Share

Bab 45. Tangis Derai Adisti

Adisti mendekap dada dengan sebelah tangan, sementara tangan satu lagi masih memegang ponsel, meskipun dia merasa jari-jarinya mulai lemas.

"Kenapa, Bu? Cia kenapa?" tanya Adisti dengan suara bergetar.

"Aku juga belum yakin, Disti. Tadi dia minta makan Pizza lagi, sisa yang kemarin. Aku udah panasin dulu, kok. Tapi terus dia mengeluh sakit perut. Tidak lama dia muntah-muntah. Kulitnya merah-merah sampai bengkak. Sempat agak sesak juga." Meity menjelaskan yang terjadi. Suaranya terdengar panik.

"Aduh, Ibu! Di mana sekarang? Aku harus nyusul." Adisti sudah hampir menangis.

Hanny menatap kaget pada Adisti yang ekspresi wajahnya berubah begitu rupa.

"Adisti, ada apa?" tanya Hanny ikut cemas tanpa tahu yang terjadi.

"Kak, Cia masuk rumah sakit. Aku harus ke sana, Kak." Dengan kedua pipi basah Adisti menjawab. Tangannya gemetar, seluruh tubuhnya pun seolah tak bisa berdiri tegak.

"Apa? Serius? Sekarang?" tanya Hanny makin kaget.

"Iya. Kakak lanjut saja. Aku pergi." Adisti berbalik, s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status