Share

20. Hadiah atau Hukuman?

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-02-14 17:54:26

Tok! Tok! Tok!

Aksi Morgan harus terhenti kala pintu ruang utama vila diketuk. Morgan dan Sydney menoleh.

Seorang anak buah Morgan berdiri di depan pintu. Di belakangnya, ada dua orang asing yang memakai pakaian formal.

“Psikolog dan dokter spesialis anak yang Tuan minta sudah tiba,” lapor pria berbadan besar itu.

Morgan melirik arlojinya yang menunjukkan pukul delapan malam.

“Silakan masuk,” sahut Morgan tanpa perlu repot-repot berdiri untuk menyambut tamunya.

Sydney mengamati kedua tamu Morgan yang sedang melangkah masuk.

Psikolog, seorang wanita berusia sekitar empat puluhan dengan kacamata berbingkai tipis, tersenyum sopan sebelum memperkenalkan dirinya. “Saya Adriana Gills.”

Dokter spesialis anak, pria paruh baya dengan raut tegas, mengangguk singkat. “Saya dokter Hansel.”

Sydney menelan ludah. Napas Sydney sedikit tersendat saat Morgan menoleh padanya.

“Kau akan diperiksa lebih dulu,” ujar Morgan. Bukan pertanyaan, bukan saran. Itu perintah.

Sydney menatap pria itu d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mega Miliawati
lanjut, bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Komalasari Ipapy
lanjut bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   465. (Bukan) Pembohong

    Rasanya seperti sia-sia Sydney menanamkan sugesti pada Jade dan Jane semalaman.Karena ketika berada di depan kelas, si kembar pertama itu justru meneriakkan nama keluarga aslinya dengan lantang.“Nama kelualga meleka lucu!” seru seorang bocah laki-laki yang duduk paling belakang.Dia tertawa.“Harap tenang. Jade dan Jane belum selesai memperkenalkan diri,” tegur Anya yang tidak ingin seisi kelas ikut menertawarkan si kembar.Bocah laki-laki itu langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf, Miss.”Anya menghela napas, lalu beralih pada Jade dan Jane.“Jade, Jane, maaf Miss tidak mendengarnya dengan baik. Apa yang kalian maksud Dlaxus atau Draxus?” tanya Anya sambil berlutut, untuk menyetarakan tatapan mereka.“Yang kedua, Miss,” jawab Jade sambil mengacungkan dua jari di depan Anya.Anya terdiam. Dahi wanita itu mengernyit dalam.“Itu nama kelualga telkenal di Negala Highvale, kan, Miss?” tanya salah satu anak perempuan sambil mengangkat tangannya ke atas.“Di mana itu? Kau tahu dal

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   464. Sekolah Baru, Nama Baru

    Ternyata Morgan mengarjakan banyak hal berharga pada Jade dan Jane selama Sydney dirawat.Pantas saja si kembar pertama itu tampak lebih tegar.Sydney memeluk mereka berdua dengan erat.“Anak-anak Mami yang hebat!” puji Sydney sambil menelan sendiri kesedihannya.Dengan mengobrol bersama Jade dan Jane, Sydney sadar bahwa masih ada anak-anak yang membutuhkan sosoknya.Perasaan ibu dan anak saling terhubung. Sydney harus lebih tegar jika ingin keempat anak mereka tidak bersedih karena jauh dari papinya.Terutama Sereia dan Zaleia yang masih sangat bergantung pada Sydney.Pagi keesokan harinya Sydney dan Layla berbagi tugas.Sejak pagi sekali, Sydney menyusui si kembar kedua sambil mengawasi si kembar pertama mandi.Sementara Layla menyiapkan sarapan sekaligus bekal makan siang Jade dan Jane.Setelah proses perpindahan sekolah Jade dan Jane selesai, hari ini akhirnya mereka bisa mulai ikut masuk kelas.Alhasil rumah itu dipenuhi oleh suara bising tujuh orang yang sedang bersiap-siap.“Sa

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   463. Ketegaran Si Kembar Pertama

    “Setelah aku datang ke mansion Morgan, walaupun aku dikurung di tempat tersembunyi, aku jadi menyadari sesuatu, Onix.” Jerry berbicara. “Tempat Morgan berdiri … tidak begitu menyenangkan.” Jerry meneguk air, sebelum melanjutkan, “Setiap hari Morgan harus berusaha bertahan hidup sambil melindungi keluarganya tetap aman, di saat banyak orang yang ingin menjatuhkannya. Sepertimu.” “Apa maksudmu?” tanya Onix bingung. “Hanya Morgan yang pantas menjadi Pemimpin Keluarga Draxus, Onix. Dan dia akan menang melawanmu,” jawab Jerry dingin. Panggilan selesai. Meninggalkan Morgan yang masih terpaku di balik tembok. Jawaban Jerry bukan sesuatu yang Morgan ekskpektasikan. Apa pria itu sungguh memilih setia pada Morgan? “Kita tumbuh di rahim yang sama, Morgan.” Tiba-tiba Jerry berkata seolah dia tahu Morgan ada di sekitarnya. “Setelah puluhan tahun terpisah, mungkin hanya ini kesempatan kita untuk akur.” “Sejak kapan kau tahu aku ada di sini?” tanya Morgan dengan dada yang bergemuruh. “Seja

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   462. Impian Jerry Sejak Lama

    “Beberapa mantan anggota Echelon Vanguard sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain, aku tidak bisa membujuk mereka kembali,” lapor Jerry begitu ditemui di paviliun belakang mansion Ravenfell. Morgan mengernyitkan dahi. Tatapan lurus itu menajam. “Bukan karena kau yang kehilangan wibawa hingga mereka tidak mendengarmu lagi?” tuding Morgan curiga. Morgan mencengkeram gelas yang ada di atas meja. Sementara Jerry dengan santai meneguk air dalam gelas lebih dulu. Sengaja membiarkan Morgan menunggu lebih lama. “Mungkin saja begitu,” sahut Jerry sambil mengedikkan kedua bahunya. “Kewibawaan itu pergi bersama kejantananku.” Jerry mencondongkan tubuh ke depan. “Tapi anehnya, ternyata setelah kejantananku dikebiri, setiap pagi aku masih merasakan seolah bagian itu masih ada di sana dan tengah berdiri tegak, Morgan!” Morgan menajamkan tatapannya pada Jerry. “Aku sedang bicara serius, Jerry!” tegur Morgan sambil mengepalkan tangan. “Terserah apa kesulitanmu, yang aku tahu perj

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   461. Panutan Hebat

    Irene tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya. “Setelah memikirkannya baik-baik, aku tahu kalau sebenarnya kalian adalah orang baik. Tidak ada alasan bagiku untuk mendendam lagi,” tukas Irene melanjutkan. Sydney membalas senyum Irene. Kedua wanita itu banyak berbincang bersama dan saling memberi kabar. Bahkan Chessa tampak senang dalam gendongan Sydney. Bayi perempuan itu memeluk Sydney dengan erat. Morgan yang baru saja kembali bersama Ken tertegun melihat itu. “Tuan Morgan, Ken,” sapa Irene seraya sedikit membungkuk sopan. Morgan mengangguk. “Kau mau menggendongnya?” tawar Sydney, lebih ceria dari sebelum Morgan meninggalkannya. Morgan tersenyum tipis. Itu menandakan pertemuan Sydney dan Irene berjalan baik. Chessa mengangkat tangan ke arah Morgan dengan mata berbinar. “Pa!” seru Chessa antusias. Morgan menegang. Mendengar Chessa memanggilnya seperti itu, justru mengingatkan kesalahan pria itu yang sudah mengeksekusi Chester. “Tuan Morgan bukan Papa, Sayan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   460. Bertemu Irene

    “Negara Suri?” ulang Sydney terperangah. “Kau akan–”Morgan meremas tangan Sydney pelan.“Jangan menyebutnya di sini. Banyak mata yang melihat dan telinga yang mendengar.” Morgan memotong ucapan Sydney.Sydney spontan menutup mulutnya rapat-rapat.Negara Suri adalah negara terjauh dari dari Highvale.Bahkan masih termasuk negara berkembang karena pemerintahnya tidak banyak melakukan pembangunan.Tiba-tiba Sydney kembali merasa gelisah.Wanita itu menelan ludah dengan sudah payah.Morgan segera bangkit dari duduknya.“Kami pergi dari sini,” tukas Morgan dengan tegas.“Ayo, Darling.” Pria itu menggenggam tangan Sydney kuat.Walaupun masih bingung, Sydney mengikuti permintaan suaminya.Morgan menarik Sydney menjauh dari orang tua Nirina.“Tuan Morgan,” panggil Simon tidak kalah tegas.Simon sengaja menggunakan sapaan Tuan lagi, supaya Morgan memahami betapa dia menghormati pria itu walaupun berusia lebih muda darinya.Morgan menghentikan langkah, begitu pula Sydney.Saat Sydney menoleh k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status