Share

14. Ancaman Bimo

"Aku mohon, Mas. Jangan main-main. Aku bisa ini semua kepadamu. Ini-ini tidak seperti yang kamu bayangkan."

Dini terus melangkah mundur menjauhi Bimo yang terus maju menghampiri dirinya. Sampai tubuh Dini mentok ke dinding ruang tamu. Tangan Bimo memainkan belati kecil dengan lincahnya. Tersenyum menyeringai kepada Dini, Bimo siap menguliti Dini habis-habisan malam ini.

Tubuh mereka kini berhadapan. Dini tidak ada percobaan perlawanan. Benda kecil yang tajam itu disentuhkan ke wajah, lalu turun ke leher, ke tubuh Dini dan naik lagi berhenti tepat di depan mata Dini. Keringat sehabis perang bersama lelaki lain, kini bercampur dengan keringat dingin yang Bimo ciptakan.

"Wajah kamu makin cantik saja, Sayang. Pantas saja ada lelaki yang sampai mau membayar tubuh kamu."

Pujian itu sama sekali tidak membuat Dini tersanjung, tetapi malah sebaliknya. Napasnya terpenggal-penggal, tidak beraturan.

"Katakan padaku, siapa laki-laki itu!" bentak Bimo, "beraninya kau bermain di belakangku, Dini!"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status