Share

19. Api Pertama

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-02-14 14:19:20

Beberapa jam kemudian, saat hari sudah sore.

“Ikut aku,” pinta Morgan, sedikit mengejutkan Sydney.

Sydney mengangkat wajahnya dari si kembar dan mendapati Morgan sudah berdiri di ambang pintu kamar.

Mata pria itu gelap dan sulit dibaca, tetapi sudah lebih baik daripada tadi siang.

Wanita itu menelan ludah, tetapi tetap bangkit. Sydney sudah selesai menyusui dan memandikan si kembar. Keduanya kini tertidur pulas di dalam kamar.

Morgan berbalik tanpa menunggu jawaban. Sydney menghela napas dan mengikuti langkah pria itu.

Saat Sydney sampai di ruang utama, Morgan sudah duduk di sofa panjang, kaki terentang santai, tetapi ekspresinya tajam. Seorang anak buahnya berdiri di dekat meja, memegang ponsel seperti menunggu perintah lebih lanjut.

Sydney hendak duduk di ujung sofa, tetapi begitu dia nyaris menurunkan tubuhnya, sebuah tangan besar melingkari pinggangnya dan menariknya mendekat.

Sydney terkejut.

Dalam sekejap, Sydney sudah duduk tepat di samping Morgan, pinggul mereka berse
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ellea Neor
hukumannya ehem-ehem wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   363. Penjara Berlapis Kemewahan

    “Memenjarakan Bibi Debby?” ulang Sydney dengan alis berkerut sambil menatap suaminya dengan penuh tanya. Morgan mengangguk santai, bahkan dengan binar bahagia di mata elangnya. “Begitu Bibi masuk ke rumah itu, dia tidak akan pernah bisa keluar lagi, Darling,” ucap Morgan dengan santai seolah sedang menceritakan rencana liburan. “Ada penjagaan ketat 24 jam. Rumahnya memang besar, tapi tidak ada pelayan, tidak ada supir, dan tidak ada akses keluar tanpa izin dariku. Itu sama saja seperti penjara berlapis kemewahan.” Morgan sudah memikirkan semuanya, wanita serakah seperti Debby memang lebih baik terpenjara dalam kemewahan yang menyesakkan. Sydney menahan napas dan melipat bibirnya sejenak. Wanita itu tahu Morgan bukan tipe yang membiarkan orang-orang seperti Debby berkeliaran seenaknya. Namun tetap saja, mendengar pria itu menyebut penjara dengan suara semanis madu, membuat nalar dan emosi bercampur aduk dalam pikiran Sydney. “Apa itu cara kau mengendalikan Bibi Debby supaya tida

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   362. Rumah Tiga Miliar

    “Aku beri waktu lima detik, Bibi,” desak Morgan. “Rumah seharga tiga miliar. Cepat putuskan, sebelum aku berubah pikiran.” Mata Debby yang tadinya basah oleh air mata, mendadak berbinar. Kilatan harap muncul di sana seperti api kecil yang tersulut bara. Rumah di pusat kota berharga tiga miliar! Bahkan dalam mimpi pun Debby tidak pernah menyentuh angka sebesar itu. Namun, kesadaran Debby cepat kembali begitu melihat dirinya masih dikelilingi para pelayat dari Keluarga Phell. Debby buru-buru mengganti binar matanya dengan sorot sendu. Wanita paruh baya itu menatap Morgan lagi, kali ini dengan wajah penuh duka, seolah sedang mempertimbangkan keputusan paling berat dalam hidupnya. Sydney melirik Morgan. Mata elang pria itu fokus pada Debby, tidak bergerak sedetik pun. Sydney mengerutkan kening pelan. Sydney tidak mengerti mengapa Morgan rela mengeluarkan uang sebanyak itu hanya demi wanita paruh baya yang selama ini menyusahkan mereka. Namun, Sydney tidak mengucapkan apa pun.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   361. Meminta Tinggal Satu Atap

    Sydney terperangah. ‘Ternyata mereka memang mau cari ribut saja di sini,’ batin Sydney merasa geli sekaligus ngeri. Belum habis rasa tidak nyaman karena ucapan Ken, kini para pelayat juga terkesiap mendengar pernyataan Morgan yang tidak kalah mengejutkan. Beberapa orang mundur pelan, bahkan ada yang menunduk canggung seolah berharap bisa menghilang dari tempat itu. Bahkan bukan hanya kata-kata mereka yang membuat orang bergidik. Sosok Morgan sendiri membuat sebagian besar pelayat mematung. Wajah Morgan terlalu mirip dengan Jerry jika diperhatikan dengan baik. Debby yang sejak tadi menangis histeris, sontak berdiri dan menghampiri Morgan. “Tuan Morgan,” panggil Debby parau dan lirih, “tolong jangan berkata seperti itu. Dia adalah saudaramu ... apa Tuan tidak ikut merasa sakit saat melihatnya terbaring tidak bernyawa?” Sydney memandang ke dalam peti sesaat. Wajah Jerry tampak pucat, bibirnya membiru samar, tubuhnya terbujur kaku dan sudah tidak berjiwa. Hidung pria

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   360. Jerry yang Malang!

    Sydney tersenyum tipis. Terasa hangat, tetapi ada raut kelelahan di sana.Namun senyum itu hanya bertahan sebentar sebelum perlahan memudar bersama kekhawatiran yang masih menggantung di hatinya.“Kalian jelas berbeda,” balas Sydney tenang, “tapi itu tidak mengubah fakta kalau kalian saudara kembar, Morgan.”Nada Sydney tidak menuduh, tetapi cukup untuk menohok ke dalam ego pria di sebelahnya.Morgan menoleh dengan rahang mengeras, tetapi tidak berkata apa pun.Morgan tahu Sydney sedang tidak dalam kondisi terbaik untuk diajak bicara panjang.Dan Morgan, sekeras apa pun wataknya, tahu kapan harus menahan diri.Satu-satunya wanita yang bisa membuat Morgan kalah dalam diam hanyalah Sydney.Maka Morgan diam, meski kesal masih bergelayut di dada.Beberapa menit berlalu dalam keheningan.Mobil mereka akhirnya tiba di tempat pemakaman umum Highvale, dan berhenti di antara deretan kendaraan yang berjajar rapi di sisi jalan.Morgan turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Sydney.Tangan mer

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   359. Tidak Layak Dinikmati

    “Apa?!” seru Morgan, tiba-tiba dengan suara meninggi. Sydney menoleh cepat. Jantungnya ikut mencelos. Wajah Morgan yang semula tenang kini berubah mengeras, seperti seseorang yang baru saja mendapatkan kabar tidak terduga. Sydney tidak mendengar apa pun dari isi telepon itu. Namun, ekspresi Morgan sudah menjelaskan banyak hal. “Baiklah,” ucap Morgan pendek, sebelum memutus sambungan. Morgan menurunkan ponsel, lalu memalingkan wajahnya ke jendela selama beberapa detik. Kedua mata pria itu menatap kosong ke luar, berusaha mencerna kenyataan yang tidak pernah dia perhitungkan. Sydney mengangkat kedua alisnya. “Morgan?” panggil Sydney. Morgan perlahan menoleh ke arah Sydney. Rahang pria itu masih menegang, dan napasnya terdengar pendek-pendek. “Jerry …” kata Morgan dengan suara berat, “baru saja dikabarkan meninggal dunia.” Sydney terpaku. “Gugur dalam misi bayaran yang dijalankan oleh organisasinya,” lanjut Morgan dengan datar. Morgan sudah pernah menceritaka

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   358. Bernasib Sial Karena Mengenalku

    “Kita pulang,” ajak Morgan sembari menggandeng tangan Sydney dan menariknya lembut keluar dari rumah kecil itu.Sydney masih sempat menoleh ke arah pintu yang telah ditutup kembali oleh Ken.Mata Sydney masih berkaca-kaca, tetapi langkahnya mantap mengikuti Morgan hingga ke mobil.Begitu masuk ke dalam, Sydney langsung menoleh.“Kau ke sini bersama Ken?” tanya Sydney pelan.Morgan tidak langsung menjawab.Pria itu hanya menunjuk dengan dagunya ke arah mobil hitam yang terparkir tepat di samping mobil mereka.“Tidak sengaja kami tiba di waktu yang sama,” sahut Morgan. “Aku memang ingin menjemputmu. Dan Ken, tentu ingin bertemu Zya.”Mobil mereka mulai melaju perlahan meninggalkan area rumah Zya.Lampu jalan yang menyala temaram menyinari wajah Sydney yang tampak lelah dan emosional.Sydney mengangguk-angguk pelan. Wanita itu menyandarkan punggung ke jok mobil dan menarik napas panjang,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status