Share

Bab 29

Author: A mum to be
last update Huling Na-update: 2025-07-29 11:24:36

"Ya ampun, Al. Sumpah deh. Aku enggak tahu mau ngomong apalagi."

Alya menggigit bibirnya ragu sebelum mengangguk pelan. "Iya, Din. Maafin aku ya.”

Dinda menghela napas panjang. "Kenapa enggak cerita sama aku? Apa aku sebegitu enggak bisa dipercaya?"

"Bukan begitu," jawab Alya cepat. "Aku hanya ... aku sendiri masih sulit menerima semua ini. Pernikahan kami terjadi begitu cepat, dan aku pun masih belajar beradaptasi."

Alya berkedip sebentar lalu kembali menatap temannya itu dengan pandangan penuh rasa bersalah. "Maafin aku, Din. Aku enggak mau ngerepotin kamu. Apalagi ... Hanum. Semuanya memang karena aku yang terlalu bucin sama Mas Adrian dulu dan jadinya berakhir di sini. Sekarang yang bisa aku lakuin cuma ngerawat Leon aja. Seenggaknya ASI-ku masih bermanfaat walaupun Rey udah enggak ada."

Dinda menghela napas pasrah lalu memeluk Alya dengan erat. "Kalau ada apa-apa kabarin aku dong. Kamu enggak sendirian."

Alya mengangguk sembari membalas dekapan Dinda lebih erat lagi. Hingga kedat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 46

    Sean terdiam. “A-aku hanya ingin melindungimu darinya. Dia itu buaya darat,” ucapnya sedikit gugup.Alya tersenyum tipis, tetapi ada kegetiran dalam ekspresinya. "Kau bilang ingin melindungiku dari Jerry, tapi siapa yang akan melindungiku darimu, Sean?"Kata-kata itu menghantamnya lebih keras dari yang ia bayangkan. Sean membuka mulutnya, ingin membalas, tetapi sesuatu menghentikannya. Mungkin karena, jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa Alya benar.Sean bukan hanya ingin melindunginya dari Jerry, tetapi ia ingin Alya tetap berada di sisinya. Sayangnya dia tidak tahu bagaimana mengatakannya tanpa mengakui sesuatu yang selama ini ia hindari.Alya menunggu beberapa detik, tetapi ketika Sean tetap diam, ia akhirnya menggeleng pelan."Aku lelah, Sean."Lalu ia berbalik, melangkah pergi meninggalkan Sean yang masih berdiri di tempatnya, terpaku dengan pikirannya sendiri.Namun, sebelum Alya benar-benar menjauh, Sean tiba-tiba berkata, "Aku pulang lebih cepat bukan karena Leon."Langkah Aly

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 45

    Malam itu, di bawah sinar bulan yang temaram, Alya menatap Sean dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Dadanya berdegup lebih kencang dari biasanya, sementara pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan tentang apa yang akan Sean katakan.Sean berdiri di luar jendela dengan ekspresi yang sulit ditebak. Cahaya lampu dari dalam kamar menerangi sebagian wajahnya, memperlihatkan sorot matanya yang tajam namun sedikit gelisah."Apa maksudmu… tentang kita?" suara Alya nyaris berbisik, tapi tetap terdengar jelas di antara mereka.Sean menelan ludah, seolah sedang mencari kata-kata yang tepat. Ia tidak ingin mengatakan sesuatu yang salah, tapi ia juga tahu bahwa ia tidak bisa terus menghindari ini."Aku hanya ingin tahu," ucapnya akhirnya. "Apa yang sebenarnya kau pikirkan tentang Jerry?"Alya mengerjap, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Ia mengira Sean akan mengatakan sesuatu yang lebih… pribadi."Kau datang ke sini malam-malam hanya untuk bertanya itu?" nada suaranya terdengar sed

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 44

    Sean berdiri di ambang pintu rumah, menghirup udara malam yang dingin sebelum akhirnya melangkah masuk. Ada sesuatu yang berbeda dari tempat ini—bukan karena perabotannya berubah, tapi karena perasaan yang menggantung di udara. Dia belum lama pergi, tapi entah kenapa rasanya seolah berbulan-bulan.Alya masih belum berkata apa-apa sejak menyebutkan nama Sean beberapa saat lalu, hanya mengamati suaminya itu dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan."Kenapa kau pulang secepat ini?" tanya Alya akhirnya, suaranya terdengar hati-hati.Sean berdeham pelan, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Aku ingin melihat keadaan Leon," balasnya, seperti sudah menyiapkan jawaban itu jauh-jauh hari.Alya menatapnya lebih lama, seolah mencari sesuatu dalam ekspresinya. "Dia ada di dalam kamar. Bersama kakek juga. Kau bisa men

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 43

    Setelah mendengar pengakuan Jerry, Sean terdiam cukup lama. Pikirannya kacau, emosinya bergejolak.Sean menatap Jerry dengan mata menyipit. "Kau serius?"Jerry hanya tersenyum tipis, tidak ada sedikit pun keraguan di wajahnya. "Aku tidak ingin berbohong padamu, Sean. Aku memang tertarik pada Alya."Sean mengeratkan rahangnya, menekan amarah yang hampir meluap. Namun, dia tahu ini bukan saat yang tepat untuk meledak. Dengan susah payah, dia menenangkan dirinya.Dia tidak pernah membayangkan bahwa Jerry—sahabatnya sendiri—akan mengungkapkan ketertarikannya pada Alya. Rasa panas menjalar di dadanya, entah itu karena marah, cemburu, atau kecewa pada dirinya sendiri karena selama ini dia membiarkan keadaan berkembang seperti ini tanpa berbuat apa-apa.“Lakukan sesukamu,” ujar Sean akhirnya, dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya. “Aku tidak peduli.”Jerry hanya mengangkat bahu. “Baiklah, kalau kau benar-benar tidak peduli.”Namun, nyatanya malah justru bertolak belakang. Sean menunj

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 42

    “Kenapa kau ikut campur?!” Suara Sean yang meninggi membuat Alya tersentak kaget. Matanya membulat, tubuhnya menegang. Dia menelan ludah, lalu perlahan menggeleng dengan tatapan ketakutan. Sean mendengus kesal, jemarinya mencengkeram ponsel lebih erat sebelum melangkah ke arah balkon. Baru setelah itu, dia kembali menyandarkan ponsel ke telinganya. “Urusan kita sudah selesai. Jangan pernah hubungi aku lagi.” “Aku butuh suntikan dana,” jawab suara di seberang, terdengar mendesak. Sean menggeram, rahangnya mengeras. “Katakan apa maumu sebenarnya?” Percakapan itu tak berlangsung lama. Hanya dua menit sebelum Sean akhirnya kembali ke dalam kamar. Matanya langsung tertuju pada sosok Alya yang sudah bergelung di balik selimut, punggungnya menghadap ke arah Sean. Rasa bersalah menyelip di dadanya. Dia tahu bentakannya tadi pasti membuat istrinya ketakutan. Keesokan paginya, saat sarapan, Tuan Agusta melirik Sean penuh selidik. Ekspresi cucunya itu terlihat gelisah. “Ada masalah

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 41

    Tuan Agusta mengetuk lantai dengan tongkatnya, suaranya berat dan berwibawa saat melangkah masuk ke ruang makan. Tatapan tajamnya langsung mengarah ke Sean, yang masih berdiri dengan rahang mengeras, emosinya belum surut setelah membentak Alya."Sean! Apa yang kau lakukan?" suara Tuan Agusta bergema di ruangan, membuat Alya sedikit tersentak. "Sejak kapan kau belajar meninggikan suara terhadap istrimu?"Sean mengepalkan tangannya, berusaha menahan gejolak di dadanya. "Aku hanya—""Tidak ada alasan untuk berbicara kasar padanya!" potong Tuan Agusta tegas. "Kau harus ingat, cepat atau lambat pernikahan kalian akan diumumkan ke publik. Alya harus belajar menghadapi dunia luar sebagai istrimu. Kau pikir dengan membentaknya akan membuatnya lebih siap?"Alya menunduk, merasa tak nyaman dengan situasi ini. Sementara itu, Sean terdiam, giginya saling bergemeletuk, menahan keinginan untuk membalas. Tuan Agusta benar, tetapi ia enggan mengakuinya."Aku hanya ingin—""Jaga ucapanmu, Sean! Kau bo

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status