Share

Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun
Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun
Penulis: Rianoir

Bab 1 - Kembali

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 10:03:24

"Lihat orang itu, bajunya compang-camping seperti gelandangan," bisik seorang wanita paruh baya kepada temannya di kursi seberang, matanya melirik sinis ke arah pria yang baru saja naik ke dalam bus.

"Ssst, jangan keras-keras. Tapi benar, baunya juga tidak enak. Pasti orang kampung yang baru turun gunung," balas temannya sambil mengernyitkan hidung.

Ryan Drake, pria yang menjadi objek pembicaraan itu, hanya duduk diam di kursinya. 

Pakaiannya memang kotor dan robek di beberapa bagian, tapi sorot matanya yang tenang menyiratkan kedalaman yang tak terduga. 

Dia baru saja menuruni Gunung Ergo, sebuah perjalanan yang bagi orang lain hanya memakan waktu beberapa hari, tapi baginya telah berlangsung selama 6000 tahun di dimensi lain.

Bus melaju membelah jalanan berkelok, membawa para penumpang menuju kota Crockhark. 

Seorang pria bertubuh kekar dengan jaket kulit berdiri dari kursinya, pura-pura kehilangan keseimbangan saat bus melewati tikungan. 

Gerakan tangannya yang terlatih nyaris tak terlihat saat mencoba meraih tas seorang wanita muda yang sedang tertidur.

Ryan mengamati kejadian itu dari sudut matanya. Setelah ribuan tahun kultivasi, gerak-gerik sekecil apapun tak luput dari penglihatannya. 

Tepat saat jari-jari pencopet itu hendak menyentuh risleting tas, Ryan mencengkram pergelangan tangannya.

"Akh!" Pencopet itu terkejut merasakan tekanan yang luar biasa pada pergelangan tangannya. Dia mencoba menarik tangannya, tapi cengkraman Ryan seperti borgol besi yang tak bergeming.

"Lepaskan!" desis si pencopet.

Ryan tersenyum tipis. "Kau yakin ingin aku melepaskanmu? Bagaimana kalau kita tunggu polisi saja?"

Suara keras Ryan membangunkan wanita yang menjadi target pencopetan. 

Matanya membelalak melihat tangannya masih mencengkram pergelangan si pencopet yang kini berkeringat dingin.

"Dia... dia mencoba mencuri dompet saya?" tanya wanita itu terkejut.

"Ya, dan sebaiknya Anda lebih berhati-hati. Tidak semua orang berpakaian rapi memiliki niat baik," ujar Ryan, melepaskan cengkramannya. 

Si pencopet langsung terhuyung mundur, wajahnya pucat pasi.

Sopir bus yang mendengar keributan segera menghentikan kendaraannya di halte terdekat. "Turun kau!" bentaknya pada si pencopet yang langsung kabur begitu pintu bus terbuka.

"Terima kasih banyak," kata wanita itu tulus kepada Ryan. "Saya tidak menyangka Anda... maksud saya..."

"Tidak perlu sungkan," potong Ryan dengan senyum tipis. "Kebaikan tidak dinilai dari penampilan."

Bisik-bisik di dalam bus berubah. Para penumpang yang tadinya memandang rendah Ryan kini menatapnya dengan rasa hormat. 

Beberapa bahkan menawarkan tempat duduk yang lebih nyaman, tapi Ryan menolak dengan sopan.

Bus akhirnya memasuki kota Crockhark. Ryan turun di halte pusat kota, matanya langsung tertuju pada videotron besar yang menampilkan tanggal: 15 Januari 2025.

"Enam tahun..." gumamnya pelan. Di dunia ini waktu berlalu enam tahun, tapi baginya di Alam Kultivasi, dia telah menjalani kehidupan selama 6000 tahun. 

Dia telah mencapai puncak kultivasi, menjadi Iblis Surgawi yang ditakuti, tapi semua itu dia korbankan demi kembali ke dunia ini.

Ryan melangkah menyusuri jalanan kota yang telah berubah. 

Gedung-gedung pencakar langit baru telah menjulang, menggantikan bangunan-bangunan lama yang dia kenal. 

Setiap langkahnya terasa berat, bukan karena kelelahan fisik, tapi karena beban mental yang dia tanggung.

"Alicia..." nama itu terucap lirih dari bibirnya. 

Wanita yang dia tinggalkan enam tahun lalu, yang saat itu akan dinikahinya.

Mengikuti ingatannya yang masih tajam, Ryan berjalan menuju kawasan perkampungan tempat rumahnya dulu berada. 

Namun, pemandangan yang menyambutnya membuat dadanya sesak. Perkampungan sederhana itu telah lenyap, berganti dengan deretan rumah mewah berarsitektur modern.

"Permisi," Ryan menghentikan seorang pria tua yang sedang menyiram tanaman. "Apa Anda tahu ke mana penduduk kampung ini pindah?"

Pria tua itu mengamati Ryan dari atas ke bawah. "Ah, kampung yang dulu ada di sini? Sudah digusur sekitar lima tahun lalu. Penghuninya menyebar ke berbagai tempat. Saya sendiri baru pindah ke sini dua tahun lalu."

Ryan mengangguk pelan, mengucapkan terima kasih. Keputusasaan mulai menggerogoti hatinya. 

Di kota sebesar ini, bagaimana dia bisa menemukan Alicia dan anaknya?

"Tidak ada pilihan lain," gumamnya. Dengan tekad bulat, Ryan menutup matanya. 

Jiwa Primordialnya yang telah hancur mulai bergetar, melepaskan kesadaran spiritual yang tersisa.

Rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya. 

Menggunakan Jiwa Primordial dalam kondisi rusak parah seperti ini sama seperti memainkan api di tepi jurang. 

Satu kesalahan kecil bisa membuatnya kehilangan nyawa, atau lebih buruk lagi–kehilangan akal sehatnya.

Kesadaran spiritualnya menyebar ke seluruh penjuru kota, mencari jejak darah dan nafas yang memiliki resonansi yang sama dengannya. 

Setelah beberapa saat yang menegangkan, dia menemukan satu titik yang berdenyut lemah di bagian timur kota.

"Lima kilometer ke arah timur," Ryan membuka matanya, menahan rasa pusing yang menghantam kepalanya. 

Darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi dia mengabaikannya. Dengan langkah tertatih, dia bergerak menuju arah yang ditunjukkan oleh kesadaran spiritualnya.

Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam hitungan menit dengan kekuatan penuhnya, kini memakan waktu hampir satu jam. 

Ryan akhirnya tiba di depan sebuah pabrik terbengkalai. Rerumputan liar setinggi pinggang tumbuh di sekitar bangunan yang sudah reyot itu, bercampur dengan tumpukan sampah dan limbah industri.

"Mengapa..." Ryan menggertakkan giginya. Mengapa jejak darah dan nafas yang dia rasakan membawanya ke tempat seperti ini?

Dengan hati-hati, dia menyusuri lorong-lorong pabrik yang gelap. Indranya yang tajam menangkap suara samar percakapan dan tawa dari arah sebuah gudang. Di depan gudang itu, sebuah mobil off-road terparkir sembarangan.

Ryan mengendap-endap ke samping gudang, mengintip melalui celah dinding yang rusak. 

Pemandangan di dalam membuat darahnya mendidih. Lima orang pria bertato sedang asyik bermain kartu dan minum-minum, sementara di sudut gudang, seorang gadis kecil meringkuk ketakutan.

Detik itu juga, Ryan merasakan resonansi yang kuat. Darah gadis kecil itu... adalah darahnya. Tidak salah lagi, anak itu adalah putrinya dengan Alicia.

"Hei, bocah! Berhenti menangis atau kupukul kau!" bentak salah satu pria itu, membuat gadis kecil itu semakin gemetar.

Mata Ryan berkilat dingin. Selama 6000 tahun di Alam Kultivasi, dia telah membunuh tak terhitung jumlahnya makhluk jahat. 

Tapi kali ini berbeda–ini adalah pertama kalinya dia merasa begitu murka sebagai seorang ayah.

"Kalian telah memilih mangsa yang salah," bisik Ryan, aura pembunuh menguar dari tubuhnya. "Dan kalian akan membayarnya dengan nyawa."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Eza Eza
Sangat nyesek
goodnovel comment avatar
Rafly Reyana
Good look fun
goodnovel comment avatar
Tubagus Amiruddin Solihin Gautama Prawiranegara
luar biasa cara bertutur dan menuliskan imajinasi ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1126 - Membelah Danau

    Ryan Drake menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang agak menyesal. "Jika aku sejak awal sudah fokus sepenuhnya untuk mendeteksi keberadaannya secara spesifik, aku mungkin bisa menyadari keberadaannya saat itu juga.""Tapi karena aku tidak mengantisipasi kemampuan penyembunyiannya yang begitu baik, aku terlambat bereaksi."Noah Jefferson menarik napas dalam-dalam dan mengangguk dengan sangat sungguh-sungguh—menyerap setiap kata yang dikatakan Ryan Drake.Ekspresi wajahnya tampak sangat tenang dan profesional, tetapi sebenarnya di dalam hatinya ia merasa sangat bersemangat dan excited. Meskipun ia adalah seorang ahli bela diri yang sudah berpengetahuan cukup luas tentang dunia martial, tetapi kesempatan untuk berhubungan langsung dengan monster legendaris seperti siluman rubah dan bahkan berpartisipasi aktif dalam perburuan—ini bukanlah sesuatu yang bisa dialami oleh semua orang.Meskipun ia dulu pernah melihat Naga Wyrm yang jauh lebih kuat dan menakutkan di Ergo, bagaimanapun jug

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1125 - Mulai Mencari

    Suara Cassandra Stormwind belum sepenuhnya memudar di udara ketika kabut hitam yang sangat pekat tiba-tiba mengepul dari seluruh tubuhnya—mulai dari kaki hingga kepala. Kabut itu berputar-putar dengan sangat cepat, seolah-olah seluruh tubuhnya sedang meleleh dan berubah menjadi asap gelap yang misterius. Dalam sekejap mata—begitu cepat hingga hampir tidak bisa dipercaya—kabut hitam itu menghilang sepenuhnya dari ruangan. Dan setelah kabut menghilang tanpa jejak, Cassandra Stormwind yang tadinya berdiri di sana juga menghilang sepenuhnya—seolah ia tidak pernah ada sejak awal. Noah Jefferson menatap kosong ke tempat di mana Cassandra berdiri beberapa detik yang lalu. Jakun di tenggorokannya bergerak naik turun dengan gugup—ia menelan ludah tanpa bisa menahan diri. Matanya menampakkan ekspresi yang sangat terkejut dan hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan. Meskipun situasi di depannya mungkin terlihat mirip dengan banyak ahli bela diri terlatih yang melempark

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1124 - Persiapan Berburu (II)

    Noah Jefferson merasa sedikit merinding saat melihat senyum itu. Dengan nada yang sangat tergesa-gesa dan defensif, ia berkata, "Apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu lagi? Aku hanya berpikir secara logis dan praktis!" "Wah, ini pertama kalinya aku tahu ternyata kamu masih memiliki kemampuan untuk mengasihani dan menghargai batu giok yang berharga," kata Cassandra Stormwind sambil "menekan" senyumnya dengan usaha yang sangat jelas—seolah ia berusaha keras untuk tidak tertawa terbahak-bahak. Sepertinya saran tentang menggunakan Vivian sebagai umpan tadi memang hanya candaan biasa yang tidak serius, dan senyum Cassandra kembali menjadi sangat polos dan sederhana. Noah Jefferson kembali merasa sangat malu dan canggung dengan lelucon itu. Ia hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya dengan gerakan yang sangat tidak nyaman. Untuk mengalihkan perhatian dan mengganti topik pembicaraan yang memalukan ini, ia menoleh ke arah Ryan Drake dan bertanya dengan nada yang lebih serius, "Tuan, apa

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1123 - Persiapan Berburu

    Di luar jendela, saat malam mulai menyelimuti Kota Derryl, lampu-lampu kota mulai menyala satu per satu. Jalanan menjadi semakin ramai dengan aktivitas malam hari. Kuliner Provinsi South River memang sudah terkenal di seluruh negeri. Meskipun Kota Derryl lebih dikenal sebagai kota wisata paling populer di provinsi ini, namun pada malam hari, berbagai macam jajanan kaki lima dan kios makanan yang tak terhitung jumlahnya berdiri di sepanjang jalan. Aroma harum dari beragam masakan yang menggiurkan menguar ke udara malam, seolah-olah seluruh kota ini diselimuti oleh aroma kuliner yang indah dan menggugah selera. Cassandra Stormwind menarik kursi yang ada di dekat jendela kamar hotel mereka, lalu duduk dengan santai. Ia melipat kedua tangannya di bawah dagu, bersandar di ambang jendela, dan memandangi pemandangan malam yang ramai di luar dengan tatapan penuh kerinduan. Melihat keramaian jalanan yang dipenuhi orang-orang yang menikmati kuliner malam, ia tak kuasa menahan diri untu

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1122 - Analisis Cassandra (II)

    Ryan Drake, yang sejak tadi diam dan mendengarkan dengan saksama, akhirnya berdiri dari tempatnya. Ia berjalan perlahan menuju jendela besar yang menghadap ke kota. Sambil menatap ke bawah pada pemandangan Kota Derryl yang mulai diterangi lampu-lampu malam, ia berkata dengan nada yang sangat tenang dan objektif, "Menurutku, orang itu—Clark Wayland—benar-benar orang biasa." "Saat berbicara dengan polisi tadi, semua reaksinya tampak sangat autentik. Dia tidak sedang berpura-pura atau berakting.""Itu juga yang kupikir sangat aneh," Noah Jefferson mengangguk dengan cepat, setuju dengan pengamatan Ryan Drake. "Saat aku menangkap dan mendesaknya di toilet tadi, dia tampak sangat ketakutan—ketakutan yang sangat nyata." "Dalam keadaan seperti itu, ia benar-benar terlihat seperti korban tak berdosa yang khawatir akan dirampok atau dibunuh." "Dan justru karena aku terlena dengan reaksi ketakutannya yang sangat meyakinkan itulah, aku jadi lengah dan memberinya kesempatan sempurna untuk bert

  • Iblis Surgawi Turun Gunung Menjadi Ayah Setelah 6000 Tahun   Bab 1121 - Analisis Cassandra

    Setelah kembali ke hotel, begitu memasuki pintu kamar suite mereka, Noah Jefferson tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama. Dengan nada yang sangat tidak sabar, ia langsung berkata kepada Cassandra Stormwind, "Nona Cassandra, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu bilang kamu juga tahu mereka mengikuti kita?" Cassandra Stormwind berjalan dengan santai menuju sofa empuk di tengah ruangan, lalu duduk dengan nyaman. Ia tersenyum tipis—senyum yang penuh dengan kepuasan seseorang yang tahu lebih banyak daripada orang lain. Dengan nada yang sangat tenang, ia berkata, "Pasangan itu mulai mengikuti kita sejak kita keluar dari hotel ini. Mereka mengikuti kita ke restoran, lalu terus mengikuti sampai ke mal." "Alasan aku sengaja pindah naik satu lantai lagi untuk memilih pakaian—padahal lantai pertama sudah cukup—adalah karena aku hanya ingin mengetes apakah mereka akan tetap mengikuti dan bisa mengimbangi pergerakan kita." Baru pada saat itulah Noah Jefferson menyadari sesuatu yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status