Ketika ular itu mengangkat bagian lehernya, terlihatlah kepalanya yang sangat besar."Sist...!" ular itu mendesis."Ini adalah Red Kobra! Berhati-hatilah! Hindari kontak langsung dengan tubuhnya!" ucap Aying."Benar. Karena seluruh tubuhnya apabila disentuh, maka yang menyentuhnya akan terkena racun. Racunnya pun sangat mematikan. Tapi kenapa ada Red Kobra di sini? Ular jenis ini sangat lah langka," ucap Samchong menambahkan."Wah...! Jadi...,"Bur...!Belum selesai Limdong menyelesaikan kata-katanya, ia sudah diserang oleh ular kobra itu. Ternyata kobra itu juga bisa menyemburkan racun lewat mulutnya.Nyes...!Limdong melihat tanah dan dedaunan yang langsung menguap menjadi udara saat terkena racun yang disemburkan oleh Red Kobra itu.Bur..., bur..., bur...Ular kobra besar itu tidak berhenti menyemburkan racunnya ke arah Limdong dan yang lainnya."Kalian semua berhati-hatilah! Lihat sendiri bukan, betapa ngerinya racun itu!" Samchong berteriak sambil menghindari semburan racun."Baga
Mereka masih menunggu Limdong yang terus mengerang kesakitan.Dan setelah sekitar sepuluh menit berlalu, barulah rasa panas yang Limdong rasakan mulai mereda."Uhuk..., uhuk!" Limdong terbatuk beberapa kali."Bagaimana keadaanmu? Apakah sudah merasa lebih baik?" tanya Lingling sambil tersenyum."Yah, kurasa ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi, ada apa ya?" Limdong ternyata tidak bisa mendengar saat Yingar bercerita pada yang lainnya.Kemudian Lingling menceritakan kembali apa yang Yingar katakan tadi. Dan Limdong pun mengerti.'Berarti, aku memiliki kekuatan baru lagi?' gumam Limdong."Nampaknya kau sudah baik-baik saja. Kau sangat beruntung ternyata," ucap Aying."Beruntung? Yah..., mungkin saja. Tapi, aku tidak tahu caranya bagaimana menggunakan kekuatan baruku ini," jawab Limdong."Pelajari secara perlahan. Nanti juga kau akan terbiasa dan bisa menggunakannya. Nanti aku akan memberikan sedikit arahan," ujar Samchong."Terima kasih Guru!""Kalau begitu, ayo kita lanjutkan perja
Mereka melanjutkan perjalanan sambil bercerita dan berbagi pengalaman masing-masing. Malahan, Aying lah yang tak kalah cerewetnya dengan Limdong. Padahal Baru kenal beberapa hari tapi nampaknya Limdong dan Aying yang terlihat sangat akrab. Nampaknya saat ini Lingling yang menjadi lebih banyak diam. Ia sering menanggapi obrolan mereka hanya dengan anggukan atau senyuman.Ternyata Lee menyadari sesuatu."Lingling, ada apa denganmu?" bisik Lee."Ah...? Aku? Aku tidak apa-apa. Memangnya kenapa Lee?" tanya Lingling."Aku tahu. Kamu..., jangan-jangan kamu merasa cemburu dengan Aying bukan?" bisik Lee lagi.Akhirnya perut Lee mendapatkan cubitan dari Lingling."Argh...!" Lee menjerit dan menarik perhatian yang lainnya."Lee, ada apa?" tanya Aying."Anu..., tidak, tidak ada apa-apa. Nampaknya perutku digigit sesuatu. Tapi tenang, hanya semut biasa. Hehe...," jawab Lee."Semut di sini tidak sama dengan tempat kalian. Semut di sini bahkan ada yang racunnya setara dengan ular kobra yang kita kala
Akhirnya mereka makan malam bersama sambil bersenda gurau."Ternyata daging Babirusa ini sangatlah enak! Wah, Long nanti kalau mau berburu lagi ajak aku ya? Kalau ada lebih dari satu ekor, kita tangkap saja semuanya, hehe," ucap Limdong."Dapat satu ekor saja kita sudah termasuk beruntung. Nah, kamu? Kamu pikir Babirusa ini hewan biasa? Babirusa sudah langka. Sebenarnya yang membuatnya langka karena Babirusa memiliki kemampuan kamuflase tingkat tinggi. Dan mampu menghilangkan hawa keberadaannya sampai titik di bawah nol," ucap Aying."Apakah kita bisa menemukan batu kekuatan pada tubuh Babirusa ini?" tanya Limdong."Yah..., mungkin saja. Tapi rasanya harus menemukan rajanya. Mungkin saja tubuhnya ada batu kekuatannya," jawab Aying."Kalau begitu tinggal cari saja rajanya?"Peletak!Satu jitakan mendarat di kepala Limdong."Apa kau tidak mengerti? Babirusa ini langka! Mencari yang biasa saja sulit, apalagi harus menemukan rajanya?" ucap Lee."Siapa tahu aku jadi orang paling beruntung s
Lee hanya diam dan memperhatikan apa yang dilakukan Limdong.Setelah setengah jam kemudian, Limdong sudah memasukkan racun pada sepuluh jarum. Sebenarnya jarum itu digunakan untuk akupuntur. Namun karena keadaan ini, Limdong menggunakannya untuk menjadi senjata."Lee, nanti kalau aku tidak berhasil, kau bantu aku menangkapnya ya?" bisik Limdong."Menangkap siapa?""Sudah, pokoknya kau fokus lihat aku."Limdong berdiri dan ia pura-pura ingin pergi buang air."Lee, aku ingin buang air kecil dulu ya." Limdong sengaja mengeraskan suaranya. Tujuannya agar Babirusa itu tidak menyadari niat Limdong kalau ingin menyerangnya menggunakan beberapa jarum itu."Baiklah Lim. Jangan jauh-jauh ya," balas Lee. Lee mengikuti skenario Limdong.Limdong berjalan ke arah Utara sesuai yang dikatakan oleh Jindong tadi. Saat ia melewati sebatang pohon, Limdong hanya melirik sedikit untuk memastikan. Ternyata memang ia melihat ada sosok makhluk di sana."Ketemu kau!" gumam Limdong.Limdong berpura-pura membuka
Pada pagi harinya ketika sarapan, Aying dengan bersemangat menceritakan kejadian semalam kepada Samchong dan juga Lingling.Tetapi, yang menjadi perhatian Lingling bukanlah tentang kekuatan baru yang Limdong dapatkan. Melainkan antusias Aying saat bercerita.'Ada apa denganku? Perasaan apa ini?' gumam Lingling."Lingling, ada apa? Cepat habiskan sarapanmu. Kita akan segera pergi dari sini," ucap Lee."Ah..., iya. Baiklah."***Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju inti hutan. Tujuan Samchong mengajak mereka pergi ke sana adalah untuk berlatih dan tinggal di sana pula. Setelah dirasa sudah menjadi jauh lebih kuat dari saat ini, saat itulah Samchong berencana akan menyerang pasukan iblis. Tekad yang Samchong miliki adalah untuk membunuh Raja Iblis. Rasa dendam yang ada pada hatinya sangat membuatnya tidak tenang. Bagaimana tidak? Dahulu kedua orang tuanya, dan kini Sekte dan seluruh anggotanya yang menjadi korban kekejaman pasukan iblis."Aying, apakah masih jauh?" tanya Lingling.
Ketika melanjutkan perjalanan, Aying dan Lingling terus membicarakan tentang baju yang akan dibuat oleh Lingling menggunakan bahan dari bulu monster elang. Begitulah, mau bagaimanapun mereka memanglah wanita. Jadi sangat wajar bila sangat bersemangat ketika membicarakan tentang penampilan.***Dua hari kemudian, mereka akhirnya sudah sampai di depan gerbang inti hutan. Gerbang yang dimaksud bukanlah seperti gerbang pada bangunan pada umumnya. Terdapat empat gerbang pada inti hutan terlarang. Disebut gerbang karena bila ingin masuk kedalamnya, maka harus masuk melalui celah ini."Kita beristirahat saja terlebih dahulu di dekat sini. Kita tidak tahu ada bahaya apa lagi yang harus kita hadapi saat masuk ke dalam inti hutan ini," ujar Samchong."Baiklah kalau begitu. Aku juga akan melanjutkan membuat baju dari bulu-bulu ini," sahut Lingling.Lingling baru berhasil membuat satu baju. Dan itu sudah dipakai oleh Aying."Mumpung ini masih sore, ayo Lee, kita ajak Long untuk berburu saja," ucap
Karena Limdong sempat tak sadarkan diri sesaat, Lee menunggu agar Limdong kembali tersadar barulah mereka memotong-motong daging kerbau hutan menjadi bagian kecil."Bagaimana keadaanmu? Apakah kuat untuk berjalan?" tanya Lee."Hey! Jangan remehkan aku ya! Ayo, aku akan menetralkan racunnya terlebih dahulu. Setelah itu kita akan makan besar, hehe," ucap Limdong."Kau ini ya? Masih saja memikirkan tentang makan. Kalau begitu, aku nanti akan memakan bagian yang paling besar! Hahaha!""Apa-apaan! Harusnya aku. Aku sampai menerima serudukan maut kerbau jelek ini. Lihatlah tubuhku, aku terluka berat." Limdong berpura-pura lesu. Ia menidurkan tubuhnya di atas tanah."Sudahlah cepat!" Tapi Lee menjewer telinganya."Adu du duh duh...!"Mereka kembali memotong-motong bagian yang belum terpotong.Dan kali ini, mata Limdong berbinar-binar."Lee, lihatlah ini!" seru Limdong."Ah? Batu kekuatan ya? Kalau begitu kekuatanmu akan bertambah lagi."Tapi anehnya tidak terjadi sesuatu saat Limdong meletakk