Share

317. Perjanjian Berdarah

Author: prasidafai
last update Huling Na-update: 2025-06-22 20:07:32

Morgan berdiri di ujung jalan setapak beraspal yang membelah halaman depan kediaman Chester Ryder.

Pria itu turun dari jet pribadi satu jam lalu, dan kini berdiri tegap di depan rumah bergaya klasik yang mencolok di antara bangunan lain di wilayah itu.

Di belakang Morgan, empat anak buah kepercayaannya dari Highvale berdiri siap siaga, lengkap dengan rompi antipeluru dan alat komunikasi di telinga mereka.

Morgan menaruh kedua tangan ke dalam saku celana jasnya, lalu menyunggingkan senyum miring.

“Sepertinya kau sudah menyiapkan diri,” tukas Morgan sinis.

Chester berdiri beberapa meter di depannya, mengenakan kemeja gelap yang digulung di bagian lengan. Tidak ada pasukan, maupun penjagaan ketat.

Kediaman itu begitu sepi, seperti memang telah Chester kosongkan sebelumnya.

“Aku tidak pernah menyalahi kontrak,” balas Chester sambil menghela napas.

Senyum Morgan semakin jelas terlihat.

Morgan dan Chester sudah lama menandatangani perjanjian bisnis berdarah yang melibatkan Lucas.

Salah satu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Danang Mayaravasia
sudah habis ratusan ribu tapi ga kelar2 nih ...bosen lama2
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   463. Ketegaran Si Kembar Pertama

    “Setelah aku datang ke mansion Morgan, walaupun aku dikurung di tempat tersembunyi, aku jadi menyadari sesuatu, Onix.” Jerry berbicara. “Tempat Morgan berdiri … tidak begitu menyenangkan.” Jerry meneguk air, sebelum melanjutkan, “Setiap hari Morgan harus berusaha bertahan hidup sambil melindungi keluarganya tetap aman, di saat banyak orang yang ingin menjatuhkannya. Sepertimu.” “Apa maksudmu?” tanya Onix bingung. “Hanya Morgan yang pantas menjadi Pemimpin Keluarga Draxus, Onix. Dan dia akan menang melawanmu,” jawab Jerry dingin. Panggilan selesai. Meninggalkan Morgan yang masih terpaku di balik tembok. Jawaban Jerry bukan sesuatu yang Morgan ekskpektasikan. Apa pria itu sungguh memilih setia pada Morgan? “Kita tumbuh di rahim yang sama, Morgan.” Tiba-tiba Jerry berkata seolah dia tahu Morgan ada di sekitarnya. “Setelah puluhan tahun terpisah, mungkin hanya ini kesempatan kita untuk akur.” “Sejak kapan kau tahu aku ada di sini?” tanya Morgan dengan dada yang bergemuruh. “Seja

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   462. Impian Jerry Sejak Lama

    “Beberapa mantan anggota Echelon Vanguard sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain, aku tidak bisa membujuk mereka kembali,” lapor Jerry begitu ditemui di paviliun belakang mansion Ravenfell. Morgan mengernyitkan dahi. Tatapan lurus itu menajam. “Bukan karena kau yang kehilangan wibawa hingga mereka tidak mendengarmu lagi?” tuding Morgan curiga. Morgan mencengkeram gelas yang ada di atas meja. Sementara Jerry dengan santai meneguk air dalam gelas lebih dulu. Sengaja membiarkan Morgan menunggu lebih lama. “Mungkin saja begitu,” sahut Jerry sambil mengedikkan kedua bahunya. “Kewibawaan itu pergi bersama kejantananku.” Jerry mencondongkan tubuh ke depan. “Tapi anehnya, ternyata setelah kejantananku dikebiri, setiap pagi aku masih merasakan seolah bagian itu masih ada di sana dan tengah berdiri tegak, Morgan!” Morgan menajamkan tatapannya pada Jerry. “Aku sedang bicara serius, Jerry!” tegur Morgan sambil mengepalkan tangan. “Terserah apa kesulitanmu, yang aku tahu perj

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   461. Panutan Hebat

    Irene tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya. “Setelah memikirkannya baik-baik, aku tahu kalau sebenarnya kalian adalah orang baik. Tidak ada alasan bagiku untuk mendendam lagi,” tukas Irene melanjutkan. Sydney membalas senyum Irene. Kedua wanita itu banyak berbincang bersama dan saling memberi kabar. Bahkan Chessa tampak senang dalam gendongan Sydney. Bayi perempuan itu memeluk Sydney dengan erat. Morgan yang baru saja kembali bersama Ken tertegun melihat itu. “Tuan Morgan, Ken,” sapa Irene seraya sedikit membungkuk sopan. Morgan mengangguk. “Kau mau menggendongnya?” tawar Sydney, lebih ceria dari sebelum Morgan meninggalkannya. Morgan tersenyum tipis. Itu menandakan pertemuan Sydney dan Irene berjalan baik. Chessa mengangkat tangan ke arah Morgan dengan mata berbinar. “Pa!” seru Chessa antusias. Morgan menegang. Mendengar Chessa memanggilnya seperti itu, justru mengingatkan kesalahan pria itu yang sudah mengeksekusi Chester. “Tuan Morgan bukan Papa, Sayan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   460. Bertemu Irene

    “Negara Suri?” ulang Sydney terperangah. “Kau akan–”Morgan meremas tangan Sydney pelan.“Jangan menyebutnya di sini. Banyak mata yang melihat dan telinga yang mendengar.” Morgan memotong ucapan Sydney.Sydney spontan menutup mulutnya rapat-rapat.Negara Suri adalah negara terjauh dari dari Highvale.Bahkan masih termasuk negara berkembang karena pemerintahnya tidak banyak melakukan pembangunan.Tiba-tiba Sydney kembali merasa gelisah.Wanita itu menelan ludah dengan sudah payah.Morgan segera bangkit dari duduknya.“Kami pergi dari sini,” tukas Morgan dengan tegas.“Ayo, Darling.” Pria itu menggenggam tangan Sydney kuat.Walaupun masih bingung, Sydney mengikuti permintaan suaminya.Morgan menarik Sydney menjauh dari orang tua Nirina.“Tuan Morgan,” panggil Simon tidak kalah tegas.Simon sengaja menggunakan sapaan Tuan lagi, supaya Morgan memahami betapa dia menghormati pria itu walaupun berusia lebih muda darinya.Morgan menghentikan langkah, begitu pula Sydney.Saat Sydney menoleh k

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   459. Tentang Rencana Itu

    Di ruang tamu VVIP, semua interiornya terlihat lebih elegan dan mewah dengan sentuhan budaya yang tidak begitu Sydney pahami.Hanya ada beberapa orang di sana, dan semuanya menoleh ketika Sydney masuk ke area itu.Mereka melihat ke arah Sydney dan Morgan sambil tersenyum sopan.Sydney membalas senyum itu sambil sedikit mengangguk.“Tuan Morgan, Nyonya Sydney,” sapa seorang wanita paruh baya yang melangkah mendekat bersama suaminya.Mereka adalah Simon dan Abigail.Abigail memeluk Sydney dan mencium kedua pipi wanita itu.Sementara Simon menjabat tangan Morgan.“Terima kasih sudah mengundang kami ke area VVIP,” ucap Morgan.“Tidak perlu berterima kasih. Nyonya Sydney adalah kakak sepupu mempelai pengantin pria, seharusnya menantuku itu sejak awal memasukkan nama kalian ke dalam daftar tamu VVIP,” sahut Abigail yang terus tersenyum.Mereka duduk bersama di satu meja bundar yang sama.Meja paling depan yang dekat dengan akses ke pelaminan utama.Orang kalangan atas sering terlihat hidup

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   458. Identitas Sebenarnya

    Malam harinya, Morgan meminta Ken untuk memeriksa kondisi Sydney sebelum mereka berangkat ke pesta pernikahan. “Beberapa jam lalu aku baru diperiksa. Itu pun atas permintaanmu, Honey,” ucap Sydney sambil membiarkan Ken mengecek tekanan darahnya. “Kondisimu bisa saja berubah sewaktu-waktu,” sahut Morgan yang berdiri di sisi sofa. Sydney duduk di sofa itu, sementara Ken duduk di sebelahnya. “Kalau bisa, dia pasti ingin aku memeriksamu setiap detik, Sydney,” desis Ken penuh sarkasme. “Atau bahkan, dia akan masuk jurusan kedokteran supaya bisa memeriksamu sendiri,” lanjut Ken. “Lalu, dia akan mengambil alih Rumah Sakit Terasehat.” Morgan mengangkat salah satu alisnya. “Ide bagus.” Ken hanya memutar bola mata, tidak menjawab lagi. Sydney tertawa renyah. “Apa kau juga menyediakan seorang dokter di tempat pengungsianku?” tanya Sydney pada Morgan. Niat awalnya, Sydney hanya ingin mencairkan suasana. Namun ucapannya berhasil membuat Morgan terdiam. “Belum,” jawab Morgan penuh penye

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status