Beranda / Romansa / Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel / Bab 6 Yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar

Share

Bab 6 Yang Tidak Berkepentingan Silakan Keluar

Penulis: Panda
Sementara itu, Meghan yang baru saja naik ke mobil, juga menerima telepon dari rumah sakit.

"Leona Benedict?"

Mendengar nama yang disebutkan di telepon, Meghan tidak bisa menahan senyumnya. Jika dia tidak salah ingat, wanita itu adalah kekasih masa lalu Danzel. Selama beberapa tahun pernikahan mereka, Danzel selalu pergi ke rumah sakit untuk menemui Leona.

Meghan tidak menyangka bahwa kini Leona malah menjadi pasiennya. Dunia ini memang sempit. Mengingat ekspresi serius Danzel yang mengatakan bahwa dia belum sempat menandatangani surat perceraian mereka, Meghan merasa khawatir.

Meghan mengelus dagunya perlahan, lalu terlintas ekspresi licik di matanya. Dalam hatinya membatin, 'Danzel, apa kamu mau menolong kekasih lamamu? Kalau begitu, tandatangani dulu surat perceraiannya!'

Melihat senyuman bosnya dari pantulan kaca spion, Wesley yang sedang mengemudi pun sontak bergidik ngeri. Jika bosnya menunjukkan ekspresi seperti ini, berarti ada orang yang akan mendapat kesialan ....

Di rumah sakit ....

Danzel bergegas ke kamar pasien Leona. Wajahnya yang awalnya tampak tidak berekspresi, kini telah menunjukkan senyuman tipis.

"Danzel, kamu sudah datang, ya." Leona yang sedang berbaring di ranjang pasien, langsung merasa tersentuh ketika melihat kedatangan Danzel. Dia menggigit bibirnya sekilas, lalu seolah-olah teringat dengan sesuatu, Leona mengangkat lengannya.

Jubah pasien yang longgar itu pun tergelincir dan menampakkan bekas luka bakar di lengan kiri Leona.

"Jangan bergerak sembarangan."

Melihat adegan ini, Danzel langsung mendekat dan menyelimuti Leona yang tampak lesu. Dia merasa sangat bersalah ketika melihat bekas luka yang mengerikan itu. Jika bukan karena menyelamatkan Danzel, Leona tidak akan mendapat bekas luka seburuk itu.

"Bukankah Dokter sudah bilang, kamu tidak boleh bergerak sembarangan. Tubuhmu ini terlalu lemah ...."

Melihat kepedulian Danzel terhadap dirinya, Leona diam-diam menyunggingkan seulas senyuman.

"Aku nggak akan bergerak kalau yang datang itu orang lain .... Ini karena aku melihatmu, jadi ...."

Leona tadinya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam hubungannya dengan Danzel. Namun, di tengah pembicaraan mereka, pintu ruang pasien tiba-tiba terbuka.

"Tuan Danzel," panggil Direktur Rumah Sakit seraya berjalan menghampirinya.

Begitu mendengar suara tersebut, Danzel meletakkan kembali Leona ke tempat tidur tanpa memperhatikan ekspresi kesal di wajahnya.

"Tuan Danzel, rumah sakit kami telah mengundang Dokter Dorothy yang paling terkenal untuk menolong Nona Leona. Kondisi penyakit Nona Leona berulang kali memburuk dan rumah sakit masih belum bisa menemukan penyebabnya sampai saat ini. Tapi, Dokter Dorothy mungkin saja bisa menemukan penyebabnya karena beliau telah menyembuhkan banyak sekali pasien!"

"Keberadaan Dokter Dorothy selalu tidak menentu, kami juga sempat kesulitan mencarinya. Kali ini, kebetulan kami menemukan keberadaannya dan bersusah payah untuk mengundangnya kemari!"

Direktur rumah sakit sangat kegirangan ketika Dokter Dorothy setuju untuk datang. Kehadirannya pasti akan membawa ketenaran bagi rumah sakit mereka!

Tatapan Danzel menjadi makin dalam. Dia sangat penasaran terhadap orang yang terus dipuji-puji oleh direktur ini. Namun, Leona yang mendengar ucapannya ini malah merasa gelisah. Pasalnya, dia tidak punya penyakit sama sekali ....

"Kak Danzel, kamu pasti kesulitan sekali untuk mengundang Dokter Dorothy ini. Aku nggak apa-apa kok, Kak ...," ucap Leona dengan mata berkaca-kaca. Tampangnya seolah-olah dia tidak ingin merepotkan Danzel.

"Nona Leona, tidak usah khawatir. Begitu Dokter Dorothy mendengar tentang Anda, dia sangat tertarik dengan penyakit Anda. Oleh karena itu, dia sengaja datang secara khusus untuk mengobatimu."

Baru saja Leona hendak bicara, dia sudah disela oleh dokter itu hingga tidak bisa berkata-kata.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu. Selanjutnya, pintu kamar pasien terbuka dan muncullah seorang wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi berwarna hitam dan jas dokter.

Mengikuti ke arah tersebut, Danzel melihat sebuah sosok di belakang direktur rumah sakit. Leona juga mendongak melihatnya. Baru hendak mengatakan sesuatu, matanya tiba-tiba membelalak dan ucapannya tercekat di tenggorokannya.

"Meghan?" Danzel memicingkan matanya sambil berkata, "Kenapa kamu di sini?"

Melihat kedua orang ini, Meghan baru saja ingin menjawab pertanyaannya, tetapi telah disela oleh Leona.

"Kak Meghan, maaf aku bukan sengaja menyuruh Kak Danzel untuk menemaniku. Aku benar-benar ketakutan sendirian di rumah sakit. Huhuhu ...," ujar Leona dengan nada lembut. Ucapannya benar-benar terdengar tulis.

Meghan mengangkat alisnya melihat direktur rumah sakit di sampingnya.

"Nona Leona, ini adalah Dokter Dorothy yang akan menyembuhkan penyakit Anda. Anda tidak perlu takut sendirian di rumah sakit lagi sekarang!" jawab direktur itu.

Entah disengaja atau tidak, ucapan terakhir direktur membuat Leona terdiam dan tidak bisa bereaksi.

"Kamu Dokter Dorothy? Kenapa aku tidak tahu kamu bisa mengobati orang?" Raut wajah Danzel tampak sangat buruk. Tatapannya penuh dengan kecurigaan.

Wanita ini baru saja menghadiri pesta akuisisi di lokasi acara, sekarang malah sudah mengenakan jubah dokter dengan kedua tangan dimasukkan di sakunya. Meghan adalah Dokter Dorothy yang dimaksud mereka?

"Cih, Tuan Danzel, kenapa kamu banyak sekali bertanya?" ucap Meghan tanpa segan-segan.

Danzel merasa agak terkejut, kenapa dia tidak tahu Meghan adalah Dokter Dorothy selama ini? Apa mungkin Meghan sengaja menyembunyikan identitasnya? Entah mengapa, Danzel merasa tidak nyaman. Setelah menikah dengannya begitu lama, ternyata Meghan menyembunyikan begitu banyak rahasia.

Dari ekspresi Meghan, dia terlihat seolah-olah tidak mengenal Danzel. Dia hanya maju melewati kedua orang tersebut dan berjalan menuju samping ranjang pasien sambil melihat Leona.

"Nona Leona, riasanmu luntur."

Entah dari mana Leona membeli peralatan rias dengan kualitas seburuk ini. Eyeliner-nya luntur ketika dia menangis tadi, membuat penampilannya kini terlihat sangat buruk.

"Meghan, kamu ...." Leona merasa sangat kesal, tetapi dia tetap menahan emosinya.

"Orang yang tidak berkepentingan, silakan keluar dari kamar pasien. Sebab, ini akan mengganggu kelancaran prosedur operasi pasien." Nada bicaranya sangat dingin, tanpa emosi sama sekali.

"Tentu saja, kalau kamu tidak keberatan operasi ini akan gagal, anggap saja aku tidak pernah mengatakan apa-apa."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 338 Pesta Ulang Tahun

    Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 337 Mempublikasi

    Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 336 Tinggal Seatap

    Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 335 Tempat Rahasia

    Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 334 Harus Menemukannya

    Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 333 Pulang Secepat Mungkin

    "Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status