahagiakanku. Bukan hanya dengan uang, tapi dengan niat dan perjuangan. Untung Ibu juga mau membantu. Jadi, suamiku yang maunya serba instan dan gemar belanja online itu mampu memenuhi permintaanku.

Entah kenapa aku sangat menginginkan buah matoa sejak pulang dari belanja siang tadi. Melihat pohon dengan banyak buah bergelantungan membuatku menelan saliva.

Aku berusaha menahan keinginan itu karena tidak ingin menyusahkan Mas Zaidan. Namun, aku justru memakainya untuk melihat kesungguhannya meminta maaf karena sikapnya yang menurutku kekanak-kanakan.

Pagi ini, aku merasakan mual yang tidak mampu ditahan. Selepas salat Subuh, aku buru-buru ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut. Padahal tidak ada bau wangi apa pun. Mas Zaidan juga sudah tidak pernah memakai parfum, tapi kenapa aku mual sekarang?

"Za, kamu kenapa?"

Mas Zaidan sudah pulan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status