Share

162. Itu Hal Mudah

Auteur: prasidafai
last update Dernière mise à jour: 2025-04-24 15:31:52

"Saya butuh waktu untuk berpikir beberapa menit." Suara Lucas akhirnya pecah di antara deru napas beratnya.

Tangan Lucas yang masih menggenggam kemudi, kini mulai gemetar. Di luar sana, malam begitu hening. Namun di dadanya, badai bergemuruh tanpa henti.

Terdengar tawa Morgan dari seberang telepon, nyaring dan penuh ejekan.

“Mengapa jadi kau yang perlu waktu untuk berpikir?” tanya Morgan penuh sarkas. “Kau yang membutuhkanku, Lucas. Jika tidak mau, silakan pergi dan jangan mengotori pemandangan dimansion-ku.”

Lucas menutup mata sejenak. Dia mengangkat tangan dan menyugar rambutnya ke belakang, menahan agar kepalanya tidak meledak karena frustrasi.

Seluruh tubuh Lucas terasa seperti terbakar oleh amarah dan kekalahan sekaligus.

Selama ini, Lucas pikir proyek pengawalan eksklusif itu adalah peluang besar. Kerja sama dengan Morgan akan membuat nama Zahlee Entertainment dan Monarch Legal Group naik kelas.

‘Sejak awal Tuan Morgan memang hanya ingin menjebakku dan Vienna,’ ucap Lucas dalam
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   398. Kenangan Menyakitkan

    “Benar, Tuan. Jika dilihat sekilas, mungkin luka bakarnya sudah lebih dari 70 persen.” Anak buah Morgan menjawab. “Bahkan kemungkinan hidupnya kecil.”Morgan terdiam sejenak. Bibirnya terangkat membentuk senyuman miring yang membuat udara sore di halaman itu kian mencekam.Pria itu menyisir rambutnya ke belakang dengan satu gerakan pelan, lalu tertawa renyah mengerikan.“Bagus,” komentar Morgan singkat.Setelah tawanya mereda, Morgan menatap anak buahnya lurus-lurus. “Kalau begitu ... carikan rumah sakit dan dokter terbaik yang bisa menangani luka bakar.”Anak buah Morgan tampak terkejut. Matanya membelalak sepersekian detik sebelum buru-buru kembali tertunduk.“Buat dia tetap hidup …” lanjut Morgan dingin. “Menderita dengan luka bakar itu.”Seolah menyadari bahwa tidak ada ruang untuk menawar, anak buah itu hanya mengangguk pelan.Morgan menarik napas panjang.“Katakan juga padanya,” kata Morgan lagi. “Bibi harus tetap hidup jika tidak ingin Jerry celaka. Bagaimanapun, Jerry juga men

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   397. Matilah Untuk Jerry

    “U-usul saya?” ulang Debby dengan suara pecah, nyaris seperti bisikan yang tercekat di kerongkongan.Tubuhnya gemetar hebat. Jemarinya saling meremas seolah berusaha menahan rasa dingin yang mendadak menjalar sampai ke tulang.Morgan menoleh pelan. Tatapan tajamnya menukik langsung ke mata Debby yang membelalak.Tanpa menjawab, pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, sebuah korek api logam.Morgan mulai memainkan korek apinya dengan gerakan dramatis.“Ya,” sahut Morgan kemudian. “Bibi ingin mengelak? Aku tidak akan mempermasalahkannya.”Debby refleks ingin menggeleng, tetapi tubuhnya menegang begitu mengingat nama Jerry.Tidak ingin terjebak dua kali pada pertanyaan Morgan, Debby memikirkan jawabannya matang-matang.Kematian palsu Jerry bukan ide Debby.Namun, Debby memang terlibat dalam rencana pria itu.“Ya,” jawab Debby akhirnya setelah susah payah menelan ludah. “Itu usul saya.”Dijawab jujur atau bohong, Debby yakin dia akan tetap mendapat hukuman dari Morgan.Namun ji

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   396. Jebakan Tersembunyi

    Debby muncul beberapa menit kemudian saat Morgan sedang duduk dengan santai di salah satu kursi teras.“Berani sekali Bibi membuatku menunggu.” Suara Morgan terdengar dingin dan pelan, tetapi tajam seperti pisau.Pria itu bahkan tidak menoleh saat berbicara.Duduk santai di kursi teras yang menghadap taman gersang, Morgan menyilangkan kaki sambil memainkan kancing jasnya.Hampir setengah jam sudah Morgan berada di sana.Ditemani hanya oleh secangkir teh yang dingin dan udara kaku dari sore yang mendung.Begitu mengetahui Morgan datang, Debby langsung membersihkan diri dan mencari pakaian yang paling mewah.Tidak lupa, Debby memakai banyak perhiasan emas di tubuhnya.Perhiasan yang sempat Debby bawa dari kediaman lamanya.Gelang berlapis di kedua pergelangan tangan, kalung mencolok, serta cincin besar di dua jari.Debby mencoba terlihat berwibawa.Namun, rona kemerahan di pipinya dan dada yang naik-turun menunjukkan emosi Debby yang belum stabil.Sebelum tiba di tempat ini, Debby punya

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   395. Siapa yang Timothy Lamar?

    Sydney yang tengah memegang popok bersih refleks menjatuhkannya ke lantai."A-apa?" seru Sydney, nyaris tercekik oleh keterkejutannya sendiri.Dengan cepat, Sydney membungkuk untuk mengambil popok yang jatuh, lalu menegakkan tubuh sambil memandangi Timothy dengan heran.Timothy tersenyum lebar, lalu menurunkan Zaleia ke boks bayi perlahan.Tangan pria itu tampak gugup, bahkan gerakannya tidak setenang biasanya.Timothy menyeka tangannya ke saku celana dengan kikuk.“Hmm … ada yang ingin aku bicarakan. Kita ke ruang tamu lagi, Kak?” tawar Timothy seraya menatap Sydney dengan ragu.Sydney hanya mengangguk cepat, bahkan terlalu cepat.Jantung wanita itu masih berdegup tidak karuan.Bukan hanya karena berita mendadak tadi, tetapi juga karena satu pertanyaan besar yang menggelayuti kepala Sydney.Siapa yang Timothy lamar?Sepanjang langkah menuju ruang tamu, otak Sydney sudah dipenuhi dugaan-dugaan liar.Adik sepupunya itu, si maniak Matematika yang alergi hubungan romantis, tiba-tiba ing

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   394. Keputusan Timothy

    “Tentu tidak, Tim,” jawab Sydney lembut sekaligus tegas.Mata wanita itu tidak lepas dari wajah adik sepupunya yang kini mulai memucat karena menahan emosi.“Aku tidak menggunakan kekuasaan siapa pun untuk membawanya ke sini,” lanjut Sydney, tetap menjaga nada suaranya agar tetap datar dan tidak menyinggung. “Rumah Sakit Jiwa Highvale tiba-tiba meneleponku dan memintaku menjemput Tante Ghina. Katanya namaku tercatat sebagai wali. Padahal aku tidak pernah berhubungan lagi dengan Tante Ghina sejak aku masih bisu.”Timothy masih belum bergeming, tetapi sorot matanya tetap menajam ke arah Ghina yang masih terbaring.“Jadi aku membawanya ke sini,” ucap Sydney pelan, berusaha membuat Timothy mengerti.Tanpa sepatah kata pun, Timothy memutar tubuh.Timothy melangkah lebar, seolah ingin menjauh dari segala kenyataan yang terasa busuk dan menjijikkan.Sydney hanya bisa menatap punggung pria itu yang perlahan menghilang di balik lorong.Dengan napas panjang, Sydney menoleh kembali ke arah ranja

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   393. Bentuk Penyesalan yang Aneh

    “Dia bahkan tidak berkedip waktu pecahan kaca itu kena pelipisnya,” gumam Morgan, masih dengan napas belum teratur. “Darling, kita harus cari dokter lain. Ini sudah keterlaluan.”Sydney mengangguk cepat sambil menekan luka kecil di lengan Ghina dengan handuk dingin.Tangan wanita cantik itu gemetar, bukan karena takut, tetapi karena ngeri melihat kenyataan yang tidak bisa lagi dihindari.Morgan berdiri dan langsung mengeluarkan ponsel dari saku. “Kuhubungi Ken, dia sudah sadar sejak tadi pagi. Ken pasti kenal seseorang yang bisa dipercaya.”Setengah jam kemudian, seorang dokter pria paruh baya dengan janggut tipis dan mata tenang muncul di rumah.Dia memperkenalkan diri sebagai Reinaldi, psikiater senior dari rumah sakit jiwa swasta ternama.Morgan menyambutnya sendiri, sementara Sydney tetap di kamar menemani Ghina yang kini tertidur karena efek obat penenang.Setelah pemeriksaan dilakukan dan Ghina tertidur pulas di bawah pengaruh obat, Reinaldi mengajak Sydney dan Morgan duduk di r

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status