Share

Keluarga Bahagia!

*

Sore harinya, Ayah sudah pulang ke rumah. Seperti biasa makanan sudah siap, tinggal menunggu Ayah selesai membersihkan diri maka kami akan makan bersama. Ini adalah momen-momen yang paling kurindukan saat bersama dengan mereka.

"Gimana tadi jualannya, Nak. Lancar?" tanya Ayah menatap aku dan Aini bergantian.

"Alhamdulillah, lancar, Yah," ucapku pada Ayah sambil tersenyum, lalu mengambil nasi dan juga lauk untuk Ayah.

"Lancar banget, Yah," ujar Aini. Aku langsung menatapnya. Aku takut dia keceplosan menyebut nama Nandar.

Bukannya apa-apa, dulu Ayah juga mengetahui hubungan yang kujalani dengan Nandar. Hanya saja karena sebuah insiden kami putus. Ayah hanya diam saat tau kami sudah tak menjalin hubungan.

"Alhamdulillah kalo gitu, Alya gimana. Mau dibikinkan toko kue nggak? Biar nanti berdampingan sama toko Ayah atau langsung jualan di toko Ayah aja. Nanti kita renovasi tokonya," saran Ayah.

"Untuk modalnya, nggak usah khawatir. Ayah masih punya uang buat renovasi, kalo Alya udah siap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status