Short
Ibuku Seorang Misoginis

Ibuku Seorang Misoginis

Oleh:  Shreya AvantikaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
2
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
8Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ibuku sangat membenci perempuan. Bahkan aku, anak perempuannya sendiri. Sejak aku lahir, dia sudah ingin membunuhku. Memakai lipstik, aku dipukul. Mengenakan rok, aku kena pukul juga. Apalagi kalau aku mendekati Ayah, akan lebih parah lagi. Menjelang ujian masuk perguruan tinggi, ibuku yang sangat membenci perempuan menyebarkan gosip di sekolah, menuduhku merayu ayahku sendiri. Sampai akhirnya aku terjun dari lantai lima belas. Hasilnya? Ibuku sangat puas.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Di rumah sakit, seorang perawat dengan riang menerimaku dari dokter anak, lalu berkata kepada ibuku.

"Bayinya perempuan, kulitnya putih bersih. Pasti cantik kalau sudah besar!"

Mendengar itu, wajah ibuku yang awalnya tampak lemah seketika berubah.

Dia langsung menarik rambut perawat muda itu dan menamparnya beberapa kali.

Suara makian ibuku menggema di sepanjang koridor.

"Dasar perempuan sial! Apa kamu diam-diam menukar anakku? Aku sudah makan banyak tokek kering! Mana mungkin anak itu bukan laki-laki!"

Untungnya, bibiku cepat tanggap. Sambil menahan ibuku, dia menelepon ayahku untuk datang, sehingga keributan itu akhirnya reda.

Gara-gara telepon itu, ibuku terus menatap bibiku dengan sinis.

Setelah kesehatan Ibu membaik, Ayah membawanya pulang untuk menjalani masa nifas.

Beberapa waktu kemudian, Bibi datang menjengukku karena khawatir. Di dalam kamar, suara tangisan bayi nyaris tidak terdengar.

Sementara itu, ayahku sedang menyuapi Ibu makan bubur havermut hangat satu sendok demi satu sendok.

"Haris, dengar aku, ya. Kamu cuma boleh mencintaiku seumur hidup. Kamu nggak boleh memeluk dia, apalagi menciumnya!"

Tak lama kemudian, ayahku menjawab singkat, "Baiklah."

Sinar matahari sore yang hangat menyinari kamar, menciptakan suasana yang kelihatannya harmonis, tetapi membuat bibiku bergidik ngeri.

Ayahku memang menepati janjinya. Sepanjang ingatanku, kami tidak pernah bersentuhan secara fisik.

Namun, meskipun begitu, ibuku tetap tidak membiarkanku hidup dengan tenang.

Saat aku berumur tujuh tahun, aku baru saja pulang setelah berjalan sejauh lima kilometer. Belum sempat aku beristirahat, sebuah tamparan keras mendarat di wajahku.

Alasannya? Ibu menemukan karangan berjudul "Ayahku" di buku tugas menulisku.

"Masih kecil sudah belajar hal-hal nggak benar! Siapa yang mengajarimu?!"

Dengan buku tugas itu, dia menunjuk-nunjuk hidungku sambil memarahiku.

Aku tidak mengerti apa maksud ucapannya, hanya bisa mencari-cari sosok ayahku di dalam kamar dengan penuh harap.

Namun, yang aku dapatkan hanyalah pukulan tanpa ampun.

Setelah kejadian itu, semua urusan sekolah ditangani oleh ibuku. Kepada guru, dia bahkan mengatakan bahwa aku tidak punya ayah.

Aku masih ingat betul bagaimana puasnya wajah Ibu waktu itu saat menegaskan kepemilikannya.

Seiring bertambahnya usiaku ....

Ibuku mulai mengungkapkan keluhannya pada tetangga-tetangga di kompleks.

"Sial banget nasib keluargaku! Anak perempuan kandungku ini seperti perempuan jalang, dari kecil nggak tahu malu, hanya bisa menggoda laki-laki!"

Hampir di mana pun aku berada, ada saja orang yang berbisik-bisik di belakangku.

Aku mulai terbiasa dengan semua itu.

Hingga suatu hari, ada keluarga baru pindah ke rumah sebelah, keluarga kecil yang penuh kelembutan.

Setiap kali aku diusir oleh Ibu, mereka selalu menampungku di rumah mereka. Bahkan seorang kakak perempuan di keluarga mereka, yang usianya beberapa tahun lebih tua dariku, sering berbagi camilan denganku.

Bagiku, keluarga itu adalah salah satu dari sedikit cahaya dalam hidupku.

Namun, langit tidak selamanya cerah bagiku .

Hari itu, seperti biasa, aku menunggu Ibu selesai bermain kartu di depan rumah.

Melihatku berdiri di luar, kakak perempuan itu membawa kursi dan menemaniku sambil mengobrol.

Dengan penuh semangat, aku menceritakan kehidupan sekolahku padanya.

Aku sama sekali tidak menyadari bayangan gelap yang mendekat dari belakang.

Ketika aku berbalik dan melihat Ibu keluar, wajahku masih penuh senyum.

Melihat senyumanku, Ibu langsung melayangkan tamparannya tanpa berpikir panjang.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Marni Granger
cerita yg aneh
2025-05-03 17:09:18
0
user avatar
An Da
jakkakwjwjjwkbs
2025-03-08 13:31:25
1
user avatar
An Da
gabisa unlock next chapter
2025-03-08 13:26:53
1
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status