Share

96. Tiba-Tiba Pulang

Author: prasidafai
last update Huling Na-update: 2025-03-28 15:04:50

Sydney mendaratkan tubuhnya di kursi belakang mobil, diikuti oleh Morgan yang duduk di sebelahnya. Sementara si kembar ada di mobil yang lain.

Kedua mobil berjalan beriringan menuju mansion Ravenfell, dengan mobil yang ditumpangi Morgan berada paling depan.

Dalam perjalanan, Sydney mengirim pesan untuk Gloria, “Tante, aku tidak bisa mengantar Tante dan Om ke bandara besok. Morgan ada urusan, jadi kami harus pulang lebih cepat ke Ravenfell. Hati-hati di jalan, Tante.”

Morgan sedikit memiringkan tubuhnya ke arah Sydney dan menyipitkan mata saat ikut membaca pesan tersebut.

Setelah Sydney menurunkan tangannya yang memegang ponsel, Morgan segera menyandarkan kepala wanita itu ke bahunya.

Sydney tidak protes, bahu Morgan adalah tempat favoritnya yang baru. Namun belum lama Sydney bersandar, wanita itu kembali menegakkan punggung karena ada pesan balasan dari Gloria.

[Tidak apa-apa, Sydney. Senang bertemu denganmu. Kami sedang dalam perjalanan menuju kantor Monarch Legal Group untuk r
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   404. Lipstik Merah Terang

    “Tidak ada siapa pun di sini?” Morgan bertanya ke udara kosong. Mata pria itu menyisir cepat setiap sudut ruang belajar anak yang sepi dan terlalu rapi untuk ukuran tempat yang biasa dipakai Jade dan Jane bermain. Tidak ada suara maupun tawa. Bahkan, tidak ada remah biskuit di karpet. Ruangan yang Morgan siapkan sendiri sejak si kembar pertama masuk komunitas batita itu, kini hanya menyisakan sunyi dan perasaan tidak menyenangkan yang menghantam dadanya. Morgan memijat pelipis, mencoba berpikir jernih, tetapi amarahnya sudah lebih dulu menguasai kepala. Langkah-langkah tergesa terdengar dari arah lorong. Layla muncul dengan napas sedikit memburu. “Tuan Morgan,” sapa Layla sopan, meskipun wajahnya menunjukkan kegelisahan. Morgan menoleh cepat. Begitu melihat Layla, Morgan bertanya, “Di mana Sydney dan anak-anak? Apa mereka ada di kamar?!” Layla menunduk, tidak berani menatap pria itu. “Maaf, Tuan. Tidak. Mereka ... tidak ada di mansion sejak satu jam lalu.” “Apa?!”

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   403. Berbagi dengan Adil

    Sydney tahu Morgan tidak bisa melihat ekspresinya di seberang sana, tetapi wanita itu tetap mengangguk pelan.Gerakan kecil itu seperti sedang menjawab pertanyaan yang hanya Sydney sendiri yang mengerti.Dengan lembut, Sydney menepuk-nepuk punggung Sereia yang sudah tertidur di pelukannya, berharap keresahannya tidak sampai menular ke bayi mungil itu.“Akhir-akhir ini banyak yang kita bicarakan sebelum tidur.” Morgan membuka suara, terdengar berat, seperti baru saja meneguk sesuatu yang pahit. “Tentang perusahaan kita, konflik-konflik bodoh di sekitar kita, dan semua tekanan yang kita hadapi ... dan untuk hal ini, aku memang lupa. Aku minta maaf, Darling.”Sydney menarik napas dalam-dalam, seolah sedang mencoba mendorong jauh-jauh sesak yang menempel di dadanya.Sydney mendengar suara gaduh di latar Morgan meredup perlahan.Tampaknya, pria itu menyingkir dari keramaian.“Miss Erica,” lanjut Morgan setelah jeda singkat. “

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   402. Guru Les

    Sementara itu di mansion, Sydney sedang menemani Jade dan Jane menyiram tanaman hias di halaman belakang.“Jangan terlalu banyak menyiram mereka, Sayang. Secukupnya saja,” ucap Sydney sambil berjongkok di antara Jade dan Jane yang sibuk mengguyur bunga dengan penyiram tanaman kecil mereka.Sereia dan Zaleia duduk manis di stroller, diletakkan tidak jauh dari pagar tanaman rambat di sudut halaman belakang mansion.“Kenapa?” tanya Jade dengan dahi berkerut, suara kecilnya terdengar kritis, seperti sedang mempertanyakan logika hidup.Sydney menggigit bibir bawahnya, berpikir sejenak untuk mencari analogi yang mudah dimengerti oleh anak usia hampir tiga tahun itu.“Umm …” Sydney mulai perlahan, lalu tersenyum. “Bayangkan jika Mami terus menyuruhmu makan, padahal perutmu sudah penuh. Makanan yang masuk hanya akan membuatmu sakit, bukan?”Jade membulatkan mulutnya dan mengangguk mantap, seperti baru menemukan penemuan besar dalam hidup

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   401. Hanya Kau yang Bertahan

    “Si Tua sengaja melakukan itu, Morgan,” ucap Jerry dengan tatapan menusuk. “Jika kau sadar, beberapa anak yang tumbuh bersamamu di Keluarga Draxus merupakan darah dagingnya, dari beberapa wanita berbeda.” Morgan mematung. Urat di pelipisnya menegang. Pria itu menyipitkan mata dan bertanya lantang, “Apa?!” “Ini rencana jangka panjang Si Tua.” Jerry melanjutkan dengan lirih sekaligus tajam. “Tapi mereka semua gugur. Tidak satu pun mencapai standar minimum Keluarga Draxus. Mereka berakhir di pemakaman yang ada di belakang rumah Si Tua.” Jerry menyeringai penuh kegetiran yang mulai merayap ke dadanya setiap dia membahas Si Tua. “Hanya kau yang bertahan. Bahkan saat aku datang dan berusaha menjadi murid terbaiknya, dia bilang aku tetap tidak bisa melampauimu.” Jerry sedikit memiringkan kepalanya. “Sialan! Si Tua memang pantas mati!” Morgan berdiri tiba-tiba dan melangkah menjauh beberapa langkah. Suasana ruangan itu mendadak sesak meski udara dingin terus dipompa dari ventilas

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   400. Sepuluh Menit Lagi

    “Aku tidak percaya seorang Morgan Draxus akan melontarkan pertanyaan yang begitu … emosional!” tukas Jerry menyindir. Jerry tertawa keras, begitu nyaring dan jahat hingga menggema di seluruh ruangan sempit itu. Tawa Jerry seperti beling yang digerus, menyayat dan menyakitkan. Jerry sedikit menunduk, menyembunyikan wajahnya yang merah, seolah Morgan baru saja melemparkan lelucon kelas dunia. Morgan tidak bersuara. Tidak satu pun otot wajahnya bergerak. Pria itu hanya duduk diam di seberang meja, tetapi sorot matanya menusuk tajam seperti peluru yang sudah dikokang. Jerry menghirup kasar udara di hidungnya, lalu mendongak. “Aku pikir … kau akan bertanya soal Echelon Vanguard,” ujar Jerry dengan senyum puas. “Atau … bagaimana caraku menemukan Ghina Zahlee?” Nada suara Jerry mengejek dan penuh cibiran. Lalu Jerry menambahkan, “Atau … apakah aku perlu membuat Fred Zahlee kembali juga? Aku tahu di mana dia berada.” Jerry bersandar santai, bibirnya terangkat miring. Dara

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   399. Tinggalkan Kami Berdua

    Sydney menarik napas sambil menggeleng pelan. Wanita itu perlahan duduk di salah satu kursi makan, sementara matanya memandangi si kembar yang sudah selesai makan dan tengah sibuk memainkan potongan roti menjadi puzzle. Morgan ikut duduk di kursi paling ujung meja makan. Sendok dan garpu di tangannya bergerak rapi, sementara mulutnya diam. Beberapa menit berlalu hanya dengan suara gelas yang bersentuhan dan piring yang bergesekan. “Hari ini kau akan pergi ke mana, Darling?” tanya Morgan akhirnya, memecah keheningan. Sydney meletakkan cangkir tehnya, lalu menjawab, “Tidak ke mana-mana. Aku sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama anak-anak. Lagipula, Zya sudah kembali bekerja di kantor.” Morgan mengangguk. “Kalau begitu, aku bisa langsung pergi ke tujuanku.” Sydney hanya mengangguk sambil tersenyum tipis dan kembali menatap si kembar yang kini saling berseru karena berebut potongan selai terakhir. Setelah sarapan usai, Morgan mencium kening anak-anaknya dan Sydney, lalu kelu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status