Share

Kangen Ibunya bukan Anaknya

Setelah tahun ajaran baru dimulai kegiatanku cukup sibuk karena dari jam 7 sampai jam 10 pagi harus standby menunggu Brama di Sekolah. Waktu berjualan sedikit terpangkas, aku hanya bisa berjualan dari siang sampai Maghrib saja. Dengan berkurangnya waktu jualan berkurang juga penghasilanku.

Selesai shalat Shubuh aku menyempatkan mengolah stok jualan yang ada di lemari es. 

"Assalamualaikum!" 

"Walaikumsallam," jawabku.

Begitu jelas jika yang mengucapkan salam adalah Mas Satya, aku segera mencuci tangan yang penuh dengan adonan tepung lalu membuka kunci pintu.

"Brama sudah bangun?" tanya Mas Satya.

"Barusan, tidur lagi. Setelah shalat Shubuh kelihatannya Brama masih mengantuk," jawabku.

"Ini uang gajianku bulan ini, seadanya. Terserah mau kamu pakai buat apa. Sudah kubagi u
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status