Share

35. Mulai Posesif?

last update Last Updated: 2025-03-20 16:48:47

“Aku sudah selesai mengajari Violet, dan sepertinya dia langsung paham,” ujar Kira pada Kai. “Sekarang aku akan pulang. Dan mulai besok, aku sudah mulai bekerja, jadi setiap pagi aku akan menyerahkan ASI perah, lalu sorenya aku akan menyusui Luna secara langsung.”

Kai menatap Kira lama dengan tatapan sulit diartikan. Lalu mengangguk. “Baiklah.”

Violet tiba-tiba datang, menghampiri Kai dan duduk di sampingnya. “Honey, anak kita bangun? Ya ampun... makin hari dia makin mirip kamu aja,” ujar Violet sambil tersenyum lebar, kata-katanya seolah ingin menunjukkan dominasinya atas diri Kai.

Kai menatap Kira lagi, tatapan mereka bertemu, lalu Kai sedikit menjauhkan dirinya dari Violet.

Kira tersenyum kecut. Lalu ia pergi saat itu juga tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Kai menatap kepergian Kira. Violet melihat tatapan Kai tampak lain saat menatap punggung Kira yang sudah pergi menjauh. Lagi-lagi Violet merasa terancam dengan tatapan Kai tersebut.

“Honey, mulai besok aku akan bekerja lagi, ya?” Vi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Ami Lee
bener kah semakin mirip kai atau itu hanya bualan violet biar kai gak ngeh klo luna bukan anak nya dia...
goodnovel comment avatar
wartawan baru
nyimaak dlu
goodnovel comment avatar
Etris Tresnawsti
lanjut thor ...penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   36. Hari Pertama Bekerja

    Kira mengembuskan napas berkali-kali untuk menghalau perasaan gugup. Pagi ini hari pertamanya bekerja sebagai asisten pribadi Kaisar Antariksa Milard, seorang CEO dari Milard Corp.Kira menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengenakan celana hitam dan kemeja putih, lalu dilapisi blazer hitam. Sementara rambut panjangnya ia ikat ala ponytail.Pakaian ini adalah pakaian yang dipilihkan oleh Kai kemarin, setelah Kira bergonta-ganti pakaian dan ditolak semua oleh Kai, hingga akhirnya ke lima setel pakaian formal yang Kira beli merupakan celana panjang, tidak ada rok sama sekali.Blazer itu memeluk tubuh Kira begitu pas, dan celana hitamnya menampilkan siluet kaki jenjangnya.Ani membantu merias wajah Kira dengan riasan sederhana, sekaligus Kira belajar bagaimana cara ber-make up.“Non cantik sekali, Tuan Kai—maksud saya, orang-orang di kantor akan terpesona oleh penampilan Non Kira,” ucap Ani sambil merapikan peralatan make up.Kira hanya tersenyum kecil menanggapi pujian Ani yang menuru

    Last Updated : 2025-03-21
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   37. Asisten Pribadi Baru

    Kira sempat terdiam sejenak, sebelum kemudian mengangguk penuh keyakinan. “Baik, Tuan. Saya mengerti.” “Bagus.” Kai melanjutkan langkahnya, Kira mengekorinya di belakang. Saat tiba di depan rumah, sebuah mobil hitam sudah menunggu mereka. Seorang sopir membukakan pintu untuk Kai di kursi belakang, dan pintu depan untuk Kira. Mobil melaju. Kai tidak berbicara lagi setelah itu. Melihat bosnya hanya diam di belakang, Kira memilih memainkan ponselnya untuk membaca jadwal Kai hari ini yang dikirimkan sekretarisnya. Mobil berhenti di depan gedung Milard Corp. Kira sedikit ternganga melihat betapa megahnya gedung itu daripada yang ia bayangkan. Pintu kaca tinggi dan logo perusahaan yang berkilauan membuatnya sadar bahwa ia sekarang memasuki dunia yang sama sekali berbeda dari kehidupannya sebelumnya. Kai keluar lebih dulu, sementara Kira segera menyusul. Begitu ia melangkah masuk ke lobi, tatapan orang-orang langsung tertuju padanya. Bisikan-bisikan terdengar di sekitar. “Siapa wani

    Last Updated : 2025-03-21
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   38. Pusat Perhatian

    Kira mengikuti rapat pagi itu, ia hanya duduk di samping Lia sambil memperhatikan Lia yang menyiapkan segala kebutuhan Kaisar. Kira belum berpengalaman, jadi ia harus banyak belajar dari Lia. Saat rapat berlangsung, Lia menyadari tatapan para audiens rapat yang didominasi laki-laki itu sesekali mencuri pandang ke arah Kira. “Orang-orang kayaknya penasaran dan tertarik sama kamu,” bisik Lia di dekat telinga Kira, membuat Kira secara spontan mengalihkan tatapannya ke arah orang-orang yang ternyata sebagian besar sedang memperhatikannya. Kira memberikan senyuman canggung pada mereka, yang langsung dibalas senyuman oleh mereka, sebagian ada yang langsung membuang muka karena malu tertangkap basah oleh Kira. Kai yang menyadari hal tersebut sejak tadi tampak berusaha untuk tidak peduli, tapi tangannya yang mencengkeram pulpen berkata lain. Pulpen di tangannya nyaris patah. “Selesai untuk rapat hari ini!” ucap Kai dengan suara dingin, membuat audiens rapat terkejut karena rapat berakhir

    Last Updated : 2025-03-22
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   39. Terusik

    “Kalian… saling kenal?”“Tentu saja!” Julian tertawa sambil menghampiri Kira.“Hm!” jawab Kira sembari tersenyum lebar sementara tatapannya tertuju pada Julian.“Apa kabar, Kira? Wow! Aku nggak nyangka kita akan bertemu di sini.” Julian mengulurkan tangan kanannya ke arah Kira.Dan secara spontan Kira menerima jabatan tangan tersebut. “Ternyata klien kami yang sebelumnya sempat dibahas oleh Tuan Kaisar itu ternyata Anda, Pak Julian. Senang bertemu lagi.” Kira bersikap profesional, menaruh tangan di perut dan mengangguk hormat.“Astaga, Kira! Aku dan Kai ini teman, jangan bersikap formal begitu padaku.” Julian terkekeh-kekeh, membuat pipi Kira tersipu malu.Sementara itu, Kai hanya menatap Kira dan Julian bergantian dengan tatapan tak percaya. Lalu ia berdehem dan berkata, “Sebaiknya kita duduk. Waktuku nggak banyak.”“Oh, baiklah, Tuan Kaisar yang terhormat. Kamu memang selalu sibuk.” Julian tersenyum.Kai duduk

    Last Updated : 2025-03-22
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   40. Sikap Aneh Kai

    Kira tidak mengerti kenapa seharian ini CEO-nya itu selalu merengut dan marah-marah tidak jelas. Apakah mungkin Kai sehari-harinya memang seperti itu saat di kantor? Setelah semua agenda terselesaikan hari ini, Kira masuk ke ruangan Kai dan merapikan meja kerjanya. Sementara Kai tetap diam di kursinya sambil menatap Kira tajam. Kira menaruh barang-barang Kai ke tempat semula, sesuai dengan instruksi Reno tempo hari. Lalu Kira meraih jas hitam milik Kai dari standing hanger, dan menghampiri Kai yang masih menatapnya. Namun, Kira berusaha menghiraukan tatapan tersebut. “Tuan, waktunya Anda pulang. Saya pakaikan jasnya,” ucap Kira sambil memegangi jas Kaisar. “Nggak perlu. Aku bisa sendiri!” tukas Kai tajam, membuat Kira mengerutkan keningnya bingung. Kai merampas jasnya dari tangan Kira dan mengenakannya sendiri. “Tuan, apa saya berbuat sesuatu yang salah? Kenapa Anda marah-marah sama saya?” tanya Kira dengan berani. Kai menghembuskan napas kasar. Pria itu tidak menjawab dan memi

    Last Updated : 2025-03-23
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   41. Tidak Akan Tertarik

    “Aku bilang berhenti tersenyum seperti tadi pada orang lain! Kamu sedang bekerja, bukan sedang memamerkan senyumanmu!” Kira tidak mengerti kenapa Kai terus menerus melarangnya untuk tersenyum. Padahal menjadi ramah adalah bagian dari tugasnya, sama seperti Lia. “Ini sudah di luar jam kerja, Mas, nggak seharusnya membahas hal itu sekarang,” ucap Kira pada akhirnya, membuat rahang Kai mengeras. Namun Kai tidak mengatakan apa-apa lagi dan memilih fokus pada makanannya. Selesai makan beberapa saat kemudian, Kira bergegas pergi ke rumah Violet dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya ia malas bertemu dengan Violet, tapi ia juga tidak bisa mengabaikan Luna. Saat Kira keluar dari rumah, Kai mengikutinya, berjalan di belakang Kira tanpa berkata apa-apa, tapi Kira sadar bahwa Kai mengikutinya di belakang dan Kira merasa tatapan pria itu akan membolongi punggungnya. Tiba di rumah Violet, Kira mendengar tangisan Luna yang kencang. Kira akan mengetuk pintu, tapi Kai yang tampak panik langsung

    Last Updated : 2025-03-23
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   42. Julian Tahu

    Julian baru saja selesai menghadiri rapat penting saat ia mendapat telepon dari ibunya. Julian menghela napas panjang sambil menatap layar ponsel. Ia sudah tahu apa yang akan ibunya bicarakan. Meski begitu, Julian tetap menerima panggilan tersebut dengan enggan. “Julian, kenapa nggak balas chat Mommy?” cecar Sandra di seberang telepon. Julian memijat pelipis. Tadi pagi ibunya memang sempat mengiriminya pesan, yang berisi alamat tempat pertemuan kencan buta dengan anak salah seorang kenalan ibunya itu. “Mom, sudah aku bilang, aku nggak tertarik ikut perjodohan lagi.” Julian bersikukuh. “Aku bisa cari calon istri sendiri.” “Kalau gitu buktiin dong ke Mommy dan Daddy. Dari dulu kamu selalu bilang begitu, tapi buktinya mana?” Sandra berdecak pelan. “Mau sampai kapan kamu hidup sendiri, Julian?” “Aku masih dua puluh sembilan tahun. Masih banyak waktu untuk memikirkan pernikahan,” timp

    Last Updated : 2025-03-24
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   43. Tergoda

    “Jadi, kamu yang namanya Resti?” tanya Julian sambil duduk di kursi kebesarannya, menatap seorang perawat yang berdiri di hadapannya–yang tampak tak berani menatapnya. “I-Iya, Pak.” Resti gemetaran. Tak biasanya seorang perawat dipanggil ke ruangan CEO. Dan hal itu membuat Resti semakin takut. “A-Ada apa Bapak memanggil saya?” “Jangan gugup.” Julian menghela napas pelan. “Saya cuma mau minta beberapa informasi dari kamu. Kamu ingat pasien melahirkan yang bernama Audy Saskirana atau Kira?” Resti mengerutkan kening, seperti tengah berusaha mengingat-ingat. Setelah cukup lama ia mengingat-ingat, Resti pun mengangguk mengiakan. “Ingat, Pak. Kebetulan waktu itu saya yang mendampingi Bu Kira.” Julian terdiam sejenak, ia sangat penasaran terhadap sesuatu. “Saya dengar… dia melahirkan sendirian–maksud saya nggak ada yang menemani dia dari keluarganya?” Sekali lagi Resti mengangguk. “Betul, Pak. Nggak ada keluarga yan

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   157. Penerimaan Kai

    Kira tertegun. Ia merasakan dadanya bergemuruh hebat, merasa bahagia, bingung dan takut bercampur menjadi satu.Pandangan Kira lalu beralih pada Kai yang tampak mematung, rasa nyeri itu seketika menyergap hati Kira. Ia penasaran bagaimana reaksi Kai mendengar kabar kehamilan ini.Apakah… pria itu akan menolaknya dan tidak peduli pada kehamilannya seperti dulu?“H-Hamil?” tanya Kira sekali, seolah ingin memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.Dokter Amira kembali tersenyum. “Saya tahu, kabar ini cukup mengejutkan. Tapi kondisi janinnya dalam keadaan baik untuk sekarang. Asalkan Bu Kira cukup istirahat dan menjaga pola makan, semuanya akan baik-baik saja dan berjalan lancar. Selama satu sampai tiga hari ke depan, Bu Kira akan dirawat untuk observasi.”Kira hanya mengangguk dengan tatapan penuh kebingungan. Selepas kepergian Dokter Amira yang hilang di balik tirai, suasana di antara Kai dan Kira terasa hening.Kira menggigit bibir bawahnya, ia mengelus perutnya pelan dengan mata ya

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   156. Kabar Bahagia

    Langit-langit ruangan berwarna putih adalah hal pertama yang Kira dapati saat ia membuka mata. Ia mengerjapkan mata berkali-kali untuk menyesuaikan retina matanya dengan cahaya lampu. Bau obat-obatan terasa cukup menyengat. ‘Di mana aku?’ batin Kira sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Yang jelas, ini bukan di kamarnya. Langit-langit dan aroma ruangan itu terasa asing baginya. Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Namun yang ia dapati justru tirai yang menjuntai menutupi sekelilingnya. Kira berusaha mengingat apa yang terjadi padanya. Namun, hal terakhir yang ia ingat adalah kepalanya yang terasa pusing setelah mendapat pesan dari Violet bahwa Kai sedang berada di rumahnya saat itu. Sebuah kabar yang membuat dada Kira sesak. Setelah berjuang menahan rasa nyeri di kepala, Kira tidak ingat apa-apa lagi. Lamunan Kira buyar tatkala ia melihat Kai datang dengan raut muka panik. Pria itu terkejut menatap Kira yang sudah siuman. “Kira, kamu sudah bangun?” g

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   155. Kecewa

    “Kai? Kamu di sini?”Kai mengalihkan tatapannya dari Luna yang tengah terlelap, ke arah Violet yang baru saja memasuki kamar Luna.Wanita itu tampak tersenyum, akan tetapi Kai tahu, senyuman itu mengandung luka. Kai berusaha meraba-raba perasaannya. Masihkah ada rasa cinta di hatinya untuk wanita itu?Namun, Kai tidak bisa memastikannya. Yang jelas, kini sudah tidak ada lagi debar di hatinya saat melihat Violet.Ia menganggukkan kepala. Lalu menghampiri Violet dan berkata, “Kita bicara.”Violet sempat terdiam. Sebelum akhirnya mengikuti langkah kaki Kai yang berjalan ke luar lebih dulu.“Mau aku buatin kopi?” tawar Violet sambil tersenyum lembut.Kai terdiam sesaat. Kepalanya kini terasa penuh, mungkin kafein bisa meringankan beban di kepala, pikirnya. Kai akhirnya mengangguk. “Boleh.”“Baiklah, tunggu sebentar.”Kai menunggu di sofa ruang keluarga. Tatapannya tertuju pada Violet yang kini tengah sibuk dengan mesin pembuat kopi. Kai kembali meraba-raba perasaannya. Namun, hasilnya tet

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   154. Keputusan Kaisar

    Kai berjalan mondar-mandir di bawah tangga. Sesekali mengusap tengkuk. Sesekali menghela napas resah seraya menatap pintu kamar Kira di lantai dua.Sejak kemarin sore, Kira tidak keluar kamar selain hanya untuk makan. Itupun saat makan bersama, Kira tidak banyak bicara. Kira hanya bersuara ketika Kai bertanya, membuat Kai dirundung perasaan gelisah.“Astaga… apa yang harus kulakukan?” erang Kai sembari meraup wajahnya dengan kedua tangan, lalu menghela napas kasar.Kai lalu duduk di sofa dengan kedua siku bertumpu di lutut, sementara jari jemarinya saling bertaut di bawah dagu.Ia tengah berusaha meraba-raba perasaannya. Sebenarnya bagaimana perasaannya terhadap Kira dan Violet? Siapa yang kini lebih ia cintai?Jika itu dulu, setiap kali bersama Violet, ada perasaan senang yang menyelimuti hati. Namun sekarang, ia merasa lebih tenang dan nyaman ketika sedang bersama Kira. Sudah tidak ada lagi debar untuk Violet setiap kali mereka bersama.‘Apa perasaanku untuk Violet sudah hilang?’ ba

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   153. Tidak Perlu Minta Maaf

    Kai menatap kepergian Kira dengan rahang mengeras. Ia berbalik menatap ibunya. “Mami sudah keterlaluan,” ucapnya, dingin. Tanpa sempat menunggu tanggapan dari sang ibu, saat itu juga Kai pergi menyusul Kira. Dengan langkah setengah berlari ia keluar dari rumah Violet, membiarkan pintu di belakangnya terbuka tanpa sempat menutupnya. Kai menyapukan pandangannya ke sekeliling jalanan komplek, ia menemukan Kira yang sedang berjalan cepat di hadapannya. Bergegas Kai menghampiri wanita itu. “Kira, tunggu…!” seru Kai sambil berlari. Namun, Kira seolah tidak memedulikan seruan Kai. Kira terus saja melangkah tanpa menoleh ke belakang. “Kira….” Kai akhirnya berhasil meraih tangan Kira, membuat langkah kaki wanita itu seketika terhenti. Lalu Kai memutar tubuh Kira dan ia tertegun kala melihat mata Kira yang berkaca-kaca. “Kira, maafkan aku,” gumam Kai dengan tenggorokan tercekat. Kira membuang muka, berul

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   152. Tanggung Jawab

    Seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan tengah duduk di sofa ruang tamu. Kai langsung mengernyit, langkahnya terhenti seketika. Tangannya yang menggenggam tangan Kira mengencang tanpa sadar.Sementara Kira… hanya diam mematung dengan ekspresi terkejut yang berusaha ia sembunyikan. Kira menatap wanita itu dan Violet–yang duduk saling berhadapan, dengan tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan.“Mami,” gumam Kai nyaris tak percaya dengan apa yang ia lihat. “Kenapa Mami ada di sini?”Ya, wanita paruh baya itu adalah Grace.Grace tersenyum tipis. Namun, itu bukan senyuman hangat. Melainkan senyuman yang seolah menyimpan sesuatu.“Kebetulan sekali kalian datang,” kata Grace dengan tenang. Ia sama sekali tidak melirik Kira. “Ada yang ingin Mami bicarakan sama kamu, Kai.”Kai melirik Violet yang tampak seperti habis menangis. Violet seketika memalingkan wajahnya dari Kai. Tatapan Kai lalu tertuju pada Kira yang masih terdiam.“Ayo, kita duduk,” ucap Kai pada Kira.Kira menganggu

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   151. Bikin Candu

    “Mana kopiku?” bisik Kai di dekat telinga Kira sambil memeluk Kira dari belakang. Kira sempat terkesiap sesaat, sebelum akhirnya ia sedikit menelengkan kepala agar bisa menatap suaminya. “Sebentar lagi selesai, Mas,” kata Kira sambil menunjuk mesin pembuat kopi yang sedang bekerja. Kai tersenyum kecil, lalu menaruh dagu di pundak Kira sambil memperhatikan mesin kopi dengan saksama. Seharian ini Kai diam di rumah, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama Kira. Dan ternyata berinteraksi dengan Kira tanpa adanya ketegangan, terasa begitu menyenangkan dan menenangkan. Jika itu dulu, setiap kali libur kerja, Kai lebih memilih menyibukkan diri di ruangan kerjanya atau pergi bersama Violet. Namun hari ini berbeda. Sejak bangun pagi tadi, Kai belum melepaskan Kira dari pandangannya. Bahkan ketika Kira turun ke dapur untuk membuat sarapan, Kai tetap mengikutinya seperti bayangan yang enggan berpisah. Saat Kira pergi ke perpustakaan di rumahnya untuk membaca buku, Kai mengikutinya dan pu

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   150. Gosip Tentang Kita

    Hal pertama yang Kira dapati saat ia membuka mata pagi itu adalah wajah Kaisar. Napas hangat Kai menerpa wajah Kira. Pelukan eratnya membuat Kira terkungkung dan sulit bergerak. ‘Kenapa jantungku selalu berdebar-debar?’ batin Kira seraya memandangi wajah Kai dengan tatapan dalam. Kira tidak tahu perasaan apa yang tengah ia rasakan saat ini. Yang jelas, perasaan itu terasa asing tapi menyenangkan. Dan entah sejak kapan memandangi wajah suaminya terasa begitu menenangkan. Tangan kanan Kira terangkat, ia menyapukan jemarinya dengan gerakan seringan kapas di pipi Kai yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kira tersenyum kecil saat mengingat bagaimana tegasnya wajah Kai ketika mengumumkan status pernikahan mereka tadi malam. “Terima kasih,” bisik Kira nyaris tak terdengar. Jemari Kira kini bergerak ke hidung tinggi Kaisar, lalu berakhir di bibir tipis yang semalam memagutnya habis-habisan. Mengingat apa yang Kai lakukan di lantai dansa, dan di kamar ini tadi malam, pipi Kira seketika m

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   149. Dansa

    Selama acara berlangsung, Kai benar-benar tidak melepaskan Kira dari genggamannya.Lelaki itu selalu membawa Kira ke manapun ia pergi. Kai menyapa para kolega yang datang, dan Kira selalu menemaninya.Hampir semua yang mereka temui memuji kecantikan Kira, dan hal itu membuat Kai semakin merangkul Kira dengan posesif.Apalagi saat Kai bertemu dengan Julian, ia semakin protektif pada Kira.Sementara itu, para wanita banyak yang menatap iri pada Kira, sebab Kira bisa menjadi pendamping seorang Kaisar yang digilai banyak wanita.Julian yang sedang menatap Kira dan Kai dari kejauhan, hanya tersenyum samar. Ia tak menyangka bahwa malam ini Kai akan membuat semua orang terkejut dengan pengakuannya tadi.“Kai… kurasa kamu benar-benar sudah berubah,” gumam Julian sebelum menyesap minumannya. “Tapi aku nggak akan tinggal diam kalau kamu sampai menyakitinya lagi.”“Pak Julian?” Seseorang menyapa Julian, membuat Julian sontak mengalihkan tatapannya ke arah kenalannya itu. Dan seketika Julian pun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status