Share

Bertahan

Author: Yuniartinoor
last update Last Updated: 2021-09-11 08:13:21

Sehari semalan aku menginap di Bidan, sampai mertuaku datang untuk menjemput. Untunglah Bu Bidan sangat baik, beliau tidak masalah saat belum ada keluargaku yang datang untuk menjemput dan menyelesaikan semua biaya persalinan. 

Ibu mertua juga sempat marah ketika tahu Mas Satya pergi keluar kota tanpa memberiku uang untuk biaya persalinan. Ibu marah dan menelepon Mas Satya agar men-transfer uang untuk persalinan. Ya ... semua karena aku dan si bayi baru bisa pulang dari Klinik Bersalin setelah semua biaya persalinan lunas.

Sebenarnya bisa saja aku menceritakan semuanya pada mertuaku tapi aku tidak ingin mengadu. Biarlah orangtua Mas Satya juga nanti akan tahu sendiri bagaimana sikap anaknya sekarang.

Orangtua Mas Satya sangat senang saat mendapati cucunya perempuan maklumlah Mas Satya anak mereka satu-satunya. Sejak pulang dari Bidan sampai di kontrakan Ibu senang sekali menimang si kecil. Saking senangnya Ibu hanya memberikannya padaku saat menyusu saja.

"Sudah dua hari anaknya lahir kok Satya belum pulang? Apa dia gak ingin gitu lihat putri cantiknya ini," gerutu Ibu.

"Ya pasti ingin lah, Bu. Satya kan cuma karyawan kalau dikasih tugas dari perusahaan masa harus nolak," bela Bapak.

Bayi mungilku sampai hari ini masih dipanggil cantik karena belum diberi nama. Aku menunggu Mas Satya untuk memberikan nama pada gadis kecilnya.

Allah maha baik, malam itu Mas Satya pulang diantar Rena dalam keadaan mab*k. Tanpa aku beri tahu mertuaku bisa mencium perubahan pada Mas Satya. Ya ... Mas Satya lelaki baik yang tidak suka minum oleh karena itu minum sedikit saja bicaranya ngaco dan sudah tak karuan.

Mulut Mas Satya tak henti memanggil Rena dengan sebutan Sayang, bicaranya ngalir-ngidul. Bapak mertua yang sudah gemas segera membawa Mas Satya ke kamar mandi lalu mengguyurnya dengan air dingin agar Mas Satya segera sadar.

"Bapak mendidikmu jadi anak yang baik, kenapa kamu begini ... Satya?" keluh Bapak sambil menyirami anaknya dengan bergayung-gayung air.

Gara-gara ocehan Mas Satya jadi aku yang diberendeli banyak pertanyaan oleh mertua, terutama tentang Rena. Mertuaku begitu penasaran dengan hubungan Rena dan Mas Satya.

"Maaf, Pak ... Bu ... Gina gak akan cerita apapun, takut jika malah salah bicara. Nanti silakan Ibu dan Bapak tanya langsung pada Mas Satya," terangku.

******

Keputusanku ternyata tidak salah, padahal tidak bicara apapun pada bapak dan Ibu Mertua tapi aku dituduh mengadu Oleh Mas Satya. 

Setelah ditegur oleh kedua orangtuanya Mas Satya melampiaskan kemarahannya padaku, aku dituduh mengadu dan menjelekannya dengan Rena. Ya Allah ... padahal aku sudah berusaha untuk menutupi semuanya. Bagaimana mertuaku tidak curiga jika melihat sendiri bagaimana Rena begitu tidak sungkan memel*k tubuh Mas Satya saat mab*k semalam.

"Aku tidak berbicara sedikitpun tentang Mas ataupun Rena pada Ibu dan Bapak! Silakan Mas bisa tanya sendiri. Jika sekarang Ibu marah wajar, Mas. Saat aku melahirkan Mas kemana? Mana tanggung jawab, Mas?" Aku sedikit berteriak karena kesal, jujur saja menahan diri untuk tidak meluapkan emosi sedikit banyak menyiksaku.

"Beraninya kamu berteriak!" Tangan Mas Satya hampir saja menyentuh pipiku saat si bungsu tiba-tiba menangis dan terbangun.

Mas Satya mengayunkan tangannya, kesal lalu ia keluar kamar dan membanting pintu sehingga membuat tangis si kecil semakin kencang karena kaget.

"Astagfirullahhal adzim!" ucapku.

Semenjak mengenal Mas Satya hingga sekarang kami memiliki dua buah hati, ini kali pertama dia berbuat kasar padaku. Dulu jangankan memukul, membentakpun dia tidak pernah. Mas Satya lelaki tampan, gagah, pintar, dan bertutur kata baik. 

Entahlah set*n apa yang merasukinya, dia berubah begitu cepat hingga kadang aku merasa tidak mengenalnya. Dia bukan Mas Satya yang dulu ....

Tak ada lagi tutur lembutnya saat menyapaku, belaian tangannya hilang, perhatiannya entah kemana? Kasih sayangnya sirna ... semua karena dia 

... wanita yang hadir diantara kita.

Aku akan bertahan demi anak-anak, demi orangtuaku dan mertua yang begitu menyayangiku dan anak-anak. Semoga aku bisa melewati semuanya, cobaan yang tak pernah aku harapkan sebelumnya ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kasulitan yang diciptakan Sendiri

    Kesulitan telah Mas Satya buat sendiri, meskipun aku tidak benar-benar melarangnya menemui anak-anak dia malu sendiri dengan kelakuannya.Menurut bodyguard yang menjaga Cantika di Sekolah, beberapa kali mas Satya datang ke sekolah, meminta izin untuk bertemu dengan Cantika. Setelah penjaga Cantika meminta izin padaku via telepon mas Satya diizinkan berbicara dan memeluk Cantika beberapa menit sebelum Cantika pulang ke rumah.Sama halnya dengan Cantika, mas Satya juga datang ke sekolah Bramma. Bramma yang sudah SMP dan tidak didampingi bodyguard seperti Cantika, membuat Mas Satya lebih leluasa bertemu, mengobrol bahkan memeluk Bramma lebih lama.Bramma yang beranjak dewasa tak berani jujur padaku jika Mas Satya sering menemuinya di sekolah. Aku mengetahuinya dari orang-orang Mas Ammar. Mungkin Bramma takut aku melarangnya bertemu Mas Satya.Sebagai seorang anak Bramma

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Ternyata ....

    Aku berusaha merebut Cantika dari dekapan Mas Satya, sambil menangis aku merebut Cantika ayahnya."Cantika milikku!" Mas Satya mendorongku sampai jatuh kelantai.Mas Amar yang emosi tak kuasa lagi menahan amarahnya. Dia mengambil paksa Cantika lalu menghant*m wajah Mas Satya sekali. Cantika yang ketakutan menangis lalu berlari kearah Bramma, gadis kecilku mendekap tubuh abangnya dengan gemetar.Hampir saja orang-orang suruhan Mas Ammar juga ikut memuk*li Mas Satya tapi aku mencegahnya. Ada orang tua Mas Satya, ada anak-anak juga. Bagaimana psikoligis mereka jika melihat anak dan ayah mereka dipuk*li? Aku tak pernah mau ini terjadi, dari awal perceraian aku selalu menjaga agar semuanya baik-baik saja. Meskipun tersakiti aku tetap memberi maaf tapi jika akhirnya begini aku juga tidak akan diam."Ayo Rama, bawa adiknya ke mobil sebelum ayah kalian tambah emosi!" titah Ibunya Mas Satya."Iya,

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Cantika Ditemukan

    Ada kabar dari kepolisian katanya Cantika dibawa keluar kota. CCTV di sebuah statsiun kereta api menunjukan anak berciri-ciri seperti cantika melintas sekitar 3 hari yang lalu.Tangisku pecah, aku takut terjadi sesuatu pada anakku. Bagaimana kalau anakaku diculik dan dijadikan peng*mis seperti yang kulihat di TV atau bahkan lebih buruk ... sekarang kan sedang viral yang jual beli organ tubuh. Semoga Cantika baik-baik saja, semoga Allah selalu melindungi anak-anakku dimanapun mereka berada."Sudahlah jangan menangis, setidaknya kita sudah punya petunjuk untuk mencari Cantika. Terus berdoa, polisi dan orang-orang suruhanku tidak akan berhenti sampai Cantika ditemukan," ujar Mas Ammar."Statsiun itu ... kita bisa berangkat ke kampung Mas Satya menggunakan kereta dari statsiun itu. Mas Satya kemana? Sudah berapa hari aku tidak melihatnya." Tiba-tiba saja aku curiga pada Mas Satya." Kamu curiga pada Satya?" ta

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Pencarian Hari ke-2

    "Cantika ... pulanglah, Nak! Ibu, ayah, kakek, nenek, adik dan semuanya menunggumu. Ibu sangat menyayangimu, ibu tidak bisa jika harus tanpamu," lirihku dalam doa ... Aku benar-benar merasa tidak tenang, setiap beberapa menit aku menelpon Mas Ammar, Mas Galih dan Bramma secara bergiliran untuk menanyakan apakah mereka sudah menemukan Cantika atau belum? Perasaanku benar-benar tak karuan jiwaku terasa melayang entah kemana? Namun, aku tak bisa terus begini ada Gaza yang juga membutuhkanku. Aku menghampiri Gaza yang berada di kamar mama lalu meng-asihi Gaza. Aku terlalu tenggelam meratapi Cantika dan hampir saja mengabaikan si bungsu. "Maafkan ibu ya, Nak. Ibu sedih sekali sampai mengabaikan Gaza, ibu takut kehilangan kakak Cantika," bisikku, sambil menciumi kening Gaza yang sedang meny*su. "Jangan egois, anakmu bukan hanya Cantika. Bramma dan Gaza juga butuh kamu, kamu harus kuat!" ujar Mama.

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Hilangnya Cantika

    Jangan lupa tinggalkan jejak dengan follow, subscribe, rate dan tap love. Terima kasih.Hari ini ada meeting dengan beberapa orang reseller di ruko, aku terlambat menjemput Cantika hampir seperempat jam. Di usia Cantika yang ke tiga tahun aku sengaja memasukannya pre-school agar dia banyak teman dan tidak jenuh di rumah terus.Kakiku lemas saat Security penjaga sekolah mengatakan sudah tidak ada lagi siswa di dalam sekolah. Cantika ke mana?"Maaf, Bu Cantika sendiri yang menhampiri orang yang menjemputnya. Dia langsung berlari keluar gerbang lalu memeluk laki-laki bertopi itu," jelas security yang berjaga."Bagaimana ciri-ciri orang itu? Dia bawa mobil atau motor?" selidikku."Aku tidak terlalu memperhatikan, hanya fokus dia bertopi soalnya dia berdiri di seberang sana," tunjuk security.Aku tidak bisa diam saja, diantar security menemui guru dan kepala se

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Dilema

    "Kenapa kalian begitu ingin aku bekerja di tempat orang Arab itu? Apa pekerjaanku di toko tidak benar? Aku nyaman disini bersama kalian, teman-teman yang bagiku sudah seperti keluarga," rengek Mas Satya.Jujur sebenarnya aku dan Mas Ammar juga tak tega, semua bukan semata-mata nasihat bapak tapi memang pekerjaaan di tempat Mas Fahad gajinya lumayan."Mas jangan salah faham, aku dan Gina ingin Mas Satya maju. Coba saja dulu, nanti kalau gak lolos seleksi Mas boleh kerja lagi disini," bujuk Mas Ammar."Mas ingat, ada Maryam yang butuh banyak biaya. Di kantor Mas Fahad banyak fasilitas dan tunjangan yang nanti bisa dimanfaatkan, bekerja denganku mau sampai kapan? Aku tidak bisa memberikan banyak, Mas," terangku."Fahad adik iparku, Mas jangan khawatir dia orang baik. Aku akan menitipkan Mas pada Fahad jika memang nanti lolos seleksi," jelas Mas Ammar.Mas Satya termenung, lalu berjalan kearah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status