Beranda / Romansa / Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa / 137. Jalang Murahan Tidak Tahu Diri

Share

137. Jalang Murahan Tidak Tahu Diri

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-15 22:26:39

“Tentu saja Nona Be—maksud saya, Nona Veronica lebih cantik!” Esther menjawab tanpa banyak berpikir, seakan kata-kata itu sudah lama tertahan di ujung lidahnya.

Bella tersenyum puas. Dia mengangkat kedua tangan dan menyibak rambut panjangnya ke belakang telinga seperti sedang bersiap difoto.

Mata wanita itu menyipit lembut, padahal beberapa saat lalu dia menatap pelayan setianya seperti harimau lapar hanya karena mendengar panggilan Nona yang disematkan pada Sydney.

“Lanjutkan,” perintah Bella datar.

Esther mengangguk cepat.

“Saya tidak tahu di mana Tuan Morgan menemukan Sydney, Nona. Tapi sebenarnya … wanita itu awalnya bekerja di mansion,” lanjut Esther penuh keyakinan.

Saat-saat seperti ini adalah saat yang sudah ditunggu oleh Esther. Setelah Bella menempatkannya di mansion Morgan dan menjadikan wanita muda itu mata-mata.

Pada dasarnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Luluk
Wow si esteler sdh mulai masukkkk lobang gelap….tunggu sj
goodnovel comment avatar
KKK
aku hrp kedepannya Esther akan jd "abu" hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   260. Doa Paman Sydney

    “Ayo, ikut Papi,” tukas Morgan pada kedua bayi kembarnya yang malam itu terlihat lebih tampan dan cantik. Dengan langkah mantap, Morgan berjalan ke arah Celia dan Miran. Lalu pria itu mengulurkan kedua tangannya untuk menyambut si kembar. Celia menyerahkan Jade ke pelukan kiri Morgan, dan Miran menyerahkan Jane ke sisi kanannya. Morgan memeluk erat keduanya, lalu kembali ke arah panggung dan berdiri di belakang mikrofon. “Perkenalkan,” ujar Morgan mendominasi, “mereka adalah Jade dan Jane, anak kandungku yang dirawat sejak lahir oleh Sydney.” Bisik-bisik langsung terdengar dari bangku tamu. Beberapa tangan refleks menutup mulut karena terkejut. Yang lain justru semakin mendekatkan ponsel mereka untuk merekam. Namun, perhatian mereka teralih ketika Jade yang digendong Morgan mulai memperhatikan mikrofon besar di depan ayahnya. Bocah laki-laki kecil itu mengernyit, lalu dengan kedua tangannya yang mungil, dia mencoba meraih alat pengeras suara itu. Morgan menahan tawanya, lalu

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   259. Merusak Acara

    “Kalian sudah menikah?!” Suara Vienna dari barisan belakang itu menggelegar, cukup untuk membuat sebagian tamu di barisan depan refleks menoleh. Namun suara itu lenyap seketika, karena pada saat bersamaan ada dua tamu lain yang bersorak kegirangan sambil melompat-lompat. “Ya ampun, Tim!” seru Nirina dengan penuh semangat sambil menepuk dada Timothy cukup keras hingga pria itu sedikit mundur untuk batuk. “Ternyata Tuan Morgan tidak berkata ingin menikahi Sydney karena mereka sudah menikah diam-diam, Tim!” lanjut Nirina mengabaikan keadaan Timothy. Mata Timothy berbinar-binar dan emosinya tidak terkendali. Kegembiraan yang membuncah dan rasa dikhianati karena merasa tertinggal dalam cerita penting Sydney berhasil mengaduk perasaan pria itu. Timothy yang masih memegangi dada sambil tertawa, ikut berseru, “Aku tidak pernah tahu ada perasaan terluka dan bahagia di saat yang sama seperti ini. Aku senang Kak Sydney dan Tuan Morgan sudah menikah, tapi kenapa aku sama sekali tidak d

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   258. Jangan Bernegosiasi Denganku

    Morgan tidak pernah mempekerjakan orang asal-asalan, bahkan MC acara itu dipilih dengan cermat. Terbukti dari cara MC yang sengaja mengganti caranya memanggil Sydney dari Nona menjadi Nyonya, saat mereka akan masuk ke agenda selanjutnya. Sydney menahan napas. “Aku akan memanggil Celia dan Miran untuk bersiap membawa si kembar,” tukas Zya dengan mantap, kembali berperan sebagai asisten Sydney, meskipun tadi wanita itu sempat panik luar biasa. Tanpa menunggu jawaban Sydney maupun Morgan, Zya melepaskan genggaman tangan Ken dan berjalan cepat menuju rumah. Gaun yang dikenakan Zya berkibar ringan seiring langkahnya yang bergegas, meninggalkan aroma lavender samar yang sempat menyelinap di antara angin malam. Melihat Zya pergi, MC kembali berpamitan untuk kembali ke depan panggung. Sydney menelan ludah. Jantung wanita itu tiba-tiba berdegup begitu kencang, seolah tubuhnya sedang bersiap menghadapi lonjakan adrenalin. Bahkan tangan Sydney sedikit bergetar. “Aku akan berjaga d

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   257. Pasangan Kabur

    Karena suasana menjadi tegang, Morgan meminta MC untuk kembali mengambil alih acara dan menghibur para tamu.“Ayo semua, jangan tegang begitu dong! Ini pesta bahagia, mari abaikan energi-energi negatif yang datang tanpa diundang!” seru MC dengan suara lantang yang memecah keheningan.Suara tawa palsu terdengar dari beberapa sisi taman. Para tamu tampak saling melirik, bingung antara ikut tertawa atau tetap menatap ke arah Vienna yang baru saja diseret mundur oleh suaminya.“Bagaimana kalau kita main game kecil-kecilan? Tapi jangan anggap remeh hadiahnya, ya!” MC mulai memancing supaya para tamu berhenti memperhatikan Vienna.Sejumlah tamu mulai bersorak pelan.“Sepuluh pemenang dengan jawaban tercepat dan tepat akan membawa pulang … emas batangan satu kilogram! Yes, emas sungguhan! Bukan hadiah diskon atau voucher makan!” seru MC penuh semangat. “Persembahan dari Nona Sydney dan Tuan Morgan, tentu saja!”Kerumunan sontak heboh. F

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   256. Kepalanya Terbentur

    “Maaf aku datang terlambat, Sydney. Ah, kita memakai warna gaun yang sama!” cibir Vienna penuh kelembutan yang palsu. Vienna berdiri tegak di hadapan Sydney, seolah tidak sadar bahwa seluruh tamu pesta kini menatapnya dalam diam yang menegangkan. Sydney menatap sepupunya itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu, wanita itu tertawa kecil dan lirih, hampir tidak terdengar oleh siapa pun selain Vienna dan Morgan. Lucu sekali. Bahkan sekarang pun, di hari yang seharusnya menjadi kejutan bahagia untuk dirinya, Vienna masih berusaha mencuri perhatian. Gaun putih dengan potongan serupa. Rambut gelombang terurai dengan aksen jepit perak di sisi kanan. Riasan tipis dengan highlight dan eyeliner persis seperti yang Sydney gunakan malam itu. Padahal sudah beberapa bulan Sydney mengganti teknik riasannya. Vienna pasti diam-diam mengamatinya. Sejak kecil, Vienna selalu ingin menjadi Sydney. Awalnya, Sy

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   255. Yang Macam-Macam

    “Siapa teman baikku yang kau maksud, Darling?” tanya Morgan sambil mencengkeram kedua bahu Sydney cukup kuat untuk membuat wanita itu menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Dari kejauhan, mungkin terlihat seperti adegan manis antara pasangan kekasih di panggung pesta. Namun hanya Sydney yang tahu, bahwa sorot mata Morgan masih mengandung awan kecurigaan yang belum menguap.Sydney tersenyum menenangkan. Senyuman khas yang kerap Sydney gunakan untuk melunakkan ego Morgan saat pria itu berada di ambang ledakan.“Tentu saja dokter Ken,” jawab Sydney lembut.Morgan tidak langsung bereaksi. Namun pandangan pria itu spontan menyapu kerumunan dan berhenti pada sosok di dekat dekorasi bunga, Ken.Ken yang menyaksikan dan mendengar ucapan Sydney, secara refleks menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingung.“Aku?” Ken belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi.Morgan melirik tajam ke arah tempat Ken berdiri. “A

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status