Share

Jadi???

Author: putri ratna
last update Last Updated: 2021-03-28 22:00:47

Itu waktu aku kecil ya... yang masih polos-polos nya yang tidak tau apa-apa bahkan masalah orang tua aja aku tidak paham.


Tapi di usia ku yang sekarang aku bisa mengerti, ya. aku mengerti semenjak nenek keceplosan.


Flashback on...


Siang-siang hari saat aku main di depan rumah tiba-tiba alea datang, siapa alea? alea adalah salah satu sepupuku yang rumah nya tidak jauh dari rumah nenek umur nya lebih muda dari saya. ia membawa mainan barbie di tangan nya dan tak sengaja mainan nya itu jatuh. lalu aku mengambilnya sembari mengatakan ...


"Wahh bagus banget mainan ini" ucapku setalah mengambil barbie itu dari tanah.


"Ini punyakuuuu" ucap alea sembari merebut mainan barbie nya itu dari tanganku.


"Ini punyakuuu" ucapku sembari merebut kembali barbie yang ada di tangan nya.


"Ihhh ini punyaakuu, aku yang beliii" tegasan alea yang berusaha merebut mainan nya itu tapi aku terus menahannya.


"Alea... kamu ngalah ya nak kasihan kak naya, dia tidak punya ibu" ucap nenek yang tiba-tiba datang karna mendengar ada keributan di luar rumah.


"Nggak punya ibu?????" tanyaku kaget sehingga aku tidak sengaja menjatuh kan mainan itu


"Ibu aku sudah mati nek???" tanyaku ke nenek lagi.


Lalu nenek terdiam dan berkeringat.


"ya allah ngomong apa aku" ucap nenek dalam hati.


"jawab nek" tanyaku dengan tegas ke nenek.


"tapi itu punyaku nek" ucap alea yang tiba-tiba menghalangi pertannyaanku.


"nanti kan alea bisa beli lagi yang lebih bagus dari ini" jawab nenek yang masih belum juga menjawab pertanyaan ku.


Malam harinya menjelang tidur aku menanyakan hal itu kepada nenek lagi.


"nek, maksud omongan nenek tadi siang apa? ibu aku kemana nek?" tanyaku pada nenek dengan nada rendah.


"ibu nya naya masih hidup kok" jawab nenek simple.


"tapi kenapa nenek bilang kalau aku udah ga punya ibu" tanyaku lagi.


"karena ibu kamu tidak peduli lagi sama kamu, buktinya aja dia ninggalin kamu waktu kamu bayi" jawab nenek dengan nada pelan sembari mengelus pelan bahuku.


"ibu ga sayang aku ya nek" tanyaku lagi yang masih penasaran.


"suatu saat kamu akan mengerti, sebenernya nenek ga mau cerita sekarang tapi karna nenek keceplosan jadi nenek jelasin aja sekalian, kamu yang sabar ya nay" ucap nenek yang masih mengelus pelan bahu ku.


"ibu kenapa tega ya nek sama aku, emang aku punya salah ya sama ibu, sampai-sampai ibu ninggalin aku" ucapku dengan raut wajah yang sedih dan mata yang berkaca-kaca.


nenek hanya membalas dengan pelukan dan aku merasa sesuatu di tanganku seperti air jatuh, saat aku mengangkat pandanganku dan melihat nenek ternyata nenek meneteskan air mata nya hingga mengenai tanganku.


Flashback off...


ya aku bisa mengerti semua nya karna itu. dan awal nya aku masih bingung dan penasaran "kenapa ibu meninggal kan aku dan ayah??" pertanyaan itu terus meneror otak ku.


aku yang mulannya merenung di dalam kamar tiba-tiba pengen hiburan.


"bosen gini-gini aja, nonton tv aja ah siapa tau ada sinetron lucu" gumam ku lalu menginjak keluar kamar.


"nonton sinetron apa kek" tanya ku pada kakek yang tidak sengaja melihat ia melihat tv juga sembari berbaring.


tidak ada respon apapun dari kakek.


"ya ampun, kakek tidur ternyata" ucap ku setelah mendekati kakek dan ternyata ia tertidur.


"ini sinetron apa ya" kata ku lagi lalu aku membaca judul nya.


"suamiku rela meninggalkan ku demi perempuan lain" ucapku ketika membaca judul nya dengan nada kecil karna takut jika kakek terbangun.


"Tega banget laki-laki itu, apa cerita aku sama kayak di sinetron ini, ibu ninggalin ayah karena suka sama laki-laki lain lalu meninggal kan aku dan ayah??"


"masa iya kan ibu perempuan harus nya.."


"Nek nek" nenek yang berjalan menuju kamar lalu aku memanggil nya.


"ada apa naya" jawab nenek berhenti melangkahkan kakinya.


"ibu ninggalin aku gara-gara ibu suka sama laki-laki lain ya" tanyaku pada nenek.


"kok ngomong nya gitu nay" ucap nenek.


"tadi aku nonton sinetron dan di situ alur nya seperti alur kehidupan aku" jawabku.


"ibu kamu ninggalin kamu itu karna cerai sama ayah kamu" jawab nenek


"hah cerai??? apa itu cerai???" pertanyaanku lagi tetapi nenek malah mengabaikan nya, ia memijat kepala nya entah itu karna sakit atau apa aku juga tidak tahu.


nenek pun masih mengabaikan pertanyaanku, ia yang masih memijat pelan kepala nya itu lalu meninggal kan ku dan masuk ke kamar nya.


minggu pagi jam menunjuk kan pukul 07.30 dan perutku terus berbunyi karna lapar dan badan ku pun gemeteran lalu aku pergi ke dapur untuk cari makanan, ternyata tidak ada makanan apa pun di meja makan.


tidak seperti biasanya, biasanya pagi-pagi buta nenek sudah menyiap kan makanan untuk sarapan. dan aku teringat kemarin nenek sempat memijat kepala nya lalu aku bergegas ke kamar nya untuk mengechek nya.


"nek...nenek...nenek ga papa kan nek?" kataku dengan nada pelan sembari membangunkan nenek yang masih tertidur dengan menggoyangkan pelan bahunya.


"nenek tidak apa-apa kok nay, cuman sedikit pusing saja kamu lapar ya, maaf ya nenek belum sempat masak" respon nenek dengan nada rendah dan raut wajah yang pucat ia juga kelihatan lemas sekali.


"ngga kok nek, naya ga laper, nek cepet sembuh ya, naya udah nganggep nenek seperti ibu naya sendiri, naya ga mau kehilangan sosok ibu yang ke dua kali nya" ucapku dan langsung memeluk nenek.


nenek hanya membalas dengan senyum kecil nya dan membalas pelukanku dengan mengusap pelan punggungku.


"aku pijitin ya nek biar nenek cepet sembuh" kata ku dan langsung memijat pelan kepala nenek.


"makasih ya nak, kamu memang anak yang baik" ucap nenek yang masih tersenyum kecil.


"iya, nenek cepet sembuh ya" ucapku sembari mencium pipi nya.


krkkk krkkk...


"suara apa itu nay" tanya nenek.


"emm...su...suara perut naya nek hehe" jawabku tersenyum kecil.


"pasti kamu lapar ya" tanya nenek.


aku mengangguk pelan.


"ya sudah sekarang kamu beli makanan ya satu bungkus aja buat naya" tanggapan nenek setelah meberikan aku uang.


"tapi...nenek?" ucapku


"nenek ga laper, udah sana buruan nanti sakit lo kalau telat makannya".


" i iya nek" kataku dan langsung pergi beli makanan.


aku pun sampai langsung mebuka nasi bungkus itu di kamar nenek untuk makan berdua tapi saat aku mau menyuapi nenek tiba-tiba nenek menolak karna alasannya tidak lapar.


"kita makan berdua ya nek, nih naya suapin" ucapku sembari mengangkat se sendok nasi di mulut nenek.


"nenek tidak lapar, naya aja yang makan" kata nenek menolak.


"tapi nek, aku juga ga mau makan kalau nenek ga makan" ucapku sembari menaruh sendok itu ke piring lagi


"ya sudah ayo kita makan berdua" ucap nenek akhirnya mau makan berdua.


dan satu nasi bungkus itu pun kita makan untuk berdua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Damai Sesaat

    7 menit kemudian......"Cepetaaan woiiii lamaaa amaaaat" teriak Alea dari luar kamar mandi."Sabaaaar napaaa sihhhh" sahut Naya sembari menggosok gigi nya dengan sikat gigi."Nanti telat gobloook" ucap Alea"Gapapa kalau yang telat lo asal jangan gue" ucap Naya."Reseeee""Bodoo amaaat""Nayaa ayo dong gantian sama Alea, nanti dia telat loh. Sekolah nya juga lumayan jauh kan" ujar nek Ipah sembari menggoreng ikan."Dengeriiiin nohhh, tau nih nek memang dia itu egois" sahut Naya."Ngomong apa sih lo gue gak dengerrr""Tuli looo????""Hust Alea nggak boleh gitu, ucapan adalah doa" tegur nek Ipah yang masih menggoreng ikan."Nananananananaaaaa" Naya menyanyi dan menari usai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di badannya."Apa sih gajelass

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Aksi

    Malam hari nya, karena kamar yang ada di rumah nek Ipah cuman ada tiga kamar dan itu sudah di huni semua, dua kamar di tempati nek Ipah serta Romeo dan istrinya sedangkan satu kamar lagi di tempati Naya. "Alea tidur dimana nek?" tanya Alea yang tengah menonton televisi bersama nek Ipah, Naya dan Meriska."Kamu tidur sama kak Naya saja, dikamarnya" jawab nek Ipah."Sempitt neeeek" sahut Naya.Memang mereka tidak pernah akur jika di satukan. Mereka selalu bertengkar tapi tidak terus menerus, kadang-kadang akur tapi cuman beberapa menit saja. Setelah itu berantem lagi. Itu memang sudah kebiasaan mereka sejak kecil."Husttt, Naya tidak boleh serakah gitu dong" ujar Meriska."Aku juga nggak mau tidur seranjang sama kak Naya, kak Naya kalau tidur nggak bisa diem, kepala yang semula sejejer dengan kepalaku sampai-sampai pindah posisi jadi di bawah kaki aku. Habis itu kaki nya nggak bisa diem lagi sampai-sa

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Dia Datang Kembali

    Proses pemakaman pun selesai, kakek yang sudah ada di dalam tanah dan kini keluarganya hanya bisa berpasrah.Semua orang telah bubar dan pulang masing-masing terkecuali keluarga nya.Nek Ipah yang masih memeluk batu nisan dan terus mengalirkan air matanya, sedangkan Romeo dan adiknya yang masih menaburi bunga-bunga itu. Hingga makam Kakek kini penuh dengan bunga bunga mekar dan wangi.Ranty yang tidak sengaja melihat ada wanita berjalan ke arah nya dengan jubah putih dan kerudung putih juga.Ranty seperti mengenali wanita itu."Kak, itu mbak Rere bukan?" bisik Ranty tepat di telinga Romeo.Wanita itu semakin dekat dan wajah nya pun mulai tampak jelas."Kenapa dia ada disinii?" tanya Romeo da

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Permintaan Terakhir Kakek

    "Permintaan apa pak?" tanya Romeo.Kakek mengangkat punggung tangan Romeo dan Meriska, dan kakek menepukkan telapak tangan Romeo di atas punggung tangan Meriska. "Bapak ingin kamu menikahi Meriska sekarang juga di depan bapak" pinta pria tua itu. Naya melongo saat mengetahui permintaan terakhir kakek nya, Romeo menatap mata Anak nya dengan sorot mata sebuah kode pertanyaan. Apakah Naya setuju dengan permintaan kakek nya atau malah menolak?.Naya mengangguk dengan arti bahwa dirinya setuju dengan permintaan terakhir kakek nya. Naya tidak mau jika kakek nya nanti pergi dengan hati kecewa, maka dari itu Naya lebih baik mengalah dan membuat hati kakek nya bahagia.Romeo kembali menatap Ayah nya setelah

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Nyaris Saja

    Nek Ipah membawa botol berisi bubuk itu ke luar dari kamar Naya. "Brakkk" nek Ipah tidak sengaja menabrak Naya karena gugup dan akhir nya botol berisi bubuk itu jatuh."Kam...kamu kok ce...cepet pulang nya" ucap nek Ipah gugup."Iya kan aku sudah bilang cuman sebentar" jawab Naya.Naya melihat ada botol berwarna putih di bawah nya lalu ia mengambil botol itu."Hah! ini kan bubuk racun yang aku sembunyikan di kamar" ucap nya dalam hati."Nenek dapet botol ini dari mana nek?" tanya Naya dan menunjukkan botol itu di hadapannya."Dari...dari..mmm tadi kan Nenek habis merapikan kamar kamu, terus Nenek tidak sengaja melihat botol itu di bawah bantal kamu" jawab nek Ipah.

  • Ibu Tiriku Malaikatku   Menemukan Sesuatu Di Kamar Naya

    Minggu pagi hari sinar matahari sudah menyinari bumi dengan sangat terang, Dan Naya pun belum juga bangun ia masih memejam kan mata nya dan merangkul guling kesayangan nya.Meriska masuk dan membuka jendela kamar Naya, Lalu ia duduk di tepi ranjang Naya sembari ia mengelus kening Naya, Ia tidak tega untuk membangun kan Naya."Kamu kenapa tidak membangun kan Naya?" tanya nek Ipah tiba-tiba masuk ke dalam kamar Naya dengan tujuan untuk membangun kan cucu nya."Jangan bu kasihan dia, dia sepertinya kelelahan" jawab Meriska menatap wajah Naya dengan penuh haru."Tapikan dia harus minum obat?""Belum siang-siang banget kok bu""Ya sudah, kamu sibuk?" tanya nek Ipah."Tidak" jawab Meriska."Kalau gitu kamu mau kan di ajak Romeo ke butik, untuk memilih baju pengantin buat kalian?""Kok mas Romeo tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status