Hari senin, menunjuk kan pukul 06.45 nenek naya membangunkan naya yang masih tertidur lelap. tidak seperti biasa nya, biasanya naya bangun dengan sendiri nya tanpa harus di bangun kan nenek nya.
"Bangun nay udah pagi, nanti kamu terlambat ke sekolah" ucap nenek sembari menggoyangkan bahu naya pelan-pelan.
"hoaammm, iya nek sekarang jam berapa?" naya terbangun dan duduk dengan mata yang masih berat untuk bangun.
"Sekarang jam 06.45, kamu tumben bangun kesiangan, biasanya kan selalu bangun pagi" kata nenek.
"Apa! jam 06.45, yahh kesiangan dong pasti terlambat sekolah" ucap naya sembari menguncir rambut nya yang tadi nya acak-acakan.
"udah-udah, sekarang naya buruan mandi gih, nenek siapkan bekal untuk kamu bawa ke sekolah" ucap nenek.
"siap nek" ucap naya dan bergegas mandi.
selesai mandi dan ganti baju lalu naya salaman sama nenek nya dengan terburu-buru sampai lupa sarapan.
nenek nya yang melihat cucu nya itu pun bertanya.
"nggak sarapan dulu nay?" tanya nenek.
"e enggak nek, nanti naya telat, lagi pula kan naya bawa bekal buat makan di sekolah nanti" jawab naya yang masih tergesa-gesa.
"ya sudah kamu hati-hati ya, sekolah yang pinter" ucap nenek.
"iya nek assalamualaikum" ucap naya sambil mencium punggung tangan nenek nya itu dan beranjak keluar.
drtttttt...drtttt.... (suara telepon berbunyi)
"hallo" ucap nenek yang mengangkat telepon nya.
"naya baru saja berangkat ke sekolah".
"pasti itu ayah" gumam nya lalu ia menaruh kembali sepeda itu dan berbalik badan lalu lari ke dalam rumah kembali.
"ayahhhh" teriak nya dengan hati bahagia karna ayah nya menelfon dan menanyakan kabar nya.
lalu ia meyahut telepon itu dari tangan nenek nya.
"hallo yah, ini nayaa"
"aku mau telfonan sama ayah dulu, naya kangen sama ayah"
"nanti kamu telat lo nay"
"gapapa yah, yang penting naya bisa ngobrol sama ayah"
"ayah ada kejutan buat naya, tapi naya harus sekolah dulu, ayah akan kasih tau kejutan nya apa nanti kalau naya pulang sekolah"
"beneran yah? yaudah kalo gitu naya berangkat sekolah dulu ya yah, dada ayah"
naya mengakhiri pembicaraannya dengan ayah nya dan memberikan hp itu pada nenek nya lagi.
nenek tersenyum kecil saat melihat cucunya yang saking bahagia nya saat mengobrol dengan ayah nya itu.
lalu naya berpamitan kepada nenek nya lagi untuk berangkat ke sekolah.
saat naya sampai di depan gerbang sekolah, ternyata gerbang sudah di tutup satpam. lalu naya memohon-mohon kepada satpam untuk membuka gerbang itu.
"pak tolong bukain gerbang nya" permohonan naya kepada satpam itu.
"tidak bisa dek ini sudah peraturan sekolah" jawab satpam itu.
"tapi pak"
"adek kenapa bisa telat kesekolah, lihat! ini jam berapa" ucap satpam itu sedikit marah.
"maaf pak, saya telat gara-gara telfonan sama ayah, tadi nya ayah menyuruhku berangkat ke sekolah tapi saya tetap keras kepala ngobrol dengan nya karna bertahun-tahun ayah ga ngasih kabar ke saya dan tadi pertama ayah menanyakan kabar saya pak saking rindu nya saya sama ayah sehingga memilih untuk mengobrol dengan nya di banding berangkat sekolah" naya menjelaskan semua nya dengan kepala tertunduk.
pak satpam hanya menggeleng-nggelengkan kepala setelah mendengarkan penjelasan naya. lalu pak satpam itu membuka kan pintu gerbang untuk naya karna kasihan.
"lain kali jangan di ulangin lagi ya dek'' ujar satpam setelah membuka pintu gerbang.
" i...iya pak makasih ya" ucap naya dan bergegas masuk.
"globalisasi adalah..." suara bu melda ia adalah wali kelas naya yang sedang menerangkan murid-murid nya dengan suara keras sehingga terdengar sampai depan kelas. dan naya memberanikan diri untuk masuk kelas.
tok...tok...tok...(suara naya mengetok pintu kelas).
"naya!!!"
"kenapa kamu telat! kamu lihat sekarang jam berapa!" bu melda memarahi naya.
naya memberanikan diri melangkah kan kaki nya untuk mendekati bu melda lalu menjelaskan semua nya dengan membawa badan nya yang gemeteran itu sembari menunduk kan kepala nya.
"ya sudah, ibu maklumi lain kali jangan di ulangin lagi ya, sekarang silahkan duduk" ujar bu melda.
lalu naya mengangkat pandangan nya ke bu melda dan tersenyum.
"makasih banyak ya bu" ucap naya lalu berjalan menuju bangku nya.
"gimanaaa sihh bu ga adil dong"
"alah paling juga alesan doang"
"coba kalau kita pasti di hukum ya kan temen-temen"
sorakan murid-murid lain nya karena merasa iri dengan naya.
"Diam!!!!!!! kita lanjut ke pelajaran tadi" tegasan bu melda sekaligus menenangkan murid-murid nya.
pelajaran pun di lanjut.
bu melda memberikan soal dengan menulis nya di papan tulis, karena naya telat akhir nya bu melda menunjuk naya untuk mengerjakan soal di papan tulis itu.
naya pun memberanikan diri untuk maju ke depan, setelah sampai di depan papan tulis ia pun menggayuh spidol di meja guru dengan tangan nya yang gemeteran.
naya lalu berfikir sejenak lalu menjawab semua soal-soal itu dengan mengikuti kata hati nya.
bu melda lalu mencocokan jawaban naya.
"good job, kamu ternyata anak yang pandai ya nay" ujar bu melda setelah mencocok kan jawaban naya sembari bertepuk tangan.
naya kaget dan bahagia karna ini pertama kali nya bu melda memuji nya.
siswa-siswa lain nya iri dengan naya, mereka saling berbisik dengan teman sebangku mereka masing-masing seolah-olah seperti meremeh kan naya.
kringgggg...kringgg.... ( bel istirhat pun berbunyi).
masing-masing siswa meninggal kan ruang kelas, hanya naya seorang yang ada di dalam kelas, setiap jam istirahat naya tidak pernah keluar kelas. ia selalu makan bekal yang di bawakan nenek nya. ia tidak pernah membawa uang saku saat sekolah, setiap nenek nya memberikan ia uang selalu menolak.
naya mengeluarkan bekal nya dari tas nya dan menaruh nya di meja nya lalu ia membuka bekal itu isinya hanya nasi dan telur. tapi bagi dia itu termasuk makanan yang istimewa karna jarang sekali ia makan dengan lauk tersebut, kebanyakan naya makan dengan tempe dan tahu saja.
braakkkkkk.....
soraya salah satu siswa ter hits di situ ia sengaja menggeser meja naya sehingga bekal naya terjatuh dan berantakan di lantai.
soraya memang anak yang sombong dia selalu memaki-maki naya mentang-mentang derajat mereka beda jauh. soraya terkenal sebagai anak miliarder
"upss...sorry gue ga sengaja" ucap soraya dengan mengangkat ujung kanan bibir nya.
"hahahahaha memang dia itu pantes di gini in" sambung adel yang se geng dengan soraya.
"udah cupu, miskin, jelek lagi" sambung mela se geng dengan soraya juga.
"hahahahahaaaaa" mereka tertawa keras.
"apa??? mau marahh silahkan aja ga takut gue" ujar soraya menantang.
Berlin yang balik dari kantin dan masuk kelas melihat sahabat nya di caci oleh soraya dan teman nya. berlin pun geram tak terima dan menghampiri mereka.
7 menit kemudian......"Cepetaaan woiiii lamaaa amaaaat" teriak Alea dari luar kamar mandi."Sabaaaar napaaa sihhhh" sahut Naya sembari menggosok gigi nya dengan sikat gigi."Nanti telat gobloook" ucap Alea"Gapapa kalau yang telat lo asal jangan gue" ucap Naya."Reseeee""Bodoo amaaat""Nayaa ayo dong gantian sama Alea, nanti dia telat loh. Sekolah nya juga lumayan jauh kan" ujar nek Ipah sembari menggoreng ikan."Dengeriiiin nohhh, tau nih nek memang dia itu egois" sahut Naya."Ngomong apa sih lo gue gak dengerrr""Tuli looo????""Hust Alea nggak boleh gitu, ucapan adalah doa" tegur nek Ipah yang masih menggoreng ikan."Nananananananaaaaa" Naya menyanyi dan menari usai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di badannya."Apa sih gajelass
Malam hari nya, karena kamar yang ada di rumah nek Ipah cuman ada tiga kamar dan itu sudah di huni semua, dua kamar di tempati nek Ipah serta Romeo dan istrinya sedangkan satu kamar lagi di tempati Naya. "Alea tidur dimana nek?" tanya Alea yang tengah menonton televisi bersama nek Ipah, Naya dan Meriska."Kamu tidur sama kak Naya saja, dikamarnya" jawab nek Ipah."Sempitt neeeek" sahut Naya.Memang mereka tidak pernah akur jika di satukan. Mereka selalu bertengkar tapi tidak terus menerus, kadang-kadang akur tapi cuman beberapa menit saja. Setelah itu berantem lagi. Itu memang sudah kebiasaan mereka sejak kecil."Husttt, Naya tidak boleh serakah gitu dong" ujar Meriska."Aku juga nggak mau tidur seranjang sama kak Naya, kak Naya kalau tidur nggak bisa diem, kepala yang semula sejejer dengan kepalaku sampai-sampai pindah posisi jadi di bawah kaki aku. Habis itu kaki nya nggak bisa diem lagi sampai-sa
Proses pemakaman pun selesai, kakek yang sudah ada di dalam tanah dan kini keluarganya hanya bisa berpasrah.Semua orang telah bubar dan pulang masing-masing terkecuali keluarga nya.Nek Ipah yang masih memeluk batu nisan dan terus mengalirkan air matanya, sedangkan Romeo dan adiknya yang masih menaburi bunga-bunga itu. Hingga makam Kakek kini penuh dengan bunga bunga mekar dan wangi.Ranty yang tidak sengaja melihat ada wanita berjalan ke arah nya dengan jubah putih dan kerudung putih juga.Ranty seperti mengenali wanita itu."Kak, itu mbak Rere bukan?" bisik Ranty tepat di telinga Romeo.Wanita itu semakin dekat dan wajah nya pun mulai tampak jelas."Kenapa dia ada disinii?" tanya Romeo da
"Permintaan apa pak?" tanya Romeo.Kakek mengangkat punggung tangan Romeo dan Meriska, dan kakek menepukkan telapak tangan Romeo di atas punggung tangan Meriska. "Bapak ingin kamu menikahi Meriska sekarang juga di depan bapak" pinta pria tua itu. Naya melongo saat mengetahui permintaan terakhir kakek nya, Romeo menatap mata Anak nya dengan sorot mata sebuah kode pertanyaan. Apakah Naya setuju dengan permintaan kakek nya atau malah menolak?.Naya mengangguk dengan arti bahwa dirinya setuju dengan permintaan terakhir kakek nya. Naya tidak mau jika kakek nya nanti pergi dengan hati kecewa, maka dari itu Naya lebih baik mengalah dan membuat hati kakek nya bahagia.Romeo kembali menatap Ayah nya setelah
Nek Ipah membawa botol berisi bubuk itu ke luar dari kamar Naya. "Brakkk" nek Ipah tidak sengaja menabrak Naya karena gugup dan akhir nya botol berisi bubuk itu jatuh."Kam...kamu kok ce...cepet pulang nya" ucap nek Ipah gugup."Iya kan aku sudah bilang cuman sebentar" jawab Naya.Naya melihat ada botol berwarna putih di bawah nya lalu ia mengambil botol itu."Hah! ini kan bubuk racun yang aku sembunyikan di kamar" ucap nya dalam hati."Nenek dapet botol ini dari mana nek?" tanya Naya dan menunjukkan botol itu di hadapannya."Dari...dari..mmm tadi kan Nenek habis merapikan kamar kamu, terus Nenek tidak sengaja melihat botol itu di bawah bantal kamu" jawab nek Ipah.
Minggu pagi hari sinar matahari sudah menyinari bumi dengan sangat terang, Dan Naya pun belum juga bangun ia masih memejam kan mata nya dan merangkul guling kesayangan nya.Meriska masuk dan membuka jendela kamar Naya, Lalu ia duduk di tepi ranjang Naya sembari ia mengelus kening Naya, Ia tidak tega untuk membangun kan Naya."Kamu kenapa tidak membangun kan Naya?" tanya nek Ipah tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya dengan tujuan untuk membangun kan cucu nya."Jangan bu kasihan dia, dia sepertinya kelelahan" jawab Meriska menatap wajah Naya dengan penuh haru."Tapikan dia harus minum obat?""Belum siang-siang banget kok bu""Ya sudah, kamu sibuk?" tanya nek Ipah."Tidak" jawab Meriska."Kalau gitu kamu mau kan di ajak Romeo ke butik, untuk memilih baju pengantin buat kalian?""Kok mas Romeo tidak