Share

Part 81

Part 81

Pov Sutinah

Kepergian suamiku menyisakan rasa sedih yang begitu mendalam, tiba-tiba aku rindu sikapnya yang terlalu sabar menghadapiku. Ia yang tak pernah mengeluh dengan keadaan kami membuatku tak berhenti menangisinya.

Tujuh hari setelah ia dimakamkan, ada yang terasa begitu berbeda mulai dari pekerjaan rumah yang biasa suamiku lakukan seperti memasak air minum maupun memasak nasi yang biasa ia lakukan semenjak Mayang sudah tidak tinggal lagi dengan kami.

Mau tak mau aku yang harus turun tangan melakukannya, dia hari pertama aku memulai memasak, nasi masih mentah, berbiji dan tak bisa sama sekali dimakan. Untuk air minum yang biasa diambil di sumur, semua anakku kecuali Didik mengeluh melakukannya.

“Capek, Bu. kalau musti ambil air bolak balik turun naik dari sumur ke rumah, capek … kalau Ibu mau masak ya usahakan ambillah sendiri. Nanti kalau masak jangan lagi pake acara mentah ya, Bu. Nasi yang Ibu masak sama sekali nggak bisa dimakan benar-benar mentah.” Tukas Purwanto
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status