Share

7. Teror.

Pyar!!!

Suara pecahan terdengar dari ruang tamu, tempat Melani bermain boneka.

"Yayah ... akit ...."

Tangisan Melani mengadu kesakitan membuat semua orang panik dan berhamburan ke luar dari kamar Bimo.

"Astaghfirullah, Melani ... kening kamu berdarah, Nak?" Kakek Melani panik.

"Tolong ambilkan kotak P3k, Mah. Cepat."

"Iya, Pah."

Mamah Astrid berlari mengambil kotak P3K di ruang tengah.

"Pah, ini apa?"

Bimo menemukan sesuatu yang tergeletak tidak jauh dari posisi duduk Melani. Ternyata batu yang terbungkus kertas dengan tulisan yang berbau ancaman. "JAUHI TSANI!!! JIKA TIDAK INGIN MENERIMA TEROR YANG LEBIH MENGERIKAN LAGI!!!"

Batu dengan ukuran cukup besar yang telah mendarat tepat di kening Melani hingga anak kecil itu berdarah dan menangis sejadi-jadinya.

"Isi tulisannya apa, Bim?" tanya Papah Rusli.

“Seperti ancaman, Pah.”

Bimo menyerahkan kertas kusut itu kepada papahnya.

"Siapa yang sudah berani meneror keluarga kita, Bim?"

"Bimo juga tidak tahu, Pah. Bentar Bimo cek dulu ke luar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status