Share

262. Keluarga Kita

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-05-30 15:34:10

“Aku melakukannya bersama Sydney.”

Kalimat itu jatuh seperti petir yang membelah langit cerah.

Suara Lucas menggema di udara dan menusuk ke setiap gendang telinga yang ada di taman malam itu.

Para tamu yang sejak tadi hanya menyaksikan dari kejauhan langsung saling menoleh dan berbisik seperti kawanan lebah yang disiram air.

Ekspresi mereka berganti jadi penasaran, kaget, lalu kegirangan karena mendapati drama kelas wahid yang lebih menarik dari acara utamanya.

Orang-orang suka sekali drama murahan, dan Lucas baru saja membagikan satu episode yang begitu brutal.

“Apa?!” Vienna nyaris berteriak melengking.

Wajah wanita itu memucat dan pijakan kakinya menjadi goyah.

Vienna awalnya ingin memancing kemarahan Morgan. Namun Lucas justru menyambar umpannya dan mengubah arah api.

Bukan Morgan yang terbakar, melainkan dirinya sendiri.

“Aku melakukannya bersama Sydney,” ulang Lucas, kali ini dengan penuh keyakinan.

Vienna terhuyung satu langkah mundur. Bola matanya bergerak liar, seo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   265. Taruhan Nyawa

    “Aku tidak tahu kalau sekarang kau menjadi bawahan Vienna,” ucap Morgan dengan sinis. Pria itu bersandar santai di sofa ruang tamu sambil menyilangkan satu kaki di atas lutut. Sementara tangannya memegang gelas whiskey yang masih utuh. Chester duduk di seberang sambil menahan geram di balik rahangnya yang mengeras. Dia berusaha mati-matian menahan emosi yang hampir meledak setelah mengetahui Lucas dibawa ke mansion Morgan. “Aku ke sini sebagai kakak Lucas. Di mana dia?” Chester mengepalkan tangannya. Mata cokelat Chester menatap Morgan lurus, tidak gentar meski atmosfer di ruang itu semakin panas. Morgan menyeringai miring tanpa memalingkan tatapan. “Chester, sebelumnya hubungan kita baik. Kau bahkan banyak membantu Sydney. Tapi setelah menikah, kau berubah,” tukas Morgan penuh penekanan. “Sikapmu seperti anak remaja labil. Setelah membuang Lucas dan menguasai kekayaan Keluarga Ryder, sekarang kau datang dengan muka sok perhatian pada adik kecilmu.” Tatapan Chester mengeras pen

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   264. Awan Hitam di Sekitar Morgan

    “Aku mencarimu selama 16 tahun, Morgan. Tidakkah itu cukup membuktikan betapa seriusnya aku?” tanya Jerry santai sambil menyentuh tisu yang belum dipakai, lalu membersihkan sisi mulutnya yang tidak bernoda. Pria itu tersenyum tenang. Walaupun dia tengah menghadapi orang yang tidak percaya padanya dan perlu diyakinkan. “Selama itu, aku bertemu orang-orang yang salah. Kehabisan uang karena ditipu. Bahkan aku pernah dikeroyok preman karena dikira mata-mata. Tapi semua itu tidak penting,” lanjut Jerry. “Karena malam ini, pencarianku berakhir. Aku bertemu kembaranku. Dan tentu saja, aku ingin tinggal bersamamu.” “Apa kau tidak punya rumah sendiri?” Morgan mengangkat salah satu alis. Jerry menatap kakaknya sambil tertawa ringan, seolah pertanyaan itu lucu. “Tidak. Aku terlalu sibuk mencarimu selama 16 tahun,” jawab Jerry kembali menekankan seberapa lama waktu yang dia habiskan untuk mencari Morgan. S

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   263. Kakak Ipar

    Acara selanjutnya adalah makan malam bersama. Para tamu dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan. Pengaturan tempat duduk juga sudah diatur, seperti yang biasanya dilakukan pada tuan rumah di acara pesta besar. Zya yang membantu Sydney mengatur tempat duduk supaya dalam satu meja, para tamu bisa berbaur dengan orang-orang yang membuat mereka nyaman. Timothy, Nirina, Iren, dan Chester ada di meja yang sama. Sementara meja untuk Sydney dan Morgan yang ada di sisi lain, bertambah satu kursi, yaitu milik Jerry. Meja mereka tampak mencolok karena Jade dan Jane ikut bergabung di kursi kecil khusus bayi. “Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja dengan tubuh utuh kalau kau berbohong!” tegas Morgan dingin. Kalimat itu meluncur tajam di antara gemuruh samar para tamu yang mulai dipersilakan duduk. Beberapa pelayan mulai menyuguhkan hidangan pembuka. Tatanan meja sudah disia

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   262. Keluarga Kita

    “Aku melakukannya bersama Sydney.” Kalimat itu jatuh seperti petir yang membelah langit cerah. Suara Lucas menggema di udara dan menusuk ke setiap gendang telinga yang ada di taman malam itu. Para tamu yang sejak tadi hanya menyaksikan dari kejauhan langsung saling menoleh dan berbisik seperti kawanan lebah yang disiram air. Ekspresi mereka berganti jadi penasaran, kaget, lalu kegirangan karena mendapati drama kelas wahid yang lebih menarik dari acara utamanya. Orang-orang suka sekali drama murahan, dan Lucas baru saja membagikan satu episode yang begitu brutal. “Apa?!” Vienna nyaris berteriak melengking. Wajah wanita itu memucat dan pijakan kakinya menjadi goyah. Vienna awalnya ingin memancing kemarahan Morgan. Namun Lucas justru menyambar umpannya dan mengubah arah api. Bukan Morgan yang terbakar, melainkan dirinya sendiri. “Aku melakukannya bersama Sydney,” ulang Lucas, kali ini dengan penuh keyakinan. Vienna terhuyung satu langkah mundur. Bola matanya bergerak liar, seo

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   261. Bulan Keempat

    Morgan langsung berdiri di antara mereka untuk melindungi Sydney. Pria itu mengulurkan tangan ke belakang dan menutupi tubuh istrinya dari dua sosok di hadapannya. Vienna dan Lucas berhenti di jarak lima meter. Mereka tidak berani lebih dekat karena aura siaga dari Morgan begitu kentara. Sydney tetap berdiri diam di belakang suaminya, meskipun tubuhnya sedikit menegang. Tatapan Lucas menelusuri wajah Sydney, tetapi ekspresi pria itu berubah saat pandangannya terhalang oleh tubuh Morgan. Akhirnya dengan berat hati, Lucas mengalihkan tatapan ke mata Morgan. "Apa benar Nyonya Sydney hamil?" tanya Lucas pelan, suara pria itu terdengar seperti tercekik oleh sesuatu yang tidak kasat mata. “Berapa usia kandungannya?” Morgan menyipitkan mata, tidak percaya pria itu masih punya keberanian untuk bertanya. “Sedang masuk bulan keempat,” jawab Morgan tajam. “Haruskah aku memper

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   260. Doa Paman Sydney

    “Ayo, ikut Papi,” tukas Morgan pada kedua bayi kembarnya yang malam itu terlihat lebih tampan dan cantik. Dengan langkah mantap, Morgan berjalan ke arah Celia dan Miran. Lalu pria itu mengulurkan kedua tangannya untuk menyambut si kembar. Celia menyerahkan Jade ke pelukan kiri Morgan, dan Miran menyerahkan Jane ke sisi kanannya. Morgan memeluk erat keduanya, lalu kembali ke arah panggung dan berdiri di belakang mikrofon. “Perkenalkan,” ujar Morgan mendominasi, “mereka adalah Jade dan Jane, anak kandungku yang dirawat sejak lahir oleh Sydney.” Bisik-bisik langsung terdengar dari bangku tamu. Beberapa tangan refleks menutup mulut karena terkejut. Yang lain justru semakin mendekatkan ponsel mereka untuk merekam. Namun, perhatian mereka teralih ketika Jade yang digendong Morgan mulai memperhatikan mikrofon besar di depan ayahnya. Bocah laki-laki kecil itu mengernyit, lalu dengan kedua tangannya yang mungil, dia mencoba meraih alat pengeras suara itu. Morgan menahan tawanya, lalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status