Compartir

BAB 46

Autor: Fredy_
last update Última actualización: 2025-08-06 13:16:19

Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Nayla sempat duduk diam cukup lama sebelum akhirnya angkat bicara. Meluapkan rasa penasarannya atas kejutan yang katanya sudah disiapkan Matilda di rumah. Nayla merasa selama beberapa hari ini dia sudah banyak merepotkan wanita itu.

Kiriman makanan lezat dan bergizi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya dapat dia cicipi, tersedia setiap hari tanpa diminta. Pakaian baru kiriman Matilda pun terus bertambah, bahkan ukurannya tidak pernah meleset.

“Pak Leo… maaf kalau boleh tanya, Ibu Matilda sudah menyiapkan kejutan apa, ya?” tanyanya, raut wajahnya terlihat cemas. “Saya nggak enak, sudah terlalu banyak ngerepotin Ibu. Dipercaya menjadi ibu susu Matteo saja, itu sudah kehormatan besar buat saya."

Leo mengangkat bahu, matanya tetap fokus pada jalanan. “Saya juga nggak tahu, Nay. Mama itu... orangnya sulit ditebak. Kejutan cersinya bisa berarti banyak hal."

"Tapi, bukannya Ibu lagi di luar negeri ya, Pak?” Nayla mendesak penasaran.

"Ya, begi
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado
Comentarios (3)
goodnovel comment avatar
Evi Erviani
drama nih mama matilda ...
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Demi mateo
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ayo Leo nikah aja lah
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 111

    Begitu ketiganya melangkah masuk ke dalam wahana Cermin Seribu Bayangan, dunia luar seakan lenyap. Mereka terhipnotis dengan pikiran masing-masing. Dinding kaca menjulang, membelah lorong-lorong sempit yang berliku, menghadirkan ribuan pantulan wajah mereka sendiri. Lampu di langit-langit menambah efek aneh, seolah setiap cermin punya rahasia yang hanya bisa dipahami oleh mereka sendiri. Surti yang paling dulu teralihkan. Ia melangkah ke arah cermin cekung di sebelah kiri. Bayangan tubuhnya memanjang dan tampak lebih ramping. Matanya membulat, lalu terkikik geli. “Ya ampun, aku kalau kurus cantik juga ya. Mirip Devina Karambol…” ia mengibaskan rambutnya ala model papan atas. Surti menoleh ke samping. “Nay, sini lihat… langsing banget aku.” Ia menggerakkan tangan kanannya, hendak meraih lengan Nayla yang seingatnya tadi berjalan di sebelahnya. Namun tangannya hanya menyapu udara kosong. Surti spontan menoleh ke kanan, lalu ke kiri. Lorong kaca memantulkan bayangannya sendiri, berula

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 110

    Surti mematung. Tubuhnya seakan membeku begitu suara gadis kecil itu terdengar. “Mbak Surti… adek kangen…” Langkahnya tertahan mematung. Bocah itu berlari dari arah kamar, tubuhnya mungil dengan rambut dikuncir dua, wajahnya riang gembira. Itu Mika—anak kecil yang diam-diam Surti rindukan sejak kabur dari rumah itu. Anak yang biasanya ia temani belajar baca tulis hingga berhitung, suapi makan sayur, bahkan kadang minta tidur di kamarnya. “Mika…” suara Surti tercekat. Ia langsung berjongkok dan merentangkan tangan. Tubuh mungil itu melompat ke pelukan Surti, menempel erat, seolah tak ingin dilepas lagi. “Maaf, Mbak Surti nggak bisa nemenin Mika lagi,” bisik Surti lirih, menahan air mata. Tangannya membelai punggung kecil itu lembut. “Mbak pindah kerja… ikut sama Pak Leo.” Mika sontak menoleh, mata bundarnya menatap Leo yang duduk tenang di sofa, dengan wajah serius tapi teduh. “Kenapa? Apa karena Mama Mika suka pukulin Mbak, ya?” tanyanya polos, suaranya pelan tapi menohok. Surti

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 109

    "Oh itu... bule ya, Ti?" tanya Nayla, sembari merapikan kancing bajunya."Bule dari mana? Asal pirang kamu bilang bule. Heran banget," sahut Surti, masih mengkeret di kursinya."Ah, tapi pasti ada turunan bule... hidungnya mancung gitu," Nayla sengaja melantur untuk mengalihkan ketegangan Surti."Kalau punya duit banyak, hidung pesek bisa jadi mancung, gigi mancung bisa jadi rata. Gampang banget..." balas Surti."Ohh... gitu..." Nayla mengangguk-angguk.Di belakang kemudi, Leo ikut menggulung senyum, menahan tawa. Yah, percakapan receh semacam ini memang sangat ia butuhkan. Makanya, ia sering sengaja nongkrong bareng Putra dan staff lain di kantin kantor. Hanya untuk mendengarkan obrolan ringan, absurd, dan jauh dari urusan kantor."Turun, yuk..." ujar Nayla, setelah memasang topi kecil di kepala Matteo.Surti mencengkeram pinggiran kursi mobil, wajahnya pucat pasi. “Aku nggak mau turun, Nay… sumpah aku takut. Aku bisa kena pukul lagi gara-gara kabur kelamaan…” bisiknya.Nayla menoleh

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 108

    Pagi itu, Nayla sudah tampil cantik dengan terusan warna cerah. Rambut panjangnya disisir rapi, jatuh indah di bahu. Matteo bersandar nyaman di dadanya, sementara tas ASI tersampir di bahu kiri. Ia berdiri di depan pintu kamar Surti, mengetuk pelan.“Ti, udah siap? Leo bentar lagi turun,” panggil Nayla.“Bentar, Nay. Bentar… rambut aku masih basah. Emang rambut kamu nggak basah, gitu?” sahut Surti dari dalam, suaranya terdengar menggoda.Nayla spontan mengangkat sebelah alis. “Aunty Surti! Semua gara-gara kamu ya... udah ah, nggak usah bercanda..." sahutnya salah tingkah. Dari dalam, terdengar tawa cekikikan Surti.Rona merah merambat di wajah Nayla, pikirannya melayang pada kejadian semalam.Di dapur, suasana masih menyisakan aroma antiseptik. Dalam hening itu, Nayla akhirnya membuka suara, menceritakan semua masalah Surti dengan jemari mereka yang saling bertaut.Leo mendengarkan dengan wajah serius, matanya tak lepas dari wajah Nayla. Ia sama sekali tak bereaksi berlebihan, bahkan

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 107

    “Hallo, Nanay…” Kalimat itu menghantam telinga Nayla lebih kuat daripada petir di siang bolong. Napasnya tercekat. Kenapa suara maskulin di seberang sana bisa langsung tahu kalau itu telepon darinya? “Nomor ini… hanya kita berdua yang tahu,” sahut pria itu dengan nada rendah yang terdengar mantap. "Apa kabar, Nanay? Kamu sehat?” Nayla mencengkeram erat ponselnya. “Jax? Kamu… benar Jax?” “Iya lah! Siapa lagi, Nay? Lelaki yang pernah melihat liontin mawar itu menggantung di leher kamu…” suara Jax terdengar seperti bisikan masa lalu yang menusuk jantungnya. “Nay… kita harus bertemu.” Nayla buru-buru menyerobot, “Untuk apa kamu mencariku, Jax?” Hening sejenak di ujung sana, sebelum Jax berdesah. “Kamu pasti kecewa sama aku, kan? Maafin aku, Nay. Banyak yang harus aku ceritakan sama kamu. Bukan mau aku menghilang selama sembilan bulan. Itu… siksaan paling mematikan dalam hidupku.” Suaranya semakin lirih, seperti benar-benar tersiksa. “Kamu harus percaya aku…” Nayla memejamkan mata,

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 106

    Cahaya matahari meredup, saat mobil Leo tiba di Jakarta. Ia melaju kencang menembus kepadatan jalan pulang. Tatapannya lurus ke depan, seakan tidak peduli pada permasalahan dunia di sekitarnya. Hanya ada satu tujuan di kepalanya—markas geng motor yang pernah ia datangi bersama Zoya. Waktu itu, Zoya kalut, stress berat, karena Jax menghilang berhari-hari. Mereka mencarinya ke segala penjuru, sampai akhirnya menjejakkan kaki di tempat itu—bangunan setengah jadi, setengah runtuh, ditelan pepohonan liar yang menjulur setinggi atap. Bukan tempat manusia waras, melainkan sarang orang-orang tak jelas seperti Jax dan gerombolannya. Kini, tempat itu masih sama saja, suram, lembap, lebih cocok disebut sarang dedemit ketimbang tempat berkumpul manusia. Leo menghentikan mobil persis di depan bangunan. Ia mematikan mesin, lalu segera keluar dari mobil. Sepatu kulitnya menghantam tanah dengan berat, penuh ancaman. Matanya menerawang ruangan remang-remang di balik pintu reyot itu. Tanpa basa-basi,

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status