Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 306. Asher Kebingungan Ditinggal Anak dan Istrinya

Share

Bab 306. Asher Kebingungan Ditinggal Anak dan Istrinya

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-03-22 22:27:40

Theo masih menangis sesenggukan dalam dekapan Aleena. Anak itu benar-benar takut saat Asher membentaknya dengan cukup keras.

Tak henti-hentinya Aleena terus menenangkan Theo.

"Sudah, Sayang. Jangan menangis lagi, Nak. Mama bilang juga apa, Theo jangan bermain di sana, Theo ikut Mama saja bermain di belakang."

Anak itu membenamkan wajahnya di pelukan Aleena.

"Ayo ke rumah Kakek, Ma ... hiks, Theo mau ke rumah Kakek saja!" pekik anak itu mencengkeram erat lengan sang Mama.

Aleena mengusap pipi gembil putranya. Wanita itu menatap ke lantai satu, Asher juga sudah berangkat ke kantor.

Sejak tadi, Aleena mendesak Theo untuk mengaku, dan anaknya memang mengatakan kalau kertas-kertas milik Papanya berada di lantai, Theo tidak tahu penting atau tidak, hingga ia membuatnya sebagai mainan. Dan ujung-ujungnya sang Papa marah besar padanya.

"Mama..." Theo kembali mendongak menatap Aleena dengan mata berlinang.

"Iya, Sayang. Kita ke tempat Kakek. Mama telfon Kakek dulu ya, biar ada yang menj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rekatrin Bubudan
hari ini ada berapa bany ya thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 307. Curhatan Hati Seorang Istri

    Sesampainya di rumah sang Kakek, Theo pun demam. Anak itu tidak mau turun dari gendongan Liam sejak tadi dan semakin manja pada Kakeknya. Aleena sendiri juga cemas melihat kondisi putranya seperti ini. Baru saja ia memberikan obat penurun panas untuk Theo hingga anaknya pun kini tertidur.Aleena duduk di samping Theo dan Papanya berdiri menutup gordan kamar Theo. "Ada apa, Nak? Kau bertengkar dengan suamimu?" tanya Liam menatap Aleena. Putrinya itu menggelengkan kepala. "Tidak, Pa." "Lalu, kalau tidak kenapa kalian ke sini dalam keadaan begini? Theo juga datang-datang sakit, Asher juga tidak ikut dan tidak menghubungi Papa lebih dulu," ujar Liam kini duduk di sebuah sofa yang berada di dalam ruangan itu. Aleena menundukkan kepalanya. Rasanya ia sangat malu mengatakan pada Papanya kalau ia dan Asher baru ribut perkara Theo. Papanya bisa-bisa akan marah, memarahinya atau bahkan memarahi Asher juga hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Aleena," panggil Liam lagi, nadanya

    Last Updated : 2025-03-23
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 308. Theo Tidak Marah Lagi

    Asher keluar dari dalam kamar bersama dengan Aleena. Mereka berdua berjalan ke lantai satu di mana Liam kini berada dan duduk di sana. Tampak Liam memperhatikan anak dan menantunya tersebut. Asher langsung duduk sofa samping, sedangkan Aleena di dekat Papanya. "Bagaimana, Asher?" tanya Liam sambil meraih remote TV dan mematikan benda tersebut. Asher menatap Papa mertuanya dan tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya. "Anakmu sakit itu, sekarang," ujar Liam. "Orang marah pasti ada kira-kiranya, kan? Seperti apa teriakanmu sampai Theo jadi demam seperti itu, heh?" Asher tertunduk. "Aku minta maaf, Pa. Tadi aku benar-benar merasa lelah dan di luar kendaliku aku bisa memarahi Theo sampai seperti ini." "Hm. Papa tahu, tapi jangan sekali-kali kau mengulanginya lagi. Theo tidak akan melakukan hal yang dianggapnya bisa membahayakan dirinya sendiri, termasuk kau marahi. Kalau kau memang tidak mau anakmu masuk ke dalam ruangan kerjamu, kau bisa mengunci pintu, atau paling tidak be

    Last Updated : 2025-03-23
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 309. Betapa Aku Mencintaimu, Suamiku

    Demam Theo yang tak kunjung turun membuat Aleena dan Asher panik hingga mereka segera bergegas pergi ke rumah sakit di kota Lamberg. Di sana, Theo menangis memberontak marah takut disuntik dan anak itu menolak dirawat. Mau tidak mau, Theo mendapatkan perawatan di rumah.Baru saja Asher dan Aleena sampai. Asher kini merebahkan Theo di atas ranjang setelah kembali dari rumah sakit. Anak itu tampak tertidur lelap setelah minum obat. "Wajahnya sampai memerah seperti ini," gumam Asher. "Itu karena demamnya, Sayang?" Aleena mendekat sambil memegangi pinggangnya. Asher memperhatikan wajah Aleena. Tampak istrinya yang mengernyitkan kening, seperti menahan sakit. Lantas Asher langsung berdiri dan mencekal lembut lengan Aleena. "Pinggangnya sakit lagi?" Aleena mengangguk kecil. "Tapi tidak apa-apa, nanti juga hilang sendiri." "Mau aku usap-usapkan?" tawar Asher. Sejenak Aleena diam duduk di tepi ranjang menatap sang suami. Aleena memperhatikan wajah Asher yang begitu cemas. Alih-alih m

    Last Updated : 2025-03-23
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 310. Kasih Seorang Suami Pada Istri Tercintanya

    Asher dan Aleena bermalam di Lamberg. Mereka tidur bersama Theo juga di ranjang kamar Aleena. Tampak Asher yang kini tidur di tengah antara anak dan istrinya. Ia tidak mau sampai Theo tidur menendang perut sang Mama. Asher merasakan kebas di kedua lengannya, lengan kanannya dijadikan bantal oleh Aleena, sedangkan lengan kirinya dijadikan bantal oleh Theo. "Agghh," lirih Asher mengetatkan rahangnya pelan. Perlahan, kedua lengannya tidak lagi dijadikan lagi bantal oleh anak dan istrinya, tetapi kini Aleena meringkuk ke arahnya dan memeluk tubuh Asher. Sedangkan Theo membelakangi Asher dengan satu kakinya di atas perut sang Papa. Asher menoleh pada Aleena yang kini mendongakkan wajahnya dengan kedua mata terpejam. Asher menunduk dan mengecup kening sang istri. "Sayang, kau tidak bangun?" bisik Asher. "Aku masih mengantuk," jawab Aleena melingkarkan kedua tangannya memeluk Asher lagi. Asher menoleh pada Theo, ia mengulurkan tangannya mengusap kening sang putra dan panas Theo sudah

    Last Updated : 2025-03-24
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 311. Kepedulian Orang Tua Asher pada Aleena

    Setelah kondisi Theo membaik, Asher dan Aleena pun berpamitan kembali pulang ke Murniche lagi. Tepat hari ini sekolah Theo mengadakan pariwisata dan Theo sudah tidak tertarik lagi. Anak itu lebih memilih di rumah menonton kartun kesukaannya setelah dia mengatakan takut pusing dan sakit kembali. Sedangkan Aleena duduk diam di samping Theo, menemani putra kecilnya. "Sambil makan ya, Sayang," bujuk Aleena. "Theo susah sekali makannya, nanti kalau perutnya sakit, bagaimana?" Anak itu menggeleng-gelengkan kepala sambil menutup mulutnya. "Theo masih tidak lapar, Ma." Aleena menyergah napasnya panjang. "Ya ampun, Sayang. Mama sudah masak kesukaan Theo padahal..." Tetap saja, Theo menolaknya dan anak itu memilih diam bermain. Terkadang Aleena merasa jenuh dengan kesehariannya. Ia ingin pergi jalan-jalan bersama Asher seperti pasangan-pasangan lainnya. Tetapi Asher sangat sibuk hingga Aleena mengalah demi kesibukan suaminya. Saat Aleena sedang melamun sedih, tiba-tiba saja terdengar su

    Last Updated : 2025-03-24
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 312. Istriku yang Manja

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari demi hari terus silih berganti. Waktu berjalan cepat, sering berjalannya waktu sudah tiga bulan berlalu. Waktu yang cepat itu dirasakan oleh Aleena dan Asher. Termasuk Aleena yang sedang hamil dan kini sudah memasuki bulan ke lima, ditemani oleh suaminya yang selalu ada di sampingnya, tapi tidak dengan beberapa hari ke depan ini. Malam ini, Aleena tampak mendengar perbincangan suaminya dengan rekannya yang mengatakan kalau mereka akan pergi dalam waktu cepat. "Aku akan mengurus tiket pesawatnya segera. Kemungkinan besar, aku juga tidak bisa terlalu lama di sana. Istriku sedang hamil, kasihan istriku bila aku meninggalkannya terlalu lama." Suara Asher terdengar jelas. Aleena diam di dekat pintu menatap ke dalam di mana sang suami kini menatapnya. Laki-laki itu menggeram ponsel di telinganya. "Baiklah, Graham. Nanti aku kabari lagi saat aku akan berangkat. Oke, sampai bertemu." Asher menutup panggilannya dan laki-laki itu meletakkan ponselnya. Kini,

    Last Updated : 2025-03-25
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 313. Kedua Mertuaku yang Menyayangiku

    "Ma, kita mau ke mana? Kenapa kita bawa tas berisi baju-baju?" Theo mendongakkan kepalanya menatap Aleena, anak itu duduk di samping sang Mama di dalam mobil. Aleena menatap Theo dan tersenyum lembut. "Kita akan tinggal di tempat Oma dan Opa selama beberapa hari, Sayang. Papa akan ke luar negeri, jadi kita tunggu sampai Papa pulang, baru kita kembali lagi ke rumah." Mendengar penjelasan sang Mama, lantas wajah Theo menjadi muram dan sedih. "Yahh ... tapi kan sebenarnya kita bisa di rumah saja, Ma," ujar anak itu cemberut. "Di rumah sama siapa? Bibi Julien akan pulang ke luar kota beberapa hari, Theo. Kalau Mamamu merawat Theo seorang diri, pasti kewalahan. Theo sudah besar dan banyak maunya. Kasihan Mama," ujar Asher. Anak itu cemberut mendengar apa yang Papanya katakan barusan. Theo tidak suka tinggal di tempat Oma dan Opanya, anak itu tidak betah di sana, entah kenapa. "Papa tidak boleh pergi lama-lama, harus cepat pulang," ujar Theo. "Hanya satu minggu saja, Nak ... kau in

    Last Updated : 2025-03-25
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 314. Menantu Kesayanganku

    Satu hari tinggal bersama Mama dan Papa mertuanya, ternyata tidak seburuk seperti yang Aleena bayangkan. Camelia dan Darren begitu perhatian padanya. Bahkan Camelia tahu kalau Aleena setiap tengah malam selalu makan, hingga wanita itu menemaninya di dapur seperti malam ini. Aleena tampak membuka lemari es, dan Camelia tengah membuat teh dan segelas susu untuk Aleena. "Ingin makan dengan apa, Aleena? Biar Mama masakkan," ujar Camelia. Aleena menoleh dan menggelengkan kepalanya, tentu saja ia merasa tidak enak hati. "Tidak perlu, Ma. Aleena hanya ingin makan roti selai saja," jawab Aleena tersenyum tipis. "Ya sudah, bawa kemari, biar Mama hangatkan rotinya," pinta Camelia mengulurkan tangannya pada Aleena. Aleena pun mendekat, ia memberikan roti lapis itu pada Mama mertuanya. "Selainya ada di lemari kaca sebelah lemari piring, Nak," ujar Camelia. "Baik, Ma." Setelah itu, Aleena mengambil selai stroberi dan ia meletakkannya di atas meja pantry dapur. Camelia juga ikut duduk be

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 384. S2. Theo dan Kesabaran Menghadapi Kekasihnya

    Hari berlalu musim pun berganti. Hari demi hari terlewati seperti embusan angin yang cepat dan lembut. Tak terasa, dua setengah tahun terlewati dengan mudahnya. Dua tahun menjadi perjalan yang sangat hebat untuk Theo. Pemuda itu, kini sudah meninggalkan bangku sekolah sejak satu tahun yang lalu. Theo meneruskan perusahaan milik Asher. Bahkan selepas lulus dari bangku sekolah, Theo sangat gila-gilaan mendalami pekerjaan yang ia impikan di dunia bisnis, dia tidak melanjutkan pendidikannya hanya sekejap, lalu fokus pada pekerjaannya. Seperti saat ini, pemuda itu duduk di dalam ruangan kerjanya, di kantor milik sang Papa. Theo tampak sibuk, menyiapkan beberapa berkas untuk persiapan meeting sore nanti. "Berkas yang semalam sudah kau bawa, kan, Theo?" tanya Asher pada sang putra. Theo menoleh dan mengangguk. "Sudah, Pa. Semuanya sudah beres," jawab pemuda itu. "Bagus. Sebagai asisten Papa, kau harus bisa segalanya. Paman Jordan sudah ada di divisinya sendiri, jadi ... kau harus bisa

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 383. S2. Kembang Api dan Arabelle

    Setelah acara makan malam selesai, Theo mengajak Arabelle untuk pergi bersamanya. Malam ini adalah malam yang sangat dinanti-nantikan oleh Arabelle. Perayaan tahun baru yang sudah dari lama ia tunggu-tunggu. Meskipun rencana Arabelle dari awal gagal total, dari ingin menemani Theo bertanding basket, sampai kini mereka pergi ingin melihat pesta kembang api, tapi Arabelle berharap kali ini tidak boleh gagal. "Hemmm ... sepertinya bahagia sekali," tanya Theo melirik Arabelle, sebelum kambali fokus mengemudikan mobilnya. Gadis cantik itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja," jawab Arabelle. "Aku hampir berpikir tidak ada harapan lagi untuk melihat perayaan pesta kembang api malam ini, Kak. Tapi ternyata, Tuhan berkata lain..." Theo tersenyum. "Aku selalu berdoa sepanjang hari agar apapun yang kau harapkan bisa Tuhan kabulkan, Arabelle," ucap Theo. "Benarkah?" Arabelle tersenyum menatapnya. Theo terkekeh gemas tanpa menjawabnya, ia mengulurkan satu tangannya dan mengu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 382. S2. Nasihat dari Seorang Ayah

    Theo datang seperti biasa. Kedatangannya kali ini disambut oleh Jordan, laki-laki yang selalu ia panggil Paman sejak kecil itu kini menjadi lebih dekat dengan Theo. Mereka berdua duduk di ruang tamu, menunggu Arabelle yang tengah bersiap, karena Theo bilang kalau Arabelle diminta oleh Aleena datang untuk makan malam bersama. "Beberapa hari ini Paman jadi jarang melihatmu, Theo," ujar Jordan sambil menyalakan sebatang cerutu di tangannya. Theo tersenyum tipis. "Iya, Paman. Paman terlalu sibuk, aku juga sibuk," jawab Theo. "Heem. Paman membantu Papamu mengurus proyek yang ada di Palonia," jawab Jordan. "Paman yakin, dengan kepintaranmu, kau bisa ikut campur dalam proyek itu andai kau tidak sibuk dengan sekolahmu. Paman selalu mengajarimu nanyak hal, bukan?" Mendengar ucapan Jordan, Theo hanya terkekeh saja dan mengangguk. "Untuk beberapa bulan ini aku akan fokus pada pendidikanku dulu, Paman. Setelah itu, aku akan fokus membantu Papa," jawabnya. "Aku mungkin tidak akan mau lanjut

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 381. S2. Perasaan Saling Mendukung

    Puas berputar-putar mengelilingi kota dengan bus kota sambil menikmati hujan salju yang turun malam ini. Arabelle dan Theo bernostalgia mengenang masa kecil mereka saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak saat bus melewati sekolah mereka. "Kau sudah pamit pada Ayahmu kalau akan pulang terlambat?" tanya Theo menatap Arabelle. Gadis cantik itu mengangguk. "Iya, Kak. Aku sudah pamit," jawabnya. "Baguslah." Theo mengusap pucuk kepala Arabelle. Arabelle duduk diam menatap salju yang turun, gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Theo. Sedangkan Theo merangkulnya dengan satu lengannya. Mereka sama-sama menatap hujan salju di luar yang sangat indah malam ini. "Kak Theo, aku ingin mengatakan sesuatu," ujar Arabelle menoleh menatap Theo. "Sesuatu apa?" Theo menaikkan kedua alisnya. "Emm ... besok Kak Theo tanding basket, kan?" cicitnya. "Hm." Theo bergumam, ia masih terus menatap wajah cantik Arabelle. "Kenapa?" "Mungkin aku tidak bisa datang," ucap Arabelle jujur. "Besok pagi

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 380. S2. Panggilan Sayang

    Satu Minggu kemudian.Arabelle tampak murung siang ini di sekolah. Gadis itu menatap ke arah jendela luar di sekolahnya. Pandangan mata Arabelle sudah pulih, meskipun ia tidak bisa memandang jarak jauh, namun setidaknya Arabelle sudah bisa menatap sesuatu di dekatnya. "Arabelle, hmm ... kau kenapa diam saja? Ayo, kita ke super market di depan, kita beli cemil," ajak Vivian menarik lengan Arabelle. "Uang sakuku tertinggal di kamar, Vian," jawab Arabelle menatap Vivian. "Yahh, bagaimana bisa?" Vivian mengerjapkan kedua matanya. "Pakai uangku saja, ayolah..." Arabelle mendengus pelan. Mau tidak mau Vivian sudah menarik lengannya lebih dulu. Arabelle pun ikut beranjak dari duduknya. Gadis itu merapatkan kembali jaket seragam berwarna biru dan putih yang ia pakai kini. Kedua gadis itu berjalan di taman sekolah. "Huhh ... hari ini sangat dingin, Arabelle. Semoga malam ini saljunya turun, besok ada pertandingan basket anak-anak kelas sebelas. Aku akan berangkat dan membawa banner yang

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 379. S2. Hubungan Tersembunyi pun Terbongkar!

    Sekolah pulang pukul sembilan, itu terlalu pagi untuk bersantai-santai di rumah. Theo pun berkumpul dengan teman-temannya di warung belakang sekolah. Semua teman-temannya berada di sana. Tetapi Theo sedang menyusul Arabelle di sekolah, ia mengajak gadis itu ikut dengannya dulu, karena Ayahnya belum bisa menjemputnya. "Si Bos ke mana?" tanya Gerald sambil mengambil gitarnya di atas kursi. "Tuh, lagi jemput Arabelle," jawab Vero. "Tidak menyangka ya, cowok ajaib seperti Theo setia sama satu cewek," ujar Adam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dari bayi lagi!" sahut Gery. Semua teman-temannya pun tertawa mendengar hal itu. Hingga kini Theo melangkah masuk ke dalam tempat itu bersama dengan Arabelle. Tampak Ibu pemilik warung tersenyum saat melihat Theo bersama Arabelle ke sana. "Diajak duduk di dalam saja, Theo. Kasihan kalau di luar panas," ujar wanita itu. "Iya, Bu." Theo mengangguk. Arabelle duduk di sebuah bangku, dia terus memegangi lengan Theo karena gadis itu tidak

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 378. S2. Janji yang Harus Kau Tepati

    Keesokan harinya, Arabelle pergi ke sekolah seperti biasa. Gadis itu datang lebih pagi kali ini. Di depan pintu gerbang, Vivian sudah menunggu Arabelle. "Arabelle ... hai!" pekik Vivian langsung memeluknya, tampaknya gadis itu sangat kegirangan pagi ini. Arabelle menyipitkan kedua matanya. "Hemm, ada apa ini? Rasa-rasanya bahagia sekali," ujar gadis itu pada temannya. "Iya! Aku sangat senang sekali!" seru Vivian menganggukkan kepalanya penuh antusias. "Ada apa, Vian? Tidak mau bilang-bilang sama Arabelle?" tanya Arabelle sambil berjalan dengan bantuan Vivian yang memeluk lengannya. "Iya, aku akan memberitahumu. Tapi jangan kaget, ya," ujar Vivian. "Oke, siap!" Arabelle mengangguk patuh. Vivian pun menarik pundak Arabelle dan ia membisikkan sesuatu pada Arabelle saat itu juga. Sampai tiba-tiba langkah Arabelle terhenti, gadis itu terdiam mematung seketika. Ekspresi Arabelle sontak membuat Vivian tertawa terpingkal-pingkal."Vian!" pekik Arabelle. "Iya. Aku dan si Dugong sudah

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 377. S2. Kasih Sayang Seorang Kakak

    Arabelle dan sang Ayah kini pergi ke rumah sakit ibu kota. Hari ini adalah jadwal Arabelle untuk cek up terkait kondisi kesehatannya. Bersama Jordan yang selalu menemaninya, Arabelle tampak duduk di samping sang Ayah yang kini menunggu hasil pemeriksaan oleh dokter. "Ayah, Ara pasti sembuh, kan?" bisik Arabelle memeluk lengan sang Ayah. Jordan menoleh dan tersenyum, laki-laki itu mengecup pucuk kepala putri kesayangannya. "Pasti, Nak. Ayah akan mengusahakan yang terbaik untuk anak Ayah," jawab Jordan. "Kalau biayanya mahal, bagaimana, Ayah?" tanya gadis itu. "Biar saja meskipun Ayah harus menjual ginjal asal anak Ayah sembuh," jawab Jordan. Kedua mata Arabelle membola. "A-Ayah tidak menjual ginjal, kan?" pekik gadis itu. Jordan tertawa pelan. "Tentu saja tidak, Sayang. Uang Ayah sangat banyak, jangan khawatir. Bahkan Ayah bisa membeli rumah sakit ini." Arabelle langsung terkikik geli. "Ayah tahu tidak, nanti kalau Arabelle sudah lulus sekolah, Arabelle ingin meneruskan ke per

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 376. S2. Sang Ahli Keributan

    Cahaya matahari berwarna jingga sore ini. Arabelle ditemani Theo berdua di depan gerbang sekolah menunggu Ayah gadis menjemputnya. Theo yang masih ada jadwal latihan basket pun belum diperbolehkan pulang. Dan ia menemani Arabelle di sana. "Kenapa Ayah lama sekali?" gerutu Arabelle meremas tongkat di tangannya. "Mungkin masih di kantor," jawab Theo. "Pasti sekarang sudah di perjalanan. Papa paham kalau Ayahmu sekarang tidak bisa bekerja full seperti dulu." "Om Asher tidak marah kan, Kak?" tanya Arabelle. "Tentu saja tidak." Theo tersenyum dan mengusap pucuk kepala Arabelle dengan lembut. Arabelle pun juga tersenyum. Gadis itu memeluk satu lengan Theo dan menyandarkan kepalanya di pundak Theo. Dari dalam gerbang sekolah, muncul seorang siswa membawa sebuah motor sport sama seperti milik Theo dan dia berhenti di depan gerbang menoleh ke arah Theo dan Arabelle. "Sedang apa berduaan di sini?" tanyanya pada mereka berdua. "Mau apa? Kau tidak terima? Atau iri?!" seru Theo tanpa sung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status