"Pagi semua." Dengan senyum termanisnya Ana yang menggendong Lean duduk bersama keluarga besar Leo.Dia ingin menunjukan kepada Mama dan Papa mertuanya jika dia juga bisa menjadi ibu yang baik."Begitu dong, Lean diajak jangan Anisa terus yang menggendongnya," sahut Mama Leo."Iya Ma." Mereka semua terlibat obrolan yang cukup serius karena kali ini mereka membahas jodoh untuk Lukas."Sebaiknya Mama yang mencarikan jodoh untuk kamu Lukas." Ucapan Sang Mama sontak membuat Lukas menggeleng, untuk masalah jodoh dia tidak ingin dipaksa."Lukas akan mencari jodoh Lukas sendiri Ma, nggak perlu dicarikan," sahut Lukas dengan kesal."Mana, sampai sekarang kamu tak kunjung membawa calon mantu Mama," timpal Mama Leo."Lukas sudah menemukan wanita, hanya saja Lukas belum bisa membawa dia kemari."Mendengar hal itu membuat Leo menatap kakaknya jika yang Lukas maksud adalah Anisa maka dia tidak akan tinggal diam, karena Anisa adalah miliknya."Calm down Le, kenapa kamu menatap aku seperti itu." S
Lukas segera melerai pelukannya begitu pula dengan Anisa yang segera berdiri dan menunduk. "Ada apa Ma?" tanya Lukas. "Ada apa, ada apa, Mama yang seharusnya bertanya kalian sedang apa?" Tatapan Mama Lukas yang tajam membuat Anisa katakutan, dia takut jika masalah ini membuatnya dipecat. "Kami hanya....." Lukas menggantung ucapannya. "Jangan bilang jika wanita yang kamu maksud itu adalah Anisa Lukas," sahut mama. Lukas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah saatnya memberi tahu sang mama akan perasaannya terhadap Anisa? "Lukas!" Embusan nafas Lukas cukup terdengar, dia kemudian mengangguk seraya menatap Anisa yang masih menunduk. "Iya Ma." Sontak Anisa menatap Lukas, dia sungguh terkejut dengan pengakuan kakak majikannya itu, tak hanya Anisa mamanya juga sedikit shock, dia menganggap jika anak-anaknya gagal mencari pasangan, Leo mendapatkan wanita yang tak peduli dengan keluarganya kini Lukas menyukai seorang baby sitter yang bersuami. "Bagaimana bisa Luka
Sesampainya di rumah sang adik Lukas tak langsung pulang dia ingin membicarakan masalah Anisa dengan Leo."Ada apa kak?" tanya Leo yang sedikit kesal dengan sang kakak."Aku ingin membahas masalah Anisa Leo," jawab Lukas.Tatapan tajam Leo segera mendarat ke kakaknya ketika sang kakak ingin membahas Anisa dengannya."Ada apa?" Lukas mengungkapkan keinginannya untuk meminta Anisa, dia ingin Leo mengerti jika drinya telah memiliki Ana jadi tidak mungkin memiliki Anisa juga.Pengungkapan Lukas ini membuat Leo membola, bagaimana bisa sang kakak meminta calon istri keduanya sedangkan pernikahan mereka akan segera diadakan."Tidak sampai kapan pun aku tidak akan merelakan Anisa untukmu, aku lebih memilih kehilangan Ana daripadan harus kehilangan Anisa.""Gila kamu Leo," sahut Lukas kesal. "Bagaimana dengan Lean," imbuhnya.Leo tertawa, justru karena memikirkan Lean, dia mempertahankan Anisa daripada Ana, ibu sesungguhnya adalah Anisa bukan Ana. Kasih sayang Anisa jauh lebih besar daripada
"Akhirnya kita menikah Sayang." Bisikan Leo membuat Anisa gugup. Kini statusnya telah berubah yang awalnya hanya seorang baby sitter kini menjadi Nyonya, status yang hanya mereka sendiri yang tau. Setelah menikah, Leo mengajak Anisa pulang sebenarnya dia ingin mengajak Anisa jalan-jalan tapi Anisa menolak dengan alasan takut. "Kita pulang saja Tuan," pinta Anisa. "Aku kan sekarang sudah menjadi suami kamu, jadi jangan panggil aku Tuan." "Tapi kalau Nyonya tau jika saya memanggil anda dengan panggilan mas, dia bisa marah Tuan." "Tapi masa iya kamu memanggil aku dengan panggilan Tuan." Ucapan Leo ada benarnya hingga mereka berdua sepakat jika di depan orang banyak cara memanggil tetap sama yaitu Tuan, namun jika berdua Anisa akan memanggil Leo dengan panggilan Mas. Sebelum mereka pulang, Leo mengajak Anisa ke mall terlebih dahulu, dia ingin membelikan hadiah untuk istri keduanya itu. "Nggak usah Mas." Anisa mencoba menolak. "Mana bisa seperti itu sayang, kamu sekarang adalah
Oleh pihak keamanan Mama Leo dibawa ke ruang istirhat, sambil menunggu dokter datang untuk memeriksanya."Ma, bangun Ma." Leo terus menepuk pipi mamanya berharap sang mama segera bangun.Tak berselang lama dokter pribadi mamanya datang, dia segera memeriksa pasiennya tersebut.Seusai memeriksa sang Mama, dokter menatap Leo dan Anisa."Bagaimana Dok?" tanya Leo."Tekanan darah Mama anda naik drastis itulah yang membuatnya pusing hingga akhirnya pingsan.""Apa harus dirujuk ke rumah sakit sekarang dok?""Saya beri obat saja, jika belum membaik segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih."Selepas kepergian sang dokter, Leo segera memeluk mamanya yang masih memejamkan mata, dia begitu khawatir dengan keadaan wanita yang telah melahirkannya.Beberapa saat kemudian, Sang mama bangun dari pingsannya, dia kembali menatap Leo dengan Anisa lalu menggelengkan kepala."Kenapa kamu menghukum wanita tua ini Leo, kamu kan sudah punya istri kenapa malah menjalin hubungan dengan Anisa?"
"Mama pingsan?" Lukas nampak terkejut dengan jawaban sang Dokter.Lukas meminta penjelasan dari dokter pribadi mamanya, bagaimana bisa sang mama pingsan padahal kesehatan sang mama sangat baik hari ini bahkan tadi ketika sarapan pagi mamanya bersemangat sekali."Entahlah Tuan Lukas, entah apa yang terjadi, tadi disana juga ada Tuan Leo."Lukas mengerutkan alisnya, bagaimana bisa sang adik tidak menghubunginya ketika sang mama pingsan.Apakah sang adik penyebab pingsannya sang mama?Lukas kembali masuk ke dalam rumah, dia segera menghampiri sang mama yang kemudian diikuti oleh dokter pribadi itu."Mama pingsan kenapa tidak menghubungi Lukas? lalu mana Leo kenapa dia tidak menjaga mama? sekarang bagaimana? mana yang sakit?" Lukas memberondong sang mama dengan banyak pertanyaan."Kamu ini Lukas seperti Dokter saja, lihatlah dokter mama saja tidak secerewet dirimu!" Pria itu menghela nafas, bukan dia cerewet tapi memang dia sangat mengkhawatirkan sang mama."Mama pulang sendiri," sahut
"Apa maksud kamu Le?" tanya Lukas yang kemudian membalikkan tangannya."Aku yakin kamu tahu maksud dari ucapanku kak," sahut Leo dengan tertawa sinis.Lukas yang dibuat kesal oleh Leo ingin sekali menjatuhkan pukulan tapi dia cukup bisa menahan amarahnya."Terserah," ucapnya lalu pergi.Leo mengusap rambutnya dengan kasar, bagaimana jika sang kakak nekat ingin merebut Anisa dari tangannya."Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskan Anisa karena kini dia adalah milikku." Leo kembali ke kamar sang anak, dia meminta Anisa untuk tetap bersamanya meski apapun yang terjadi."Ada sih Mas!" Anisa merasa heran dengan Leo."Kak Lukas Sayang, aku takut dia mengambil kamu dari tanganku." Anisa berusaha meyakinkan Leo jika dia tidak akan melakukan hal itu, karena kini dirinya adalah seorang istri."Mana mungkin aku melakukannya Mas, kan kamu suami aku sekarang," hibur Anisa.Pria itu cukup tenang sekarang, hanya Anisa yang mampu membuatnya tenang.#####Di sisi lain, Ana benar-benar menikmati l
"Hubungi asisten Arthur kapan rencananya Arthur pulang dari liburan Bay."Entah apa rencana Leo sehingga dia meminta Bayu untuk menghubungi asisten Arthur.Akhir pekan ini pak Arthur akan kembali Pak, lebih cepat dari rencana." Bayu memberikan laporannya.Di sisi lain Mama Leo pergi ke rumah Leo, dia ingin bicara dengan Anisa mengenai hubungannya dengan sang anak, sebagai seorang mama tentu tidak ingin ada skandal seperti ini apalagi Lukas anak sulungnya juga mencintai Anisa."Nyonya." Anisa sangat terkejut melihat Mama Leo tiba-tiba masuk kamar."Aku mohon tinggalkan Leo Anisa, aku memang tidak suka dengan Ana tapi bukan seperti konsepnya." Ucapan Mama Leo membuat Anisa terdiam, bagaimana dia meninggalkan Leo sedangkan kini dia adalah istri sah Leo."Saya tidak bisa Nyonya." sahut Anisa."Kenapa? lihatlah Lean dia butuh mamanya." Malah justru karena Lean lah Anisa mau menerima Leo dahulu, dia sangat mencintai Lean bahkan Lean sudah dia anggap sebagai anak sendiri."Kalau kamu ingin