Share

259. Merusak Acara

Author: prasidafai
last update Huling Na-update: 2025-05-28 18:02:06

“Kalian sudah menikah?!” Suara Vienna dari barisan belakang itu menggelegar, cukup untuk membuat sebagian tamu di barisan depan refleks menoleh.

Namun suara itu lenyap seketika, karena pada saat bersamaan ada dua tamu lain yang bersorak kegirangan sambil melompat-lompat.

“Ya ampun, Tim!” seru Nirina dengan penuh semangat sambil menepuk dada Timothy cukup keras hingga pria itu sedikit mundur untuk batuk.

“Ternyata Tuan Morgan tidak berkata ingin menikahi Sydney karena mereka sudah menikah diam-diam, Tim!” lanjut Nirina mengabaikan keadaan Timothy.

Mata Timothy berbinar-binar dan emosinya tidak terkendali. Kegembiraan yang membuncah dan rasa dikhianati karena merasa tertinggal dalam cerita penting Sydney berhasil mengaduk perasaan pria itu.

Timothy yang masih memegangi dada sambil tertawa, ikut berseru, “Aku tidak pernah tahu ada perasaan terluka dan bahagia di saat yang sama seperti ini. Aku senang Kak Sydney dan Tuan Morgan sudah menikah, tapi kenapa aku sama sekali tidak d
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   418. Dia Mau Membunuhku

    “Pak Abrar.” Perawat itu memanggil pelan, sambil mendekati ranjang dan menyentuh pundak pria tua itu dengan hati-hati. “Ada yang ingin bertemu dengan Bapak.” Abrar menoleh pelan, kelopak matanya berat, seperti sedang menarik sisa-sisa kesadaran yang tersisa. “Siapa?” tanya Abrar dengan suara parau. Langkah kaki berat menggema di dalam ruangan. Morgan mendekat tanpa tergesa-gesa, dan dia berhenti di depan ranjang. “Anak yang kau jual ke Traverso Draxus!” jawab Morgan dengan tajam dan menusuk. Tatapan mata Morgan menatap Abrar penuh amarah. Mata Abrar langsung membulat. Napasnya tertahan. Wajah Abrar yang keriput membeku dalam kepanikan. Tubuh ringkih pria tua itu merosot ke belakang, dan tangan gemetarnya meremas baju sang perawat. “Tidak mau! Usir dia!” seru Abrar, suaranya meninggi seperti anak kecil yang ketakutan. “Ke

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   417. Dua Calon Pengantin

    Tawa mereka baru mereda beberapa saat kemudian. "Aku serius. Tidak perlu bersaing." Sydney menaruh gelasnya ke atas meja, lalu mencondongkan tubuh. "Kita bekerja sama saja. Morgan hanya bisa mendonasikan uang, tapi kau bisa terjun langsung ke lapangan. Bertemu anak-anak itu dan melihat sendiri wajah mereka saat menerima bantuan." Nirina tersenyum kecil, lalu mengangguk. “Dan kau,” tambah Nirina sambil menunjuk Sydney dengan jari telunjuknya, “bisa jadi magnet untuk para miliarder menyumbangkan lebih banyak harta. Teknik negosiasimu itu … gila.” Siapa pun tahu sejak dulu Sydney pandai dalam bernegosiasi. Kemampuan Sydney yang selalu dimanfaatkan oleh Lucas semasa mereka menikah hingga firma hukum pria itu bisa melejit naik. Dan sekarang saat menjadi istri Morgan, Sydney menggunakan kemampuannya itu untuk meredam amarah sang suami yang cepat tersulut seperti api. Mereka tertawa, kali ini lebih lembut. Tidak lagi meledak-ledak seperti tadi. Namun tawa mereka terhenti ketika seora

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   416. Peringatan Dibalas Peringatan

    “Dokumen ini sudah saya gandakan,” sahut Varel masih dengan tenang. “Jika Anda membakarnya, saya masih punya dokumen lain untuk ditandatangani.”Morgan mendengkus. “Maksudku, yang kubakar adalah dirimu.”Tatapan Varel membeku. Sekilas, pria tua itu tampak kehilangan kata-kata.Namun Morgan justru menyeringai tajam, menatap seperti predator yang sedang mempermainkan buruannya.Suara gesekan lembut terdengar ketika Morgan melangkah maju. Morgan membuka jas hitamnya, menyelipkan tangan ke saku dalam, dan mengeluarkan sebuah pulpen logam berwarna perak.Sydney ikut mendekat, langkahnya lebih lambat.Namun mata wanita itu tidak pernah lepas dari gerak-gerik suaminya.Morgan meletakkan map yang berserakan, menyusun ulang halaman dengan gerakan cepat dan tegas.Tanpa duduk, Morgan mulai membubuhkan tanda tangan satu per satu.“Ini adalah peringatan. Jika kau berani muncul lagi untuk menggangguku, atau menyentuh keluargaku ... begitulah nasibmu.” Pulpen berhenti sejenak di atas garis terakhi

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   415. Penghinaan atau Penghormatan?

    “Suami cenderung mendengar saran dari istri. Itu sebabnya saya mencoba menelepon di akhir pekan, dengan harapan Nyonya Sydney ada di sana saat Tuan Morgan menerima panggilan dari saya,” jawab Varel dengan santai, seolah perhitungannya hanyalah strategi profesional belaka.Sydney tidak menjawab.Tatapan wanita itu menajam, tetapi bibirnya tetap terkunci rapat.Sydney tidak suka ditarik ke dalam permainan ini, apalagi dijadikan alat pendekatan.Namun sekarang bukan saatnya memperdebatkan hal itu.Varel mengalihkan perhatiannya pada Morgan, menepikan semua basa-basi.“Tuan Morgan, ini adalah dokumen untuk Anda dari Tuan Traverso. Silakan dilihat, dan jika ada yang ingin ditanyakan, saya dengan senang hati akan menjawabnya,” ujar Varel sopan sambil menyodorkan sebuah map.Morgan menatap map cokelat yang diletakkan di atas meja, seperti menatap racun dalam cangkir kristal. Morgan tidak langsung menyentuhnya. Rahang pria itu mengeras dan dahinya berkerut.Namun akhirnya, dengan gerakan lam

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   414. Fakta yang Morgan Benci

    “A-aku … aku penasaran,” jawab Sydney pelan, setelah beberapa detik memandangi mata Morgan bergantian antara yang kanan lalu kiri, seakan mencoba membaca isi kepala suaminya melalui sorot mata pria itu. Morgan mendengkus pelan, seolah ingin mengatakan bahwa alasan itu terlalu sederhana. Namun sebelum bibir pria itu terbuka, Sydney sudah bergerak lebih dulu, memanfaatkan momen tersebut untuk melihat pria yang semula duduk satu meja dengan Morgan. Pria itu menoleh dan mengangguk sopan pada Sydney. Sikapnya kalem dan penuh wibawa. Namun alih-alih membalas, Sydney justru memutus tatapan mereka. Ada sesuatu yang membuat tengkuk Sydney terasa dingin. Entah karena aura pria itu, atau karena Sydney menyadari bahwa Morgan mungkin saja telah lebih dulu membuat keputusan tanpa bicara padanya. “Apa dia Pak Varel?” serbu Sydney dengan suara setengah berbisik yang tajam. “Kau sudah bicara apa saja?” Morgan menurunkan tangan yang semula menggenggam bahu Sydney, lalu dengan refleks menggengga

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   413. Nama Terlarang yang Kembali Terdengar

    “Nomor ini terus mencoba menghubungiku beberapa kali selama satu minggu terakhir. Mungkin hanya orang iseng atau orang media, abaikan saja.” Morgan berkata datar sembari menatap layar ponsel di tangannya. Nada suara pria itu terdengar tenang, tetapi ada kekesalan samar di ujung kata-katanya. Morgan menatap angka-angka yang tertera di layar, tanpa sadar sudah menghafalnya karena terlalu sering muncul. Sydney berdiri tidak jauh darinya sambil terus menatap Morgan sambil mengernyitkan dahi. Tatapan wanita itu tidak lepas dari wajah suaminya. Morgan mengangkat ibu jari, siap menekan ikon telepon merah untuk menolak panggilan, tetapi tangan lain yang hangat tiba-tiba menyentuh lengannya. “Jika dia sudah mencoba menghubungimu beberapa kali,” ucap Sydney lembut, “coba angkat saja.” Morgan menoleh dan menatap mata istrinya. Untuk beberapa detik, Morgan menimbang-nimbang keputusan yang akan dia ambil. Antara mengikuti kata hatinya atau saran wanita yang dia cintai. Walaupun sering me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status