Share

21. Bermain-main

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-02-14 22:01:09
“Sejak lulus sebagai Sarjana Hukum aku selalu ingin bekerja di Monarch Legal Group.” Sydney mengetik di layar ponsel, lalu menyodorkannya ke hadapan Morgan. “Tapi sekarang aku tidak bisa. Setidaknya aku bisa memiliki sahamnya.”

Morgan membaca pesan itu dengan tatapan tajam.

Sydney mengetik lagi, “Lagipula, aku punya utang besar yang harus segera dibayar. Aku bisa mendapat pemasukan tambahan dari sana.”

Morgan terkekeh pelan. “Jadi, yang kau inginkan adalah uang?”

“Tuan bilang kalau ini hadiah, berarti harus yang sedang sangat aku inginkan,” ketik Sydney lagi sambil menatap Morgan.

Morgan melangkah mendekat, jemarinya menyusuri garis rahang Sydney dengan lembut, membelainya.

“Baiklah,” sahut Morgan pelan. “Aku akan memberikannya padamu.”

Sydney terkejut sesaat. Dia sudah menyiapkan diri dengan berbagai argumen jika Morgan menolak, tetapi ternyata pria itu menyetujuinya tanpa banyak bertanya.

“Kenapa?” Sydney mengetik buru-buru. “Tuan bahkan tidak bertanya lebih jauh.”

prasidafai

Jangan lupa vote dan komen ya. Boleh juga difolooo ige-ku @prasidafai. Terima kasih dan selamat membaca :)

| 99+
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Kalimah
bagus cerita ya lanjot
goodnovel comment avatar
Linda Wati
aku suka cerita nya
goodnovel comment avatar
Rosa Trisakti
alur cerita yg bikin gemes dan jadi penasaran ikuti terus kelanjutannya. sukses slalu thor...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   386. Pagi Buta yang Sibuk

    “Operasi Ken berhasil,” kata salah satu dokter yang menangani langsung, beberapa jam setelahnya. “Kondisinya stabil, hanya butuh waktu beberapa jam sampai efek biusnya benar-benar hilang.”Kini, saat matahari belum juga menunjukkan batang hidungnya, rumah sakit terasa hening dan sepi.Lorong-lorongnya hanya diisi suara kaki para petugas dan mesin-mesin yang berdengung pelan.Catherine duduk di sofa panjang ruang tunggu sambil menggenggam segelas kopi yang kini sudah dingin.Mata wanita paruh baya itu tetap terjaga, tetapi raut wajahnya terlihat kelelahan.“Ken akan tetap dirawat di rumah sakit ini,” ucap Catherine tegas saat Andrew sempat mengusulkan pemindahan. “Aku tidak akan mempercayakan anakku pada siapa pun kecuali tim dokter yang menangani operasi ini.”Andrew tidak menjawab.Mata pria paruh baya itu menyipit, penuh gejolak yang sudah tidak ingin dia lanjutkan.“Aku pulang dulu,” ucap Andrew akhirnya sambil berdiri. “Aku tidak mau berdebat pagi buta begini.”Tanpa menunggu jawa

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   385. Rumah Sakit Keluarga Cyrus

    Morgan menemukan Andrew berdiri menghadap ke jalanan di depan lobi rumah sakit. “Anda seorang Dokter. Seharusnya Anda tahu, area ini juga masih kawasan bebas asap rokok.” Suara tenang dan dingin Morgan memotong keheningan malam yang baru saja Andrew rasakan. Andrew yang sedang membungkuk, berusaha menyalakan korek api di bawah terpaan angin malam, langsung terkesiap. Korek yang berkali-kali gagal menyala kini terasa seperti benda paling memalukan di tangannya. Andrew cepat-cepat menyimpan rokok dan korek ke saku celana, lalu berdeham pelan seolah hendak menutupi rasa kikuknya. Andrew memutar tubuh perlahan sambil menyipitkan mata curiga. “Untuk apa kau mengikuti saya?!” Morgan menatap pria paruh baya itu dengan senyum sinis. “Pasti Om Andrew sangat kesal karena Tante Catherine membuka masa lalu yang sangat ingin Om sembunyikan,” tukas Morgan menyindir dengan santai. Morgan sedikit memiringkan kepalanya. “Tapi bukankah itu sedikit membantu Om Andrew?” tanya Morgan melanjutkan.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   384. Warisan Trauma

    Andrew membelalak. “Apa maksudmu bicara seperti itu di depan orang lain?!” “Jangan membentakku,” sahut Catherine cepat, matanya menatap lurus tanpa emosi. Andrew maju selangkah, bahunya menegang. “Seharusnya kau tidak membuka aib keluarga pada sembarang orang!” Sydney menoleh cepat ke arah mereka. Zya menggenggam jemarinya lebih erat. Bahkan Morgan yang berdiri beberapa meter dari mereka hanya mengangkat alis dan tersenyum miring, penuh sindiran. Tidak ada yang menyela. Keheningan berubah jadi tekanan, membungkus mereka semua seperti kabut tebal. Namun, Catherine tidak mengindahkan bentakan suaminya. Wanita paruh baya itu menoleh kembali pada Zya. “Mungkin itu sebabnya Ken tidak pernah berpikir untuk menikah,” ucap Catherine lirih. “Pernikahan pertama yang seorang anak kenal adalah pernikahan orang tuanya. Dan kami gagal mencontohkan pernikahan yang harmonis pada Ken.” Zya membeku. Mata Zya membelalak menatap wanita yang sebelumnya menghujaninya dengan caci maki. Zya sedi

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   383. Kotak Beludru Hitam

    “Itu tadi yang ingin aku katakan, Tante,” ucap Sydney mengalun mantap. “Coba saja Tante buka kotak itu. Seharusnya ada nama Zya di dalam sana.”Sydney tahu dia sedang memaksakan peruntungannya dengan berkata seperti itu.Sejak perawat keluar membawa kotak itu, hati Sydney sudah bergemuruh tidak tenang.Ken hanya berkata pada Sydney bahwa dia akan melamar Zya setelah acara amal selesai.Ken tidak bicara apa-apa soal perhiasan.Namun Sydney yakin, jika kotak perhiasan itu adalah milik Ken, itu pasti untuk melamar Zya.Dan biasanya, perhiasan pasangan memiliki ukiran nama atau inisial.Zya menoleh dengan wajah sembab, tetapi alisnya terangkat pelan.Zya menepuk dadanya sekali dan bertanya lirih, “Nama saya, Nyonya?”Sydney menatap Zya lekat-lekat dan mengangguk dengan penuh keyakinan. “Ya. Namamu.”Semua mata kini tertuju pada Catherine yang masih menggenggam kotak beludru hitam itu.Wanita paruh baya itu sempat ragu, tetapi ego membuatnya enggan terlihat lemah di hadapan Sydney dan Zya.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   382. Tidak Suka di Rumah

    “Morgan,” ucap Andrew dan Catherine lirih hampir bersamaan.Kedua pasangan suami istri paruh baya itu menatap pria di hadapan mereka dengan tatapan yang sulit dibaca.Campuran antara rasa segan, heran, dan, amarah lama yang belum selesai.Morgan menatap mereka tanpa berkedip, lalu menyahut dingin, “Jangan membuat keributan saat Ken sedang berjuang di dalam sana. Sebenarnya, kalian peduli dengan Ken atau tidak?”Sebuah ledakan kecil langsung menyusul dari sisi Catherine.Wanita paruh baya itu mendengkus dan berkata tajam, “Tidak perlu mempertanyakan hal seperti itu pada seorang ibu, Morgan. Saya sering menyuruhnya pulang dan berkumpul bersama, tapi Ken hampir selalu menolak. Kau memberinya pekerjaan terlalu banyak!”Morgan tidak menunjukkan reaksi emosional apa pun.Tatapan Morgan tetap tenang.Justru itulah yang membuat ucapan Morgan terasa lebih menusuk.“Ken tidak suka di rumah,” kata Morgan datar. “Tante selalu memberikan beban emosional pada Ken karena kesalahan Om Andrew di masa

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   381. Kabar Menyedihkan

    “Apa aku perlu ulangi sekali lagi?” tanya Morgan terdengar dingin, ponsel menempel di telinga kirinya. “Pantau semua akses keluar-masuk Hotel Highvale sampai pemberitahuan selanjutnya. Kalian harus mengawasi tamu acara amal yang menginap. Tidak boleh ada satu pun orang yang lolos dengan rekaman malam ini, terutama wartawan.” Suara Morgan begitu tenang, tetapi ada bara di balik ketenangannya. Seolah-olah pria itu sedang menyulut sumbu bom yang tidak bisa dihindari ledakannya. Sementara itu, di sampingnya, Sydney menarik napas pelan sambil menyandarkan tubuh ke kursi. Sydney mencuri pandang ke arah Morgan yang masih tenggelam dalam percakapan telepon, lalu perlahan membuka tas kecil yang dia pegang erat sejak tadi. Wanita itu menarik ponsel dari sana. Dengan cepat, jemari Sydney mengetik pesan, “Bibi, tolong minta Celia dan Miran beristirahat saja. Kami kemungkinan akan pulang terlalu larut malam atau pagi buta.” Sydney menekan tombol kirim dan menatap layar sejenak. Tadi Morgan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status