Share

Bukan Sosok yang Sama

"Apa kamu yakin kasih sayang mereka hanya sandiwara?" tanya Pak Ilmi seraya melepaskan pelukannya.

Aku terdiam sebentar, lalu menatap mata beliau.

"Coba kamu ingat-ingat lagi apa saja yang sudah mereka lakukan untukmu. Saran Bapak, jangan cepat mengambil keputusan di saat rasa sedih, amarah, kecewa bercampur menjadi satu. Tenangkan pikiran lalu renungkan."

Aku menunduk, meresapi perkataan yang terlontar dari Pak Ilmi.

"Ibu memang tak pernah menunjukkan kasih sayangnya, tapi saya mempunyai seorang Kakak yang begitu menyayangi saya. Bahkan kasih sayang dia melebihi kasih sayang seorang Ibu," ujarku pelan.

Aku teringat bagaimana perjuangan Kak Sarah mengajariku bersepeda, mengantarku bersekolah dan lain sebagainya.

"Andi ... buruan susuk Kakak ke sini. Sepedanya digerakin."

"Andi ayo bangun! Sarapan, nanti terlambat."

"Andi! Jangan main itu, Dek. Nanti kamu jatuh."

Di saat ada anak-anak nakal yang datang mengganggu Kak Sarah adalah orang pertama yang maju menghajar mereka semua.

"Nggak p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status